Breaking

Thursday, December 1, 2016

Jerman Tangkap Staf badan intelijen Karena kampanye Islam Radikal

MWawasan.JERMAN- Seorang staf badan intelijen Jerman (BfV) ditangkap setelah membuat pernyataan keislaman radikal dan memnyebarkan dokumen lembaga itu, lapor media Jerman.

Laporan di surat kabar Die Welt menyebut, orang itu diduga merencanakan serangan bom di kantor BfV di Koeln, namun juru bicara BfV yang dikutip kantor berita Reuters, tidak mengukuhkannya.

"Sampai saat ini tidak ada bukti bahwa ada ancaman yang nyata," tambahnya.
BfV menyebutkan, pria Jerman itu sebelumnya 'tidak berperilaku yang menarik perhatian.'

"Pria itu dituduh membuat pernyataan bernada Islam radikal di internet dengan menggunakan nama palsu dan mengungkapkan dokumen internal dinas intelijen di chatroom internet," tambah juru bicara itu.

Die Welt juga melaporkan bahwa orang itu diungkap oleh seorang informan, yang melakukan percakapan online dengannya tentang kemungkinan melancarkan serangan.

BfV tidak merinci di bagian mana tersangka bekerja, namun majalah berita Jerman Der Spiegel mengatakan, pria itu dipekerjakan belum lama ini untuk mengamati situasi Islam radikal di Jerman.
Majalah ini juga melaporkan bahwa keluarga pria itu tidak tahu menahu bagaimana ia pindah memeluk Islam, yang disebutkan terjadi pada tahun 2014.

BfV - Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi - adalah badan intelijen domestik Jerman. Badan padanannya, Dinas Inteljen Federal (BND), mengurus segala hal yang berkaitan dengan intelijen asing.

Di Jerman diperkirakan terdapat sekitar 40.000 kaum Islamis, termasuk 9.200 orang salafis yang ultra-konservatif, kata kepala BfV kepada kantor berita Reuters awal bulan November.
Ulama tanpa wajah.

Beberapa waktu lalu, Jerman menangkap lima orang radikal, termasuk seorang pengkhotbah misterius warga Irak yang dikenal sebagai Abu Walaa atau yang juga dijuluki 'ulama tanpa wajah,' karena dalam khotbah-khotbahnya di televisi internet ia disorot dari belakang, dan wajahnya selalu disembunyikan.

Operasi dilakukan berdasarkan informasi dari seorang jihadis berusia 22 tahun yang sempat bergabung dengan ISIS di Suriah selama beberapa bulan namun akhirnya melarikan diri ke Turki.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere, mengatakan penangkapan itu sebagai 'keberhasilan yang penting' dan memperlihatkan bahwa aparat keamanan tetap waspada dan aktif.



#Gan/bbc

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas