Padang , MW - Setelah sekian tahun berjuang melawan penyakit kulit akut yang diidapnya, Misra (76) tak kuasa menyembunyikan paras lelahnya. Keterbatasan ekonomi keluarga, membuatnya kerap menanggung sendiri penderitaan yang ada. Rasa perih tak terkira ketika penyakit kulit yang bercokol pada bagian dada hingga perutnya meradang, seringkali terpaksa ia tahan karena ketiadaan biaya berobat.
Perempuan renta asli Pariaman ini hanya bisa pasrah menunggu upaya keras sang putera, Jon (45), mencarikan biaya pengobatan untuk dirinya. Sementara, puteranya tersebut juga terbilang minim finansial, karena hanya bekerja serabutan dan statusnya juga duda yang harus menghidupi tiga orang anak yang masih kecil-kecil.
Jon, ketika dijumpai di rumah kontrakan yang ditempati bersama sang ibu di Jalan Pinang Sori II No 12 Kelurahan Air Timur Kecamatan Padang Utara, memaparkan, penyakit kulit akut yang diderita Misra bermula dari penyakit campak yang dulu dideritanya. Entah karena apa, setelah demam campaknya hilang, bentol campak pada bagian dada dan perut tidak kunjung hilang, malah makin besar dan meradang.
Menurut Jon, upaya pengobatan, baik yang konvensional maupun alternatif, berulangkali dilakukan. Namun lantaran keterbatasan biaya, pengobatan tidak bisa rutin. Alhasil, hingga sekarang penyakit Misra tak kunjung sembuh.
Sedemikian fokusnya Jon pada upaya pengobatan sang ibu, adik perempuannya, Fitri, terpaksa tidak melanjutkan pendidikan di SMA Tamsis. Demi kesembuhan sang ibu, gadis itu terpaksa mengalah. Sebab yang selama ini membiayainya sekolah adalah Jon, sang kakak yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga. Ia sadar bahwa kondisi sang abang yang kerja serabutan dengan pemasukan yang serba minim, tak akan mampu menopang biaya sekolahnya. Bisa makan setiap hari saja sudah cukup, ungkap fitri sambil berucap Alhamdulillah.
Saat ini, papar Misra, dirinya hanya bisa pasrah menunggu upaya pengobatan yang lebih intensif. Untuk itu, sebagai salah satu upaya, sang putera telah berupaya mengetuk kepedulian pihak Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang. Sejumlah persyaratan administrasi juga telah dipenuhi. Sayangnya, hingga saat ini belum tampak gerakan reaktif BAZNAS Kota Padang untuk membantu meringankan beban Misra. Begitupun setelah beberapa kali berupaya menghubungi Direktur Eksekutif BAZNAS Kota Padang, Maigus Natsir, belum kunjung ada umpan balik.
"Agar lebih yakin bahwa ibunda saya memang butuh bantuan, kami mempersilahkan tim survey BAZNAS Kota Padang datang langsung ke kontrakan kami guna melihat kondisi ibu kami berikut penyakit yang diidapnya," ujar Jon sedikit gusar.
Menyikapi kondisi Misra yang juga mewakili kondisi segenap kaum dhuafa Kota Padang yang tengah berjuang melawan penyakit, Ketua LSM Generasi Baru Pembela Rakyat (GEBRAK), Ecevit Demirel, menghimbau para dermawan terutama pihak-pihak terkait agar lebih mempertebal kepedulian terhadap sesama yang butuh uluran tangan. Berikan kemudahan bagi mereka yang benar-benar patut diberi bantuan. Ia juga meminta lembaga-lembaga sosial terkait untuk bekerja proporsional dan tepat sasaran.
"Di satu sisi, untuk kegiatan seremonial dan acara hiburan yang cenderung menghambur-hamburkan anggaran, lembaga-lembaga sosial/kemanusiaan terkait mampu melaksanakan dengan baik sukses bahkan kolosal. Sebaliknya, untuk hal-hal yang benar-benar proporsional dan sesuai platform lembaga kenapa cenderung lengah atau cenderung mengabaikan. Nah, jadi lucu khan?," ulasnya.
Dilaporkan : Buya