MWawasan.Melbourne- Menteri Kesehatan Australia Sussan Ley resmi mengundurkan diri dari jabatannya setelah dituduh menggunakan uang perjalanan yang berasal dari pajak untuk membeli sebuah apartemen di Gold Coast, Negara Bagian Queensland.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan ia telah menerima pengunduran diri Ley, pada Jumat (13/1).
“Seluruh warga Australia berhak untuk mengharapkan para politisi menggunakan uang pajak dengan hati-hati, memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan mewakili penggunaan sumber daya umum yang efisien, efektif dan etis,” kata Turnbull.
“Sebisa mungkin kita harus berhati-hati dengan penggunaan uang pajak dan dapat dipertanggungjawabkan.”
Ley mengatakan keputusannya untuk membeli apartemen seharga A$795.000 (atau sekitar Rp7,9 miliar) selama lawatan ke wilayah itu pada Mei 2015 “tidak direncanakan atau diantisipasi”.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Ley bersikeras bahwa ia tidak melanggar peraturan, “bukan hanya tentang uang perjalanan tetapi yang paling penting kode etik menteri”.
Namun, ia mengatakan skandal ini telah menjadi gangguan bagi pemerintah.
“Saat saya berupaya untuk lebih cermat dengan peraturan dan standar, saya menerima bahwa kekesalan masyarakat, bahkan kemarahan, dengan hak-hak politisi harus direspons,” katanya, pada hari Jumat.
Belakangan ini, skandal penggunaan uang-uang perjalanan melanda dunia politik Australia.
Turnbull berjanji untuk membentuk sebuah badan independen untuk mengawasi pengeluaran parlemen, sama dengan apa yang dimiliki Inggris saat ini.
Skandal-skandal penyalahgunaan biaya perjalanan politikus Australia:
*Mantan ketua parlemen Peter Slipper didakwa pada tahun 2014 setelah kedapatan menggunakan tunjangan transportasi taksi untuk mengunjungi perkebunan anggur di Canberra. Dakwaan itu kemudian dibatalkan setelah putusan pengadilan menyatakan bahwa bukti-bukti tidak menunjukkan secara absolut bahwa perjalanan itu tidak berkaitan dengan tugasnya.
*Mantan ketua parlemen lainnya, Bronwyn Bishop, dipaksa mengundurkan diri pada tahun 2015 setelah menggunakan uang rakyat sebesar A$5.000 (atau sekitar Rp49 juta) untuk menyewa helikopter ketika menghadiri penggalangan dana politik,. Skandal ini kemudian dijuluki “Choppergate”.
*Juga pada tahun 2015, media setempat melaporkan Menteri Keuangan Joe Hockey menggunakan tunjangan penginapan sebesar A$270 (sekitar Rp2,6 juta) untuk menginap di sebuah rumah Canberra yang sebagian besar dimiliki oleh istrinya. Meski kemudian terungkap bahwa itu adalah klaim yang sah, kasus ini kemudian menjadi perdebatan baru tentang uang tunjangan para politisi.
*Pada bulan Oktober, politisi senior dari Victoria, Steve Herbert meminta maaf karena menggunakan jasa supirnya yang digaji memakai uang pajak untuk mengangkut anjing-anjingnya sejauh 120 kilometer ke rumahnya.
#Gan/bbc
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan ia telah menerima pengunduran diri Ley, pada Jumat (13/1).
“Seluruh warga Australia berhak untuk mengharapkan para politisi menggunakan uang pajak dengan hati-hati, memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan mewakili penggunaan sumber daya umum yang efisien, efektif dan etis,” kata Turnbull.
“Sebisa mungkin kita harus berhati-hati dengan penggunaan uang pajak dan dapat dipertanggungjawabkan.”
Ley mengatakan keputusannya untuk membeli apartemen seharga A$795.000 (atau sekitar Rp7,9 miliar) selama lawatan ke wilayah itu pada Mei 2015 “tidak direncanakan atau diantisipasi”.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Ley bersikeras bahwa ia tidak melanggar peraturan, “bukan hanya tentang uang perjalanan tetapi yang paling penting kode etik menteri”.
Namun, ia mengatakan skandal ini telah menjadi gangguan bagi pemerintah.
“Saat saya berupaya untuk lebih cermat dengan peraturan dan standar, saya menerima bahwa kekesalan masyarakat, bahkan kemarahan, dengan hak-hak politisi harus direspons,” katanya, pada hari Jumat.
Belakangan ini, skandal penggunaan uang-uang perjalanan melanda dunia politik Australia.
Turnbull berjanji untuk membentuk sebuah badan independen untuk mengawasi pengeluaran parlemen, sama dengan apa yang dimiliki Inggris saat ini.
Skandal-skandal penyalahgunaan biaya perjalanan politikus Australia:
*Mantan ketua parlemen Peter Slipper didakwa pada tahun 2014 setelah kedapatan menggunakan tunjangan transportasi taksi untuk mengunjungi perkebunan anggur di Canberra. Dakwaan itu kemudian dibatalkan setelah putusan pengadilan menyatakan bahwa bukti-bukti tidak menunjukkan secara absolut bahwa perjalanan itu tidak berkaitan dengan tugasnya.
*Mantan ketua parlemen lainnya, Bronwyn Bishop, dipaksa mengundurkan diri pada tahun 2015 setelah menggunakan uang rakyat sebesar A$5.000 (atau sekitar Rp49 juta) untuk menyewa helikopter ketika menghadiri penggalangan dana politik,. Skandal ini kemudian dijuluki “Choppergate”.
*Juga pada tahun 2015, media setempat melaporkan Menteri Keuangan Joe Hockey menggunakan tunjangan penginapan sebesar A$270 (sekitar Rp2,6 juta) untuk menginap di sebuah rumah Canberra yang sebagian besar dimiliki oleh istrinya. Meski kemudian terungkap bahwa itu adalah klaim yang sah, kasus ini kemudian menjadi perdebatan baru tentang uang tunjangan para politisi.
*Pada bulan Oktober, politisi senior dari Victoria, Steve Herbert meminta maaf karena menggunakan jasa supirnya yang digaji memakai uang pajak untuk mengangkut anjing-anjingnya sejauh 120 kilometer ke rumahnya.
#Gan/bbc