Satu
Orang Satu Pustaka Keluarga
(Temu Penulis Rumahkayu
Pekanbaru bersama Alizar Tanjung)
Oleh: Alizar Tanjung
Pimpinan
Rumahkayugroup berkunjung ke Rumahkayu Pekanbaru, Sabtu, 18 April 2015.
Kunjungan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap keseriusan Rumahkayu Pekanbaru
melakukan pembinaan terhadap mereka orang-oran muda berbakat. Mereka yang
memiliki talenta.
"Aku
bisa," demikian beliau menggambarkan tentang sebuah keyakinan yang
tertanam ketika pertama kali memulai debut di bidang kepenulisan secara serius
di tahun 2007.
Menurut
beliau hal pertama yang dimiliki orang besar adalah adanya kepercayaan besar
dalam dirinya bahwa dia bisa melakukan sesuatu yang diinginkan itu. Kepercayaan
atau keyakinan yang tertanam dalam diri seseorang, ketika keyakinan itu
memiliki energi yang full, maka semangat akan terjaga secara konstan.
"Saya
mengatakan pertama kali kepada diri saya, saya bisa menulis," ujar Alizar
Tanjung yang lebih akrab di sapa dengan "Bang Ali". Menulis tidak
bisa hanya dilakukan karena persoalan hobi, ingin mencoba, menulis membuahkan
hasil karena kita memang ingin melakukannya dengan menyenangkan dan serius.
Karena
pentingnya believe dalam diri seseorang, oleh sebab itu beliau mengarahkan
setiap orang dalam Rumahkayugroup hendaknya mengenali diri mereka sendiri.
Artinya mereka secara sadar melakukan pekerjaan kepengarangan, begitu juga
dengan pekerjaan design, pekerjaan komikus.
Keunikan dari
Rumahkayu terletak pada beberapa aspek penting yang ditanamkan kepada anggota.
"Rumahkayu
berdiskusi dengan berorientasi pada tujuan dan proses. Kita tidak berorientasi
pada masalah. Setiap kita mencapai apa yang kita inginkan. Menyeimbangkan
antara kualitas dan kuantitas. Kemudian dalam berdiskusi kita lebih menggunakan
sugesti positif dan mengkritisi karya. Satu orang dalam setiap keluarga
mempunyai pustaka keluarga." Demikian di antara poin-poin materi yang
disampaikan dalam diskusi di lantai III
Pustaka Wilayah.
Acara dimulai
pukul 10 pagi. Tema pembahasan awal tentang perkenalan Pimpinan Rumahkayugroup,
mengenal lebih dalam Rumahkayu, personality. Siangnya dilanjutkan dengan
pembahasan materi kepenulisan.
Kedatangan
Bang Ali mendapatkan sambutan hangat dari Anggota Rumahkayu Pekanbaru.
Setiap anggota mempunyai talenta masing-masing. Rezky Fadillah sebagai
contohnya, Rezky sedang penyelesaian dua naskah. Dia menyampaikan betapa ide
buku terputus di tengah jalan. Setelah mendiskusikan bersama Bang Ali, Rezky
mendapatkan pencerahan tentang bagaimana mengembangkan outline. Begitu juga
dengan Robbi Sunarto
yang mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai bagaimana mengembangkan dialog
dan deskripsi dalam cerpen.
"Ternyata
memakai teknik deskripsi membuat cerita lebih berkembang," ujar Robi di
sela-sela diskusi.
Desi Sommalia selaku
koordinator Rumahkayu
Pekanbaru memandang bahwa keberadaan komunitas membantu menjaga
semangat untuk konsisten dalam menulis. Begitu juga dengan Mustopa Kamal Btr yang
merasakan bahwa kehadiran komunitas kembali menormalkan semangatnya yang sempat
down karena persoalan keberadaan komunitas yang tidak konsisten. Sekarang
keberadaan Rumahkayu kembali memompa semangatnya. Mustopa ke depannya berencana
menerbitkan buku pertama sebagai buah karya dari Rumahkayu Pekanbaru. Mustopa
merupakan di antara anggota yang cukup energik menyuarakan Rumahkayu di
Pekanbaru begitu juga dengan Abdul Hamid yang kebetulan tidak datang di acara
diskusi.
Kedatangan Alizar Tanjung ke
Pekanbaru juga tidak terlepas dari keberadaan Syafri. Syafri orang pertama yang
menyambut Pimpinan Rumahkayugroup di hari pertama kedatangannya di Kota
Pekanbaru, Jumat, 17 April 2015.
"Bang Alizar Tanjung,"
ujarnya menyapa Pimpinan Rumahkayu ketika pertama dia menjemputnya di depan
hotel Mona. Padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya.
Syafri
memiliki talenta di bidang design. Malamnya dia sempat belajar design cover
buku bersama Alizar Tanjung. Syafri ahli di bidang mendesign, layout buku.
Keahlian dia di bidang design sebuah modal besar bagi keberadaan Rumahkayu Pekanbaru ke
depan.
Syafri memang
tidak dapat hadir di acara diskusi, sebab bertemunya jadwal kuliah dan jadwal
diskusi. Namun keberadaan Syafri penting dalam mendukung berjalannya acara
diskusi dengan tema proses kreatif yang disampaikan pimpinan Rumahkayugroup.
"Kalau
kembali ke Pekanbaru, langsung kontak saya, Bang," demikian tawaran
Syafri. Dia merupakan salah satu aset yang dibina oleh Desi Sommalia selaku
koordinator Rumahkayu Pekanbaru.
Rumahkayu Pekanbaru juga membina komikus cilik, Salsa. Dia baru SMP. Salsa datang bersama kakaknya Watri. Watri menggeluti dunia cerpen. Kemudian juga hadir Rival yang memilih menulis cerpen. Kemudian ada Yan, yang juga ahli di bidang design.