MWawasan.Payakumbuh(SUMBAR)- Rabu pagi warga yang melelui jalan Soekarno Hatta tercengang dan terpurangah lantaran mereka melihata puluhan aparat bersenjata lengkap sedang berjaga jaga disekitaran jalan utama kota payakumbuh.
Kejadian ini memang membuat warga kelurahan Balai Nan duo serta yang melewati jaan utama kota ini sangat terkejut . Belakangan diketahui ternyata aparat yang bersenjata lengkap itu adalah satuan Densus 88 dan satuan Brimob serta anggta polresta Payakumbuh.
Dari pantauan wartawan koran ini dilapangan ternyata saat itu berlanbgsung pemerikasaan dan penggeledahan sebuah bengkel yang bermerek VIRGO oleh Densus 88 dan satauan Brimob.Penggeledahan itu berlangsung hapir satu jam.
Kejadian ini sesungguhnya berawal dari penangkapan seseorang yang diduga teroris berinisial JTL alias HMZ(39 Thn) yang merupakan warga Keurahan Baai Nana Duo oleh Densus 88 dan anggota Brimob sekira jam 10 pagi di sebuah kedai minuman milik Rumiati di kelurahan Tanjung Gadang Kecamatan Payakumbuh barat Kota Payakumbuh.
Kapolres Payakumbuh AKBP Kuswoto dalam keterangannya pada sejumlah wartawan membenarkan perihal penangkapan seorang yang diduga teroris oleh pihak Densus 88 yang dibekap angsung dengan Satuan Brimob Padang Panjang yang dibantu oleh Polres Payakumbuh.
Menurut Kapolres Payakumbuh Sebenarnya tersangka teroris ini sudah di intai sejak 9 bulan yang lalu yang merupakan pengembanagan jaringan Solo kelompok ABI ZAID yang berperan sebagai pembeli bahan-bahan yang diperlukan oleh ABI ZIAD dalam rangka membuat bahan peledak dan BOM yang sekaligus sebagai pencari dana un5tuk kelompoj ABI ZAID dan dalah satu penentu titik titik peledakan nantiknya.
Sementara itu Rumiati (56), pemilik warung kopi tempat terduga teroris JT alias Hmz (39) ditangkap, Rabu (21/12) sekitar pukul 09.30 WIB mengaku kaget dengan operasi Densus 88 di warungnya.
Ia hanya bisa melonggo saja ketika petugas menciduk Hmz. Bahkan kopi yang dipesan terduga belum sempat diminumnya. “Saya hanya melonggo ketika Hmz diambil oleh empat orang dan dinaikan ke mobil,” ujarnya.
Menurutnya, keseharian Hmz tidak ada mencerminkan kalau dia terlibat jaringan teroris.
“Sebelumnya yang bersangkutan bekerja di Bandung, karena ada saudara yang bekerja di konveksi. Di Bandung hanya sekitar satu tahun, selanjutnya yang bersangkutan pulang kampung. Di kampung ini sudah lama juga, sudah sekitar dua tahun. Jadi tidak ada tanda-tandanya,” tambahnya.
#Gan/Saiful datuak