MWawasan.BANDUNG ~ Museum KAA kembali menggelar tamasya seru di malam hari à la Night at the Museum. Wisata sejarah di malam hari itu bertempat di situs peristiwa Konferensi Asia Afrika, yakni Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika No.65 Bandung. Acara edukatif ini akan dihelat Sabtu malam (18/02/2017) antara pukul 18.30-22.00 WIB.
"Berbeda dengan hari-hari biasa yang hanya bisa dikunjungi siang hari, pengunjung Museum KAA diajak berkeliling Gedung Merdeka dalam keadaan hening. Dalam atmosfir yang hening itu, pengunjung mengikuti sejumlah fragmen peristiwa KAA mulai dari patung Presiden Soekarno hingga suasana sidang KAA," kata Devi Noviadi, Plh. Kepala Museum KAA, Kamis (16/02).
Devi melanjutkan, dengan cara seperti itu pengunjung yang selama ini hanya memandang koleksi di Museum KAA tanpa tahu kisah inspiratif di baliknya akan merasakan nuansa yang kontemplatif. Dalam nuansa itu pengunjung makin merasakan heroiknya peristiwa KAA yang terjadi 62 tahun silam.
Museum KAA, lanjut Devi, merupakan sarana mengenal sejarah diplomasi Indonesia di luar sekolah. Maka itu, pengelola Museum KAA terus berupaya menghadirkan bentuk edukasi yang menarik dan kreatif. "Dengan begitu upaya pelestarian nilai-nilai KAA jadi lebih efektif. Soalnya, pengunjung sambil mendengarkan kisah KAA bisa sekaligus berimajinasi melalui atmosfir Gedung Merdeka yang megah," imbuh Devi.
"Museum KAA harus menyesuaikan zaman sehingga tak ada lagi pendapat bahwa belajar sejarah diplomasi Indonesia adalah berat dan membosankan. Tapi, belajar sejarah diplomasi Indonesia itu adalah keren! Untuk itu kami bekerja sama dengan komunitas Klab Edukator Sahabat Museum KAA. Mereka adalah anak-anak muda yang biasa menyampaikan Nilai-nilai KAA kepada masyarakat," imbuh Devi.
Senada dengan Devi, Farida, pengurus Klab Edukator Sahabat Museum KAA mengatakan, "Kalau dijelaskan dengan cara-cara seperti ini, belajar sejarah diplomasi Indonesia pasti lebih seru. Sebab, kami sebagai generasi muda merasa turut bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan masa lalu kepada generasi sekarang. No History, No Future!" tegas Farida.
Devi menjelaskan, usai mengunjungi museum, pengunjung dapat menikmati sajian panggung akustik di Selasar Timur Museum KAA. Panggung hiburan yang bertajuk 'Panggung Milangkala' itu menampilkan kreatifitas seluruh klab Sahabat Museum KAA. "Kebetulan acara wisata sejarah malam hari ini dilaksanakan bersamaan dengan peringatan 6 tahun Sahabat Museum KAA. Acara terbuka untuk umum dan gratis," jelas Devi.
Laras Annisa Wahyuningtyas, Ketua Pelaksana Milangkala SMKAA 2017 dalam siaran pers yang dilansir sahabatmkaa.com mengatakan, "Acara akan semakin meriah dengan kehadiran 'Sarah N Soul'. Pengunjung dimanjakan paduan alunan harmonika dan gitar."
"Selain hiburan dari klab SMKAA, panggung itu akan diisi gelar wicara serta berbagai hiburan yang melibatkan masyarakat," jelas Laras yang pernah meraih Mojang Mimitran Kabupaten Garut pada tahun 2016 itu.
#HumasMuseum KAA/Infomed
"Berbeda dengan hari-hari biasa yang hanya bisa dikunjungi siang hari, pengunjung Museum KAA diajak berkeliling Gedung Merdeka dalam keadaan hening. Dalam atmosfir yang hening itu, pengunjung mengikuti sejumlah fragmen peristiwa KAA mulai dari patung Presiden Soekarno hingga suasana sidang KAA," kata Devi Noviadi, Plh. Kepala Museum KAA, Kamis (16/02).
Devi melanjutkan, dengan cara seperti itu pengunjung yang selama ini hanya memandang koleksi di Museum KAA tanpa tahu kisah inspiratif di baliknya akan merasakan nuansa yang kontemplatif. Dalam nuansa itu pengunjung makin merasakan heroiknya peristiwa KAA yang terjadi 62 tahun silam.
Museum KAA, lanjut Devi, merupakan sarana mengenal sejarah diplomasi Indonesia di luar sekolah. Maka itu, pengelola Museum KAA terus berupaya menghadirkan bentuk edukasi yang menarik dan kreatif. "Dengan begitu upaya pelestarian nilai-nilai KAA jadi lebih efektif. Soalnya, pengunjung sambil mendengarkan kisah KAA bisa sekaligus berimajinasi melalui atmosfir Gedung Merdeka yang megah," imbuh Devi.
"Museum KAA harus menyesuaikan zaman sehingga tak ada lagi pendapat bahwa belajar sejarah diplomasi Indonesia adalah berat dan membosankan. Tapi, belajar sejarah diplomasi Indonesia itu adalah keren! Untuk itu kami bekerja sama dengan komunitas Klab Edukator Sahabat Museum KAA. Mereka adalah anak-anak muda yang biasa menyampaikan Nilai-nilai KAA kepada masyarakat," imbuh Devi.
Senada dengan Devi, Farida, pengurus Klab Edukator Sahabat Museum KAA mengatakan, "Kalau dijelaskan dengan cara-cara seperti ini, belajar sejarah diplomasi Indonesia pasti lebih seru. Sebab, kami sebagai generasi muda merasa turut bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan masa lalu kepada generasi sekarang. No History, No Future!" tegas Farida.
Devi menjelaskan, usai mengunjungi museum, pengunjung dapat menikmati sajian panggung akustik di Selasar Timur Museum KAA. Panggung hiburan yang bertajuk 'Panggung Milangkala' itu menampilkan kreatifitas seluruh klab Sahabat Museum KAA. "Kebetulan acara wisata sejarah malam hari ini dilaksanakan bersamaan dengan peringatan 6 tahun Sahabat Museum KAA. Acara terbuka untuk umum dan gratis," jelas Devi.
Laras Annisa Wahyuningtyas, Ketua Pelaksana Milangkala SMKAA 2017 dalam siaran pers yang dilansir sahabatmkaa.com mengatakan, "Acara akan semakin meriah dengan kehadiran 'Sarah N Soul'. Pengunjung dimanjakan paduan alunan harmonika dan gitar."
"Selain hiburan dari klab SMKAA, panggung itu akan diisi gelar wicara serta berbagai hiburan yang melibatkan masyarakat," jelas Laras yang pernah meraih Mojang Mimitran Kabupaten Garut pada tahun 2016 itu.
#HumasMuseum KAA/Infomed
No comments:
Post a Comment