MWawasan.JAKARTA ~ Indonesia menjadi salah satu negara target dalam perluasan kerja sama outreach dialogue kelompok negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), demikian pesan yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Komite Nasional Rusia untuk Penelitian BRICS, Profesor Georgy Toloraya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Russia's BRICS Diplomacy", di Kementerian Luar Negeri (8/3)
FGD yang dibuka oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kementerian Luar Negeri, Dr. Siswo Pramono tersebut dihadiri oleh Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Wakil Duta Besar Repulik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Diplomatic Corps Kedutaan Besar Negara-negara BRICS, perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait, kalangan usaha, dan perguruan tinggi di Jakarta.
Menurut Profesor Toloraya, Indonesia merupakan negara berpengaruh di ASEAN yang dipandang memiliki kesamaan visi dengan BRICS dalam hal reformasi tata kelola pemerintahan dan keuangan global, utamanya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya.
Dalam kaitan itu, Kepala BPPK menyampaikan bahwa BRICS dan ASEAN memiliki potensi besar dalam mengembangkan kerja sama di masa depan. Hal ini terefleksi dari tingkat komplementaritas yang cukup baik di antara keduanya, khususnya di bidang perdagangan. Lebih lanjut, Kepala BPPK menyampaikan bahwa tingkat perdagangan BRICS dengan ASEAN lebih besar dibandingkan perdagangan sesama negara BRICS karena faktor letak negara-negara BRICS yang saling berjauhan.
FGD yang dibuka oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kementerian Luar Negeri, Dr. Siswo Pramono tersebut dihadiri oleh Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Wakil Duta Besar Repulik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Diplomatic Corps Kedutaan Besar Negara-negara BRICS, perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait, kalangan usaha, dan perguruan tinggi di Jakarta.
Menurut Profesor Toloraya, Indonesia merupakan negara berpengaruh di ASEAN yang dipandang memiliki kesamaan visi dengan BRICS dalam hal reformasi tata kelola pemerintahan dan keuangan global, utamanya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya.
Dalam kaitan itu, Kepala BPPK menyampaikan bahwa BRICS dan ASEAN memiliki potensi besar dalam mengembangkan kerja sama di masa depan. Hal ini terefleksi dari tingkat komplementaritas yang cukup baik di antara keduanya, khususnya di bidang perdagangan. Lebih lanjut, Kepala BPPK menyampaikan bahwa tingkat perdagangan BRICS dengan ASEAN lebih besar dibandingkan perdagangan sesama negara BRICS karena faktor letak negara-negara BRICS yang saling berjauhan.
Sementara BRICS dapat menjangkau pasar ASEAN yang lebih besar melalui pintu masuk salah satu negara anggota. Dalam konteks ini, peningkatan konektivitas baik internal BRICS maupun eksternal dengan ASEAN menjadi salah satu kunci.
Perluasan kerja sama untuk menjangkau ASEAN, khususnya oleh Rusia, sesungguhnya telah dimulai melalui penjajakan kerja sama ASEAN-Eurasian Economic Union (EAEU) yang telah disepakati pada ASEAN-Russia Summit di Rusia pada tahun 2016.
Perluasan kerja sama untuk menjangkau ASEAN, khususnya oleh Rusia, sesungguhnya telah dimulai melalui penjajakan kerja sama ASEAN-Eurasian Economic Union (EAEU) yang telah disepakati pada ASEAN-Russia Summit di Rusia pada tahun 2016.
Upaya perluasan kerja sama lainnya yang dapat dikembangkan antara BRICS dan ASEAN, termasuk Indonesia, antara lain mencakup kerja sama di bidang pendidikan dan sumber daya manusia, seperti pertukaran pakar/akademisi (exchange of experts) dan pemuda serta kerja sama antar pusat kebudayaan.
Profesor Toloraya berkunjung ke Jakarta dalam rangka bertemu dengan berbagai stakeholders terkait di Indonesia untuk mensosialisasikan mengenai perkembangan terkini kelompok BRICS, peran BRICS dalam manajemen keuangan dan ekonomi internasional, termasuk G20, serta peluang kerja sama antara Indonesia dan negara-negara BRICS, khususnya dalam konteks outreach dialogue.
Profesor Toloraya adalah seorang diplomat karir Rusia dengan pengalaman dan kepakaran dalam hal hubungan internasional di kawasan Asia. Profesor Toloraya juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan akademik, antara lain, di Moscow State Institute of International Relations (MGIMO) dan Brookings Institution di Washington, DC dan menulis berbagai artikel dan buku mengenai Asia Timur.
Profesor Toloraya berkunjung ke Jakarta dalam rangka bertemu dengan berbagai stakeholders terkait di Indonesia untuk mensosialisasikan mengenai perkembangan terkini kelompok BRICS, peran BRICS dalam manajemen keuangan dan ekonomi internasional, termasuk G20, serta peluang kerja sama antara Indonesia dan negara-negara BRICS, khususnya dalam konteks outreach dialogue.
Profesor Toloraya adalah seorang diplomat karir Rusia dengan pengalaman dan kepakaran dalam hal hubungan internasional di kawasan Asia. Profesor Toloraya juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan akademik, antara lain, di Moscow State Institute of International Relations (MGIMO) dan Brookings Institution di Washington, DC dan menulis berbagai artikel dan buku mengenai Asia Timur.
#Gan/Pusat P2K2 Amerika dan Eropa, Maret 2017
No comments:
Post a Comment