Wakil Tetap/Duta Besar RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani bersama para peserta diskusi panel di Markas Besar PBB, New York, AS |
MWawasan.New York(AS) ~ "Personil wanita pada misi pemeliharaan perdamaian PBB dewasa ini semakin memiliki peran signifikan dalam memelihara perdamaian serta pembangunan paska-konflik di berbagai benua", demikian dinyatakan oleh Wakil Tetap/Duta Besar RI untuk PBB di New York, AS, Dian Triansyah Djani, pada acara diskusi panel berjudul peran wanita dalam misi pemeliharaan perdamaian (MPP) PBB yang diselenggarakan oleh Indonesia di Markas Besar PBB di New York, AS, di sela-sela Sidang Special Committee for Peacekeeping Operations (C-34). Diskusi panel menghadirkan UN USG for Peacekeeping Operations H.E. Herve Ladsous sebagai keynote speaker, serta Direktur KIPS, Andy Rachmianto sebagai moderator.
"Keterlibatan perempuan pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB bukan lagi suatu pilihan tapi merupakan current policy PBB (ius constitutum) melalui Resolusi DK PBB 1325 (2000) dan resolusi-resolusi selanjutnya," tambah Watapri Dian Triansyah Djani.
UN USG for Peacekeeping Operations, Herve Ladsous dalam sambutannya mengapresiasi pledge dan komitmen Indonesia untuk meningkatkan women peacekeepers. "Perempuan harus berperan lebih dalam penyelesaian konflik, dan transisi dari konflik ke arah perdamaian," ujar Herve Ladsous.
Diskusi Panel ini menghadirkan dua panelis dari Indonesia yakni Letnan Kolonel TNI Ratih Pusparini, yang pernah bertugas di di MONUSCO (Congo), UNSMIS (Suriah), UNIFIL (Lebanon) dan AKBP Yuli Cahyanti, mantan IPO di UNAMID (Sudan), dan turut didukung oleh negara mitra (Norwegia dan Lebanon), serta dihadiri perwakilan negara anggota C-34, Sekretariat PBB cq DPKO dan DFS, UN Women, dan sejumlah wakil NGOs.
"Keterlibatan perempuan pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB bukan lagi suatu pilihan tapi merupakan current policy PBB (ius constitutum) melalui Resolusi DK PBB 1325 (2000) dan resolusi-resolusi selanjutnya," tambah Watapri Dian Triansyah Djani.
UN USG for Peacekeeping Operations, Herve Ladsous dalam sambutannya mengapresiasi pledge dan komitmen Indonesia untuk meningkatkan women peacekeepers. "Perempuan harus berperan lebih dalam penyelesaian konflik, dan transisi dari konflik ke arah perdamaian," ujar Herve Ladsous.
Diskusi Panel ini menghadirkan dua panelis dari Indonesia yakni Letnan Kolonel TNI Ratih Pusparini, yang pernah bertugas di di MONUSCO (Congo), UNSMIS (Suriah), UNIFIL (Lebanon) dan AKBP Yuli Cahyanti, mantan IPO di UNAMID (Sudan), dan turut didukung oleh negara mitra (Norwegia dan Lebanon), serta dihadiri perwakilan negara anggota C-34, Sekretariat PBB cq DPKO dan DFS, UN Women, dan sejumlah wakil NGOs.
Sementara para panelis tamu adalah Mayor Jenderal Krinstin Lund dari Norwegia yang juga pernah menjadi Komandan Misi Pemelihara PBB di Siprus, Ingrid Dagestad, Deputi Komisaris Polisi di Liberia, serta Wakil Tetap/ Duta Besar Lebanon untuk PBB, Nawaf Salam.
Letkol Ratih Pusparini dalam paparan menyampaikan,"Personil perempuan biasanya lebih bisa membaur dengan masyarakat lokal dibandingkan personil laki-laki, hal ini yang memberikan nilai lebih bagi kesuksesan misi di daerah operasi. Perempuan juga perlu diberikan peran lebih selain "Feminine Duties" (logistik, medis, dan administratif)".
Sementara AKBP Yuli Cahyanti dalam paparannya menyampaikan hal senada bahwa personil perempuan pada umumnya lebih dekat dengan korban konflik dan pengungsi internal (IDPs) khususnya perempuan dan anak-anak. Selain itu, perempuan lebih diterima oleh masyarakat lokal dan mampu memberikan rasa aman, khususnya bagi perempuan dan anak-anak di kamp pengungsi.
Letkol Ratih Pusparini dalam paparan menyampaikan,"Personil perempuan biasanya lebih bisa membaur dengan masyarakat lokal dibandingkan personil laki-laki, hal ini yang memberikan nilai lebih bagi kesuksesan misi di daerah operasi. Perempuan juga perlu diberikan peran lebih selain "Feminine Duties" (logistik, medis, dan administratif)".
Sementara AKBP Yuli Cahyanti dalam paparannya menyampaikan hal senada bahwa personil perempuan pada umumnya lebih dekat dengan korban konflik dan pengungsi internal (IDPs) khususnya perempuan dan anak-anak. Selain itu, perempuan lebih diterima oleh masyarakat lokal dan mampu memberikan rasa aman, khususnya bagi perempuan dan anak-anak di kamp pengungsi.
“Budaya Indonesia dapat diterima dengan baik di masyarakat lokal yang bermotokan senyum, sapa dan salam,” ujar AKBP Yuli.
Mayjen Kristin Lund dan Mrs. Ingrid Dagestad menjelaskan perlunya kaderisasi untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam MPP PBB dan keharusan personel perempuan untuk memperkaya pengalaman guna meraih level tertinggi di PBB dan di misi, salah satunya dengan mengakses "UN Experience."
Side Event juga mendengarkan prespektif host country misi UNIFIL oleh Watap Lebanon untuk PBB, H.E. Nawaf Salam yang menjelaskan kiprah kontingen Indonesia di UNIFIL Lebanon, khususnya personel perempuan yang dinilai mampu berinteraksi dengan semua pihak di daerah operasi sehingga menciptakan suasana kondusif bagi perdamaian.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kampanye pencalonan RI sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019 – 2020. Panel diskusi telah dihadiri oleh lebih dari 120 peserta di Markas Besar PBB yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan dari Sekretariat PBB, Departemen Misi Pemelihara Perdamaian PBB, Departemen Pendukung Operasional PBB, negara-negara anggota PBB serta akademisi yang berkecimpung dalam isu perdamaian.
Sejalan dengan amanah konstitusi, Indonesia telah terlibat dalam misi pemeliharaan PBB sejak 1957. Saat ini, Indonesia berada pada ranking ke-9 negara kontributor personil militer dan polisi pada misi UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), MINUSMA (Mali), MONUSCO (Kongo), MINUTSAH (Haiti), MINURSO (Sahara Barat), UNISFA (Abyei), UNMISS (Sudan Selatan). Dari 2.872 personil TNI dan POLRI yang terlibat, 60 di antaranya adalah wanita dari TNI maupun POLRI.
Side Event berjalan sangat sukses dan mendapat perhatian tinggi dari negara anggota PBB dan publikasi luas oleh Divisi Berita PBB. Hash-tag Side Event #Womenpeacekeepers menjadi trending topic ketiga di twitter. Pada malam harinya diadakan pula Resepsi Diplomatik "To Honor the Role of Women Peacekeepers" dan menyambut sesi sidang C-34, dan dihadiri oleh delegasi C-34, Sekretariat PBB, kalangan penasehat militer, masyarakat madani, think-thank, akamedisi dan media.
Mayjen Kristin Lund dan Mrs. Ingrid Dagestad menjelaskan perlunya kaderisasi untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam MPP PBB dan keharusan personel perempuan untuk memperkaya pengalaman guna meraih level tertinggi di PBB dan di misi, salah satunya dengan mengakses "UN Experience."
Side Event juga mendengarkan prespektif host country misi UNIFIL oleh Watap Lebanon untuk PBB, H.E. Nawaf Salam yang menjelaskan kiprah kontingen Indonesia di UNIFIL Lebanon, khususnya personel perempuan yang dinilai mampu berinteraksi dengan semua pihak di daerah operasi sehingga menciptakan suasana kondusif bagi perdamaian.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kampanye pencalonan RI sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019 – 2020. Panel diskusi telah dihadiri oleh lebih dari 120 peserta di Markas Besar PBB yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan dari Sekretariat PBB, Departemen Misi Pemelihara Perdamaian PBB, Departemen Pendukung Operasional PBB, negara-negara anggota PBB serta akademisi yang berkecimpung dalam isu perdamaian.
Sejalan dengan amanah konstitusi, Indonesia telah terlibat dalam misi pemeliharaan PBB sejak 1957. Saat ini, Indonesia berada pada ranking ke-9 negara kontributor personil militer dan polisi pada misi UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), MINUSMA (Mali), MONUSCO (Kongo), MINUTSAH (Haiti), MINURSO (Sahara Barat), UNISFA (Abyei), UNMISS (Sudan Selatan). Dari 2.872 personil TNI dan POLRI yang terlibat, 60 di antaranya adalah wanita dari TNI maupun POLRI.
Side Event berjalan sangat sukses dan mendapat perhatian tinggi dari negara anggota PBB dan publikasi luas oleh Divisi Berita PBB. Hash-tag Side Event #Womenpeacekeepers menjadi trending topic ketiga di twitter. Pada malam harinya diadakan pula Resepsi Diplomatik "To Honor the Role of Women Peacekeepers" dan menyambut sesi sidang C-34, dan dihadiri oleh delegasi C-34, Sekretariat PBB, kalangan penasehat militer, masyarakat madani, think-thank, akamedisi dan media.
#Gan/ Humas PTRI New York
No comments:
Post a Comment