Breaking

Friday, February 17, 2017

Penembakan Dua Tukang Ojek Di Kecam Komnas HAM

MWawasan.JAYAPURA ~ Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua mengecam aksi penembakan terhadap dua tukang ojek bernama Adi Gading dan Nurhalim, yang disinyalir dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya, pada Senin (13/2) kemarin.
“Kami sangat prihatin dan mengecam aksi itu. Kami Komnas HAM meminta kepada kelompok yang melakukan penembakan agar menghentikan aksinya,” tegas Frits Ramandey, Plt Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Selasa (14/2) kemarin.
Menurutnya, tindak kekerasan terhadap masyarakat tidak dibenarkan dan bisa melanggar HAM. Meskipun yang melakukan tindakan kekerasan tersebut bukan aparat negara.
“Kelompok –kelompok bersenjata yang kerap kali melakukan tindakan kekerasan dan intimindasi baiknya segera menghentikan semua tindakan yang tidak manusiawi, apalagi sampai membunuh atau menghilangkan nyawa manusia,” katanya.
Komnas HAM memandang, profesi kedua korban merupakan pekerjaan yang mulia, karena membantu masyarakat lokal dengan menawarkan jasa angkutan di wilayah itu. Jasa kedua korban juga dinilai telah membantu mengangkat perekonomian masyarakat setempat.
“Mereka tidak punya kepentingan apa –apa, mereka hanya melakukan profesinya sebagai tukang ojek yang sebenarnya memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil, sehingga mestinya mereka itu harus mendapat perlindungan dan difasilitasi,” kata Frits.
Menjelang Pilkada 2017 maupun 2018, menurut Frits, perlunya peningkatan kewaspadaan dari aparat TNI/ Polri. Namun keberadaan aparat tidak cukup apabila tidak didukung oleh masyarakat setempat untuk memelihara keamanan.
Komnas HAM berharap semua pihak dapat menahan diri secara baik agar mensukseskan pelaksanaan pilkada di daerah. Frits menghimbau  kepada para tokoh yang menamakan dirinya Organisasi Papua Merdeka (OPM) baik yang ada di hutan maupun di kota agar tidak melakukan kekerasan secara brutal.
“Sekali lagi seruan ini atas nama kemanusiaan, sehingga Komnas HAM mengharapkan untuk aparat TNI dan Polri bisa berkolaborasi memberikan keamanan untuk warga sipil ditempat – tempat yang rawan,” tutupnya.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Papua menuding Goliat Tabuni, pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata di wilayah Puncak Jaya sebagai pelaku dibalik aksi penembakan dua tukang ojek di Kampung Papagaru, Distrik Irimulia, pada senin (13/2) lalu.
“Pelaku penembakan dua tukang ojek di Kampung Papagaru, Distrik Irimulia itu bagian dari kelompok Goliat Tabuni,” kata Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw kepada wartawan, Selasa (14/2) malam.
Pihaknya menduga penembakan ini dilatarbelakangi kasus laka tunggal yang mengakibatkan salah satu anggota keluarga Goliat Tabuni meninggal dunia, pada akhir 2016 lalu.
"Informasinya masalah ini sudah diupayakan penyelesaiannya dengan membayar ganti rugi oleh pihak pemerintah daerah setempat. Namun sepertinya mereka tidak puas lalu membuat aksi balas dendam pribadi," ujar Waterpauw.
Disinggung apakah peristiwa itu berkaitan dengan Pilkada di Puncak Jaya, Waterpauw membantah keras.  Bahkan Waterpauw menegaskan, kasus penembakan di Puncak Jaya adalah kriminal murni.
"Kasus itu sama sekali tidak mempengaruhi proses tahapan Pilkada. Saya juga mengimbau para pasangan calon Bupati dan seluruh simpatisan agar bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif hingga pencoblosan besok," sambung Jenderal bintang dua ini.
Waterpauw mengklaim situasi di Kabupaten Puncak Jaya terpantau aman dan terkendali, paska penembakan. Saat ini Wakapolda Papua, Brigjen Pol Agus Riyanto didampingi dua pejabat utama Polda Papua telah berada di Puncak Jaya untuk mengawal penanganan kasus penembakan ini, sekaligus mengecek kesiapan pengamanan Pilkada.
“Sekitar 350 aparat kepolisian yang disiagakan di daerah tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya, dua warga yang berprofesi sebagai tukang ojek  bernama Adi Gading dan Nurhalim tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Papagaru, Distrik Irimulia, pada senin (13/2), sekitar pukul 11.30 WIT.

Adi Gading ditemukan tewas akibat luka tembak dibagian pergelangan tangan kiri tembus dan luka bacok di bagian leher dengan menggunakan parang, dengan lebar luka 5 cm dan panjang 12 cm. Sementara korban Nurhalim, tewas akibat luka tembak di bagian lengan tangan kiri bagian atas, tembus punggung belakang kiri dan luka tembak pada bagian atas dada kiri tembus pinggang kanan. 


#Gan/papos/ful

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas