MWawasan.Ciracas(JAKARTA)- Seorang sopir bus PO Saluyu jurusan Garut-Jakarta meninggal secara mendadak tak lama setelah bus yang dikendarainya tiba di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2017) siang.
Sopir bus bernama Darmansyah, berusia 56 tahun, usai turun dari bus tampak berjalan sempoyongan. Kernet, kondektur dan beberapa pedagang yang mengenal Darmansyah pun meminta pria itu beristirahat.
"Dia cuma bilang perutnya sakit. Saya kerokin dia. Ada kawan lain yang membelikan obat masuk angin juga," kata seorang pedagang bernama Wiwik (51) di lokasi.
Seorang rekan lain, kata Wiwik membelikan Darmansyah makanan. Tetapi, baru makan dua suap nasi, badan Darmansyah ambruk dan meninggal dunia sekitar pukul 14.00.
"Kami semua kaget. Dia tidak banyak bilang apa yang dia rasakan selain perutnya sakit. Katanya dia merasakan sakit sejak bus sampai Cileungsi," jelasnya.
Jampang (50) kernet bus yang mendampingi Darmansyah mengatakan, sejak berangkat dari Garut pada Rabu pagi, Darmansyah tidak mengeluh apa-apa. Bahkan, selama perjalanan menuju ke Jakarta, kondisi berlangsung seperti biasa.
"Tapi ketika memasuki Jakarta, saya melihat dia lemas sekali. Saya tanya katanya tidak apa-apa," tutur Jampang.
Tetapi, begitu sampai simpang Pasar Rebo, Jampang berisiatif mengambil alih kemudi setelah melihat kondisi Darmansyah yang sudah semakin lemas.
"Dari Pasar Rebo sampai Terminal Kampung Rambutan saya yang nyetir," kata Jampang.
Peristiwa meninggalnya Darmansyah menjadi perhatian pedagang dan penumpang terminal Kampung Rambutan. Jenazahnya yang tergeletak di samping mushola, di area Terminal Antar Kota, ditutup dengan selembar kain.
Di dekat jenazah, disediakan sebuah kardus. Pedagang dan penumpang, menyerahkan sumbangan uang ke kardus itu untuk biaya pengiriman jenazah Darmansyah ke kampung halamannya di Garut, Jawa Barat.
Kapospol Terminal Rambutan, Polsek Ciracas, Iptu Usman H mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi, Darmansyah dipastikan meninggal karena sakit.
"Beruntung kernet segera mengambil alih kemudi saat kondisinya makin lemah sehingga penumpang selamat sampai di terminal Kampung Rambutan," jelasnya.
Setelah membuat surat pernyataan, perwakilan keluarga Darmansyah membawa pulang jenazah ke Garut.
"Jenazah langsung dibawa pulang," Usman menambahkan.
Sopir bus bernama Darmansyah, berusia 56 tahun, usai turun dari bus tampak berjalan sempoyongan. Kernet, kondektur dan beberapa pedagang yang mengenal Darmansyah pun meminta pria itu beristirahat.
"Dia cuma bilang perutnya sakit. Saya kerokin dia. Ada kawan lain yang membelikan obat masuk angin juga," kata seorang pedagang bernama Wiwik (51) di lokasi.
Seorang rekan lain, kata Wiwik membelikan Darmansyah makanan. Tetapi, baru makan dua suap nasi, badan Darmansyah ambruk dan meninggal dunia sekitar pukul 14.00.
"Kami semua kaget. Dia tidak banyak bilang apa yang dia rasakan selain perutnya sakit. Katanya dia merasakan sakit sejak bus sampai Cileungsi," jelasnya.
Jampang (50) kernet bus yang mendampingi Darmansyah mengatakan, sejak berangkat dari Garut pada Rabu pagi, Darmansyah tidak mengeluh apa-apa. Bahkan, selama perjalanan menuju ke Jakarta, kondisi berlangsung seperti biasa.
"Tapi ketika memasuki Jakarta, saya melihat dia lemas sekali. Saya tanya katanya tidak apa-apa," tutur Jampang.
Tetapi, begitu sampai simpang Pasar Rebo, Jampang berisiatif mengambil alih kemudi setelah melihat kondisi Darmansyah yang sudah semakin lemas.
"Dari Pasar Rebo sampai Terminal Kampung Rambutan saya yang nyetir," kata Jampang.
Peristiwa meninggalnya Darmansyah menjadi perhatian pedagang dan penumpang terminal Kampung Rambutan. Jenazahnya yang tergeletak di samping mushola, di area Terminal Antar Kota, ditutup dengan selembar kain.
Di dekat jenazah, disediakan sebuah kardus. Pedagang dan penumpang, menyerahkan sumbangan uang ke kardus itu untuk biaya pengiriman jenazah Darmansyah ke kampung halamannya di Garut, Jawa Barat.
Kapospol Terminal Rambutan, Polsek Ciracas, Iptu Usman H mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi, Darmansyah dipastikan meninggal karena sakit.
"Beruntung kernet segera mengambil alih kemudi saat kondisinya makin lemah sehingga penumpang selamat sampai di terminal Kampung Rambutan," jelasnya.
Setelah membuat surat pernyataan, perwakilan keluarga Darmansyah membawa pulang jenazah ke Garut.
"Jenazah langsung dibawa pulang," Usman menambahkan.
#gan/wartakota