MWawasan- Hidup sehat dan berkualitas merupakan harapan
setiap manusia yang hidup di muka bumi. Namun pada kenyataannya, manusia selalu
berhadapan dengan berbagai penyakit dalam perjalanan hidupnya, mulai dari
penyakit ringan hingga penyakit kronis yang mematikan.
Jadi apa yang dimaksud
dengan Penyakit? Dalam kamus bahasa Indonesia, Penyakit adalah gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem yang faal
atau jaringan pada organ tubuh (pada
makhluk hidup).
Dari ribuan
jenis penyakit yang dikenal oleh manusia saat ini, terdapat 10 Jenis Penyakit
yang paling mematikan di Dunia ini. Penyakit yang paling mematikan di dunia
menurut catatan WHO (World Health Organization) adalah Penyakit Jantung Iskemik
atau sering disebut juga dengan Penyakit Arteri Koroner.
Menurut Estimasinya,
Penyakit Jantung Iskemik ini telah menyebabkan kematian 7,4 juta jiwa pada
tahun 2012 di seluruh dunia. Sedangkan urutan nomor 2 ditempati oleh Stroke
yang menyebabkan kematian 6,7 juta jiwa pada tahun 2012.
Berikut ini
adalah daftar lengkap 10 Penyakit yang Paling mematikan di dunia dan angka
kematian yang disebabkannya.
1. Penyakit
Jantung Iskemik
Istilah dalam
bahasa Inggris : Ischemic Heart Disease
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 7,4 Juta jiwa (13,2%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Jantung
Penyebab utama :
Tekanan darah tinggi, obesitas, stress.
Penyakit jantung koroner juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik dan termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.
Seseorang mengalami penyakit jantung koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung terblokir sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes, serta tekanan darah tinggi.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung terblokir sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes, serta tekanan darah tinggi.
2. Stroke
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 6,7 juta jiwa (11,9%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Otak
Penyebab utama :
Tekanan darah tinggi
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat.
Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa dihindari. Jika Anda merasakan serangan stroke atau melihat orang lain terserang stroke, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.
Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa dihindari. Jika Anda merasakan serangan stroke atau melihat orang lain terserang stroke, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.
3. Penyakit
Paru-paru Obstruktif Kronik
Istilah dalam
bahasa Inggris : Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 3,1 juta jiwa (5,6%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Paru-paru
Penyebab utama :
Merokok, Polusi
Penyakit paru obstruktif kronis atau sering disingkat PPOK adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas
PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan. Sedangkan emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap. Kantung udara tersebut akan menggelembung dan mengempis seiring kita menarik dan menghembuskan napas. Kelenturan kantung udara akan menurun jika seseorang mengidap emfisema, akibatnya jumlah udara yang masuk akan menurun.
PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan. Sedangkan emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap. Kantung udara tersebut akan menggelembung dan mengempis seiring kita menarik dan menghembuskan napas. Kelenturan kantung udara akan menurun jika seseorang mengidap emfisema, akibatnya jumlah udara yang masuk akan menurun.
4. Infeksi Pernafasan Bawah
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 3,1 juta jiwa (5,5%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Paru-paru, Saluran Pernafasan
Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. Ada dua jenis infeksi pada saluran pernapasan manusia, yaitu:
- Infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections (URI/URTI), yang meliputi rongga hidung, sinus (rongga berisi udara yang terdapat di sekitar pipi, hidung dan mata), faring (terletak di belakang hidung dan mulut), dan laring (pangkal tenggorokan). Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit pilek, radang sinus atau sinusitis, radang amandel atau tonsillitis, radang pita suara atau laringitis, dan influenza.
- Infeksi saluran pernapasan bawah atau lower respiratory tract infections (LRI/LRTI), yang meliputi trakea (batang tenggorokan), bronkus, bronkiolus, dan paru-paru. Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit seperti radang pada tabung bronkus atau bronkitis, bronkiolitis, influenza, tuberkulosis dan pneumonia.
5. Kanker Trakea, Bronkus, dan Paru-paru
Istilah dalam
bahasa Inggris : Trachea, Bronchus, and Lung Cancers
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 1,6 juta jiwa (2,9%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Paru-paru
Penyebab utama :
Merokok, Polusi, Lingkungan yang beracun
Trakea atau tenggorokan adalah tabung panjang yang membentang dari mulut dan hidung ke paru-paru. Ini menyerupai batang pohon terbalik dengan cabang yang memasok udara ke paru-paru. Cabang-cabang ini dikenal sebagai bronkus.
Trakea terletak di leher, di depan kerongkongan dan terdiri dari cincin konsentris dari tulang rawan. Ini bisa dirasakan jika Anda menyentuh bagian depan leher Anda. Kanker trakea adalah bentuk yang jarang dari kanker yang menyumbang persentase yang sangat kecil dari kasus kanker.
Hal ini sering dikenal sebagai kanker bronkial. Ada beberapa jenis kanker trakea, misalnya sel skuamosa karsinoma yang berkembang di dalam sel-sel yang melapisi bagian tubuh seperti saluran udara dan tenggorokan.
Trakea terletak di leher, di depan kerongkongan dan terdiri dari cincin konsentris dari tulang rawan. Ini bisa dirasakan jika Anda menyentuh bagian depan leher Anda. Kanker trakea adalah bentuk yang jarang dari kanker yang menyumbang persentase yang sangat kecil dari kasus kanker.
Hal ini sering dikenal sebagai kanker bronkial. Ada beberapa jenis kanker trakea, misalnya sel skuamosa karsinoma yang berkembang di dalam sel-sel yang melapisi bagian tubuh seperti saluran udara dan tenggorokan.
6. HIV/AIDS
Istilah dalam
bahasa Inggris : HIV/AIDS
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 1,5 juta jiwa (2,7%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Darah, Sistem kekebalan tubuh
Penyebab utama :
Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
*Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
*Melalui seks oral.
*Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
*Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
*Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.
Tes Infeksi HIV
Jika Anda merasa memiliki risiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling. Segeralah mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (klinik VCT) untuk tes HIV. Dengan tes ini akan diketahui hasil diagnosis HIV pada tubuh Anda.
Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV jika terbukti positif.
Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Tes HIV mungkin akan diulang satu hingga tiga bulan setelah seseorang melakukan aktivitas yang dicurigai bisa membuatnya tertular virus HIV.
HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
*Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
*Melalui seks oral.
*Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
*Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
*Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.
Tes Infeksi HIV
Jika Anda merasa memiliki risiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling. Segeralah mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (klinik VCT) untuk tes HIV. Dengan tes ini akan diketahui hasil diagnosis HIV pada tubuh Anda.
Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV jika terbukti positif.
Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Tes HIV mungkin akan diulang satu hingga tiga bulan setelah seseorang melakukan aktivitas yang dicurigai bisa membuatnya tertular virus HIV.
7. Penyakit
Diare
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 1,5 juta jiwa (2,7%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Usus, Saluran Pencernaan
Penyebab utama :
Virus, keracunan makanan
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2007, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dengan prevalensi sebesar 16,7 persen.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap enteng walaupun kondisi ini umum terjadi.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2007, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dengan prevalensi sebesar 16,7 persen.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap enteng walaupun kondisi ini umum terjadi.
8. Penyakit
Diabetes Melitus (Kencing Manis)
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 1,5 juta jiwa (2,7%)
Organ tubuh yang
terpengaruh : Darah
Penyebab utama :
obesitas, defisiensi sekresi hormone insulin, defisiensi transporter glukosa.
Sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui gejala awal diabetes. Baik bagi yang berisiko tinggi maupun bagi yang merasa sehat dan tidak memiliki riwayat atau potensi mengidap diabetes.
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
*Sering merasa haus.
*Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
*Rasa lapar yang ekstrem.
*Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
*Berkurangnya massa otot.
*Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
*Kelelahan.
*Pandangan yang kabur.
*Luka yang lama sembuh.
*Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter. Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya kondisi diabetes kita.
Pengaruh Hormon Insulin dan Diabetes.
Seluruh sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal. Kadar zat gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.
Tetapi organ pankreas milik penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
*Sering merasa haus.
*Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
*Rasa lapar yang ekstrem.
*Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
*Berkurangnya massa otot.
*Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
*Kelelahan.
*Pandangan yang kabur.
*Luka yang lama sembuh.
*Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter. Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya kondisi diabetes kita.
Pengaruh Hormon Insulin dan Diabetes.
Seluruh sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal. Kadar zat gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.
Tetapi organ pankreas milik penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
9. Tuberkulosis
Istilah dalam
bahasa Inggris : Tuberculosis (TB)
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 900 ribu jiwa
Organ tubuh yang
terpengaruh : Paru-paru
Penyebab utama :
Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Biasa disebut dengan istilah TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tibercullosis. Menurut WHO, sudah sepertiga penduduk dunia terkena penyakit ini. Bahkan jumlah terbesarnya terjadi di ASEAN mencapai 33% dari total kasus di seluruh dunia. Penyakit ini menyerang paru-paru, walaupun kadang juga menyerang organ tubuh yang lain. Penyebarannya cukup mudah yaitu kontak udara antar penderita dengan orang lain. Itulah yang menyebabkan penyakit ini tergolong penyakit yang berbahaya.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB biasanya juga akan kehilangan nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang disertai demam dan kelelahan.
Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Pada kasus ini, kondisi tersebut dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sedangkan TB yang langsung memicu gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.
Biasa disebut dengan istilah TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tibercullosis. Menurut WHO, sudah sepertiga penduduk dunia terkena penyakit ini. Bahkan jumlah terbesarnya terjadi di ASEAN mencapai 33% dari total kasus di seluruh dunia. Penyakit ini menyerang paru-paru, walaupun kadang juga menyerang organ tubuh yang lain. Penyebarannya cukup mudah yaitu kontak udara antar penderita dengan orang lain. Itulah yang menyebabkan penyakit ini tergolong penyakit yang berbahaya.
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB biasanya juga akan kehilangan nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang disertai demam dan kelelahan.
Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Pada kasus ini, kondisi tersebut dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sedangkan TB yang langsung memicu gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.
Penyebab dan Faktor Risiko Tuberkulosis
Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah mycobacterium tuberculosis.Berikut ini adalah beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap HIV/AIDS, diabetes atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
- Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.
- Pecandu narkoba.
- Para perokok.
- Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.
Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis
Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk dideteksi, terutama pada anak-anak. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:- Rontgen dada.
- Tes Mantoux.
- Tes darah.
- Tes dahak.
10. Malaria
Istilah dalam
bahasa Inggris : Malaria
Angka Kematian
pada tahun 2012 : 627 ribu jiwa
Organ tubuh yang
terpengaruh : Darah
Penyebab utama :
gigitan Nyamuk
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Malaria menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit. Malaria bahkan bisa mematikan jika tidak ditangani dengan benar.
Infeksi malaria bisa terjadi cukup dengan satu gigitan nyamuk. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Contoh kondisi penularan penyakit ini adalah jika terjadi kontak dengan darah penderita atau janin bisa terinfeksi karena tertular dari darah sang ibu.
Penderita Malaria di Indonesia
Di Indonesia, terjadi sekitar 400.000 kasus positif malaria setiap tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi, 4.000 kasus mengalami komplikasi atau bahkan berujung pada kematian. Sekitar 1 dari 4 kasus malaria yang terjadi menyerang anak-anak.
Sebagian besar kasus malaria terjadi di wilayah Indonesia Timur.Terutama pada wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Gejala Yang Muncul Akibat Malaria
Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Dalam beberapa kasus yang jarang, gejala muncul setahun setelah gigitan nyamuk terjadi. Gejala-gejala malaria yang biasanya terjadi adalah munculnya demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.
Jika Anda sudah terlanjur mengalami gejala-gejala malaria, segera temui dokter agar bisa dilakukan diagnosis dan penanganan secepatnya. Diagnosis malaria dapat dilakukan dengan mudah melalui tes darah yang sederhana.
Parasit Yang Menyebabkan Malaria
Plasmodium adalah jenis parasit yang menjadi penyebab malaria. Ada banyak sekali jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah.
Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Selain itu jika bergantian dalam pemakaian jarum juga bisa menularkan malaria. Meski jarang sekali terjadi, Anda tetap harus berhati-hati.
Dari berbagai sumber
#Gan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Malaria menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit. Malaria bahkan bisa mematikan jika tidak ditangani dengan benar.
Infeksi malaria bisa terjadi cukup dengan satu gigitan nyamuk. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Contoh kondisi penularan penyakit ini adalah jika terjadi kontak dengan darah penderita atau janin bisa terinfeksi karena tertular dari darah sang ibu.
Penderita Malaria di Indonesia
Di Indonesia, terjadi sekitar 400.000 kasus positif malaria setiap tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi, 4.000 kasus mengalami komplikasi atau bahkan berujung pada kematian. Sekitar 1 dari 4 kasus malaria yang terjadi menyerang anak-anak.
Sebagian besar kasus malaria terjadi di wilayah Indonesia Timur.Terutama pada wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Gejala Yang Muncul Akibat Malaria
Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Dalam beberapa kasus yang jarang, gejala muncul setahun setelah gigitan nyamuk terjadi. Gejala-gejala malaria yang biasanya terjadi adalah munculnya demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.
Jika Anda sudah terlanjur mengalami gejala-gejala malaria, segera temui dokter agar bisa dilakukan diagnosis dan penanganan secepatnya. Diagnosis malaria dapat dilakukan dengan mudah melalui tes darah yang sederhana.
Parasit Yang Menyebabkan Malaria
Plasmodium adalah jenis parasit yang menjadi penyebab malaria. Ada banyak sekali jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah.
Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Selain itu jika bergantian dalam pemakaian jarum juga bisa menularkan malaria. Meski jarang sekali terjadi, Anda tetap harus berhati-hati.
Dari berbagai sumber
#Gan