Presiden Joko Widodo bersama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7). (foto: Setpres) |
MWawasan.Ankara(TURKI)~ Pemerintah Indonesia dan Turki telah menyepakati untuk mengembalikan tren positif perdagangan dan investasi kedua negara. Salah satunya upaya adalah melalui negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA). Kedua negara juga akan melakukan pengurangan hambatan perdagangan dan penciptaan iklim investasi yang kondusif.
Kesepakatan tersebut tercapai setelah Presiden Joko Widodo dan jajarannya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan di Istana Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7). Pertemuan dengan Presiden Erdoğan ini merupakan bagian dari kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Turki sekaligus sebagai balasan atas kunjungan Presiden Turki ke-12 tersebut ke Jakarta pada tahun 2015 lalu.
"Kita telah sepakat berupaya mengembalikan tren positif perdagangan dan investasi antara lain melalui negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IT-CEPA. Kemudian pengurangan atau pengakhiran hambatan perdagangan dan penciptaan iklim investasi yang kondusif," ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan pernyataan pers bersama.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan kepada Presiden Erdoğan mengenai beberapa bidang kerja sama yang potensial untuk dikembangkan kedua negara. Beberapa bidang yang menjadi prioritas kedua negara adalah perdagangan dan investasi, pertahanan, energi, dan penanggulangan terorisme.
"Bidang kerja sama lain yang mengalami peningkatan signifikan adalah industri pertahanan. Saya menyambut baik hasil konkret kerja sama industri pertahanan antara lain berupa peluncuran tank kelas menengah "Kaplan" produksi bersama Indonesia dan Turki," ucapnya.
Untuk diketahui, di bidang industri pertahanan, selain melakukan produksi tank bersama, pemerintah Indonesia dan Turki juga sepakat untuk mengembangkan kerja sama kedirgantaraan. Kesepakatan tersebut telah dituangkan ke dalam bentuk nota kesepahaman antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry.
"Tadi juga telah kita sepakati untuk menambah kerja sama di bidang pembuatan kapal selam dan truk. Ini juga akan segera ditindaklanjuti oleh tim dari kedua negara," tambahnya.
Sementara itu, di bidang energi, Indonesia memperoleh sokongan dalam hal penyediaan energi listrik di wilayah kepulauan Indonesia. Sebelumnya, sejumlah kapal pembangkit listrik asal Turki telah beroperasi di Medan, Amurang, Bolok, dan Ambon untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di wilayah tersebut.
"Penguatan kerja sama di bidang energi difokuskan pada pemenuhan kebutuhan energi listrik di kawasan kepulauan Indonesia antara lain melalui penggunaan power ship atau kapal penyedia pasokan listrik," Presiden menerangkan.
Kesepakatan tersebut tercapai setelah Presiden Joko Widodo dan jajarannya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan di Istana Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7). Pertemuan dengan Presiden Erdoğan ini merupakan bagian dari kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Turki sekaligus sebagai balasan atas kunjungan Presiden Turki ke-12 tersebut ke Jakarta pada tahun 2015 lalu.
"Kita telah sepakat berupaya mengembalikan tren positif perdagangan dan investasi antara lain melalui negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IT-CEPA. Kemudian pengurangan atau pengakhiran hambatan perdagangan dan penciptaan iklim investasi yang kondusif," ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan pernyataan pers bersama.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan kepada Presiden Erdoğan mengenai beberapa bidang kerja sama yang potensial untuk dikembangkan kedua negara. Beberapa bidang yang menjadi prioritas kedua negara adalah perdagangan dan investasi, pertahanan, energi, dan penanggulangan terorisme.
"Bidang kerja sama lain yang mengalami peningkatan signifikan adalah industri pertahanan. Saya menyambut baik hasil konkret kerja sama industri pertahanan antara lain berupa peluncuran tank kelas menengah "Kaplan" produksi bersama Indonesia dan Turki," ucapnya.
Untuk diketahui, di bidang industri pertahanan, selain melakukan produksi tank bersama, pemerintah Indonesia dan Turki juga sepakat untuk mengembangkan kerja sama kedirgantaraan. Kesepakatan tersebut telah dituangkan ke dalam bentuk nota kesepahaman antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry.
"Tadi juga telah kita sepakati untuk menambah kerja sama di bidang pembuatan kapal selam dan truk. Ini juga akan segera ditindaklanjuti oleh tim dari kedua negara," tambahnya.
Sementara itu, di bidang energi, Indonesia memperoleh sokongan dalam hal penyediaan energi listrik di wilayah kepulauan Indonesia. Sebelumnya, sejumlah kapal pembangkit listrik asal Turki telah beroperasi di Medan, Amurang, Bolok, dan Ambon untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di wilayah tersebut.
"Penguatan kerja sama di bidang energi difokuskan pada pemenuhan kebutuhan energi listrik di kawasan kepulauan Indonesia antara lain melalui penggunaan power ship atau kapal penyedia pasokan listrik," Presiden menerangkan.
#Gan/ Setpres/Yo2k
No comments:
Post a Comment