Breaking

Wednesday, February 22, 2017

Wahyu Anugrah Pratama Menderita Tiga Kelainan, Butuh Uluran Tangan

MWawasan.Padang(SUMBAR) ~ SLANG terpasang di hidung Wahyu Anugrah Pratama. Sesekali ibunya, Masriani memasukkan susu formula melalui slang tersebut. Melalui ujung slang itulah makanan dapat masuk ke dalam perut Wahyu setiap hari.

Sebab putra Masriani ini mengalami kelainan sejak lahir. Yakni tidak memiliki langit-langit (sumbing langit mulut) atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan "flafaring".

Di samping sumbing langit mulut, Wahyu juga menderita kebocoran katup jantung, dan sindrom Edward (kelainan kromosom di sel tubuh). Kendati makan melalui slang, pertumbuhan fisik Wahyu terbilang baik. Wahyu nampak segar. Hanya saja orangtua Wahyu yang sehari-hari berjualan roti dorong-dorong keluar masuk kampung, tidak mampu membawa anaknya berobat untuk mengatasi penyakit tersebut. Sebab penghasilannya hanya Rp 70 ribu sehari. Dengan uang Rp 70 ribu sehari itulah Oktavianus mendayung kehidupannya sehari-hari.

Sebenarnya, Oktavianus dan Masriani bukannya tidak pernah mencoba mengatasi penyakit anaknya. Pasangan ini sudah mencoba mengobati anaknya ke mana-mana. Pernah dirawat di RS Sitti Rahmah, RSUP M. Djamil, dan rumah sakit lainnya.

Setiap kali masuk rumahsakit, Wahyu harus dirawat inap dalam jangka waktu lama dan mengeluarkan biaya cukup besar. Sehingga sangat menguras harta yang dikumpulkannya dari berjualan Pecel Lele yang dilakoni sebelumnya.

Dengan berjualan Pecel Lele itu, Oktavianus sempat mengumpulkan uang, sehingga mampu beli rumah dan kendaraan. Demi kesembuhan anak semata wayangnya ini, Oktavianus rela menjual rumah dan kendaraannya.

Jika dulu Oktavianus punya rumah sendiri di Seberang Padang, kini dia tidak punya apa-apa lagi. Dan terpaksa menumpang di rumah kakak istrinya di Aur Duri, Kampung Durian, Kecamatan Padang Timur.

"Demi anak, nyawa pun saya berikan," tekad Oktavianus.

Yang sangat memotivasi Oktavianus untuk menanggulangi kelainan putra semata wayangnya ini karena istrinya Masriani sudah tujuh kali hamil. Namun melahirkan dalam keadaan tidak sempurna. Mulai dari keguguran, sampai ke melahirkan. Namun bayinya hanya berusia beberapa hari saja. Sebab menurut hasil pemeriksaan dokter, di dalam rahim Masriani terdapat semacam virus yang jika masih hamil, Masriani tetap melahirkan anak yang tidak sempurna.

Karena sudah berkali-kali melahirkan dalam keadaan tidak sempurna, pasangan ini sempat putus asa. Pada kehamilan ketujuh inilah lahir anaknya dalam keadaan fisik agak sempurna, namun memiliki tiga kelainan sekaligus.

"Wahyu nafas bagi keluarga kami, saya ingin Wahyu tumbuh besar seperti anak lainnya, meski bertumbuh apa adanya," ujar Oktavianus dibenarkan istrinya.

Pada 6 Februari lalu, Wahyu dirawat di RSUP M. Djamil Padang. Menurut dokter, Wahyu mesti dirujuk ke RS Khusus Jantung Harapan Kita, Jakarta. Mendengar kata dokter, pasangan ini bagai disambar petir. Tak terbayangkan berapa biaya yang harus disediakan dan dari mana harus dicarikan biaya untuk ke Jakarta.

Selasa kemarin (21/2), anggota DPRD Kota Padang Helmi Moesim, Dinas Kesehatan, dan Lurah setempat mengunjungi keluarga Oktavianus. Helmi Moesim sempat menyerahkan bantuan.

Helmi Moesim mensupport pasangan ini untuk tabah dan bersemangat untuk kesembuhan dan kesempurnaan anaknya.

"Tetap semangat ya, dan jangan putus asa untuk kesembuhan Wahyu," pesan Helmi kepada Oktavianus dan Masriani.

Sementara Kepala Puskesmas Andalas, dr Mela Aryati yang ikut hadir di rumah keluarga ini mengatakan, bayi dengan kelainan yang seperti ini usia maksimal hanya satu tahun. Sedangkan usia Wahyu sudah mencapai 1 tahun 9 bulan.

"Dalam kasus Wahyu, ini termasuk luar biasa, surprise buat keluarga ini," kata Mela.

Kini prioritas utama bagi Wahyu, sesuai rujukan dokter adalah penanggulangan kebocoran katup jantung. Untuk itulah Wahyu harus dirujuk ke RS Khusus Jantung Harapan Kita, Jakarta.

Karena padatnya acara, Walikota Padang H. Mahyeldi Ansyarullah Dt Marajo belum sempat mengunjungi pasangan keluarga ini bersama rombongan anggota DPRD Helmi Moesim, Selasa kemarin itu. Namun dari balik gagang teleponnya, Mahyeldi memerintahkan Baznas agar meninjau dan membantu keluarga ini. Dan pihak Baznas pun telah berjanji besoknya (Rabu ini) untuk meninjau sekaligus membantu keluarga tersebut.

Pasangan ini juga berharap uluran tangan dari dermawan dan masyarakat yang tersentuh hatinya.



#Gan/Charlie Ch. Legi

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas