Breaking

Sunday, December 18, 2016

Saat Air Mata Ibu Boaz Menetes di Stadion Rajamangala

MWawasan.JAKARTA- Air mata Maria Solossa tak mampu dibendung usai menyaksikan putra bungsunya, Boaz Solossa, menangis ketika peluit panjang pertanda laga final Piala AFF 2016 berbunyi di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12).

Indonesia kalah 0-2 dari Thailand pada leg kedua di Bangkok. Hasil tersebut memastikan Thailand keluar sebagai jawara dengan agregat 3-2 setelah sebelumnya tim Merah Putih hanya unggul 2-1 di kandang.

Maria beserta istri Boaz, Adelyna Gedy (istri) dan anak-anaknya ikut larut dalam kesedihan.

Rasa haru biru semakin terasa ketika Boaz mendekat ke arah tribune. Tangisan ibu, istri beserta anak-anak Boaz pun semakin menjadi-jadi.
Boaz baru beranjak dari depan tribune setelah istrinya, Adelyna, menghampiri pagar pembatas sambil melambaikan tangan.

Setelah saling menyapa dengan Boaz, Adelyna, enggan berkomentar. Beruntung, Maria masih mau menjawab beberapa pertanyaan media meski air matanya belum sepenuhnya kering.

"Saya terharu karena kami dari keluarga mengharapkan Boaz bisa membawa Indonesia menang tapi ya belum bisa, itu membuat kami sekeluarga sedih," kata Maria.

"Mereka sudah berusaha semampu mereka. Ya, kalau tidak berhasil berarti Tuhan belum izinkan. Tapi, saya percaya mereka sudah berusaha sekuat tenaga membawa bangsa Indonesia sampai di final. Pasti mereka akan berusaha lagi," tutur Maria.

Boaz merupakan bungsu dari enam bersaudara. Darah sepak bola mengalir dari almarhum ayahnya, Christopher Solossa, yang sempat menekuni sepak bola di Sorong. Sayang, ia meninggal ketika Boaz masih kanak-kanak.

Kakak Boaz, yakni Ortizan Solossa lebih dulu mentas di liga profesional. Namun, bakat luar biasa yang dimiliki Boaz membuat namanya langsung meroket di usia 17 tahun.

Setelah tampil impresif bersama Tim Papua di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004, Boaz pun dipilih dalam daftar pemain timnas Indonesia di Piala AFF 2004.

Oleh karena itulah, Boaz menjadi kebanggan keluarga Solossa. Mereka pun menggantungkan harapan selangit di pundak Boci, begitu Boaz akrab disapa.

Meski demikian, Maria juga tak mau membenahi Boci secara berlebihan. Ia juga meminta masyarakat Indonesia tidak mengkambinghitamkan Boci atas kegagalan Indonesia di AFF 2016.

"Jangan sampai dibilang Boaz tidak mampu karena ini permainan tim dan kami percaya mereka akan berusaha lagi untuk membawa tim Indonesia juara di lain hari," ujarnya.

Boci sudah mencicipi tiga final Piala AFF di sepanjang kariernya. Pertama ketika gelaran tersebut masih bertajuk Piala Tiger 2004 dan AFF 2016. Namun, tak satupun gelar yang mampu dipersembahkan untuk Merah Putih.

Sempat diisukan pensiun dari timnas usai gagal mengantar Indonesia juara di AFF 2016, namun Boci membantahnya. Ia masih mempertimbangkan untuk membela Garuda selama mungkin.

"Kalau masih mampu dia akan terus bermain. Jadi, dia belum pernah cerita soal pensiun," ujar Maria yang yakin putra bungsunya itu masih punya kesempatan untuk mengharumkan nama bangsa di pentas internasional. 


#Gan/cnn/jun/jun

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas