MWawasan.JAKARTA ~ Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar acara wayangan di kantor Kemendagri Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir Jakarta Pusat, Sabtu (11/3) malam. Kegiatan kali ini dengan lakon Semar Bangun Khayangan dengan dalang Ki Anom Dwijo Kangko.
Direktur Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya, Bahrum Alamsyah Siregar sebagai Ketua Panitia Wayangan mengatakan, pertunjukan ini salah satu bentuk pelestarian pengembangan seni budaya Indonesia. Di tengah permasalahan bangsa ini, perlu adanya perbaikan moral.
"Pertunjukan wayang ini sebagai momentum kita bersama untuk untuk melanjutkan kepribadian bangsa, "ujar dia.
Pagelaran wayang ini juga sebagai wujud agenda nawacita Presiden RI Joko Widodo, dimana Kemendagri terus berupaya untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan wayangan. Acara kebudayaan semacam ini tentu memberikan pesan moral ke masyarakat.
Tampak hadir dalam acara ini Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Jenderal Kemendagri Yuswandi A.Temenggung, Sekretaris BNPP Hadi Prabowo, dan segenap para eselon I, II, III, IV, beserta staf dan pegawai Kemendagri. Berikut sinopsis dari wayangan tersebut,
Kyai Semar sebagai abdi (Pamong) yang tidak gila harta dan kedudukang,tokoh yang sederhana tapi mempunyai tugas berat memberi petuah dan bimbingan kepada para pemimpin negara. Dia punya ke inginan membangun khayangan. Tetapi bukan membangun tempat yang megah dan indah. melainkan yang akan di bangun adalah jiwa dari para pemimpin Negara Amarta. Dengan harapan bisa menjadi pimpinan yang adil dan bijaksana sehingga bisa tercipta situasi negara yang aman.tentram dan damai.
Niat yang baik pasti ada halangan dan rintangan.
Di Negara Astina para kurawa dan pandawa sudah 7 (tujuh) hari berguru kepada Brahmana yang bernama Begawan Jati Sampurna. Para pandawa dan kurawa bersedia rukun dengan kurawa atas permintaan gurunya itu. Dengan alasan supaya bisa membatalkan perang saudara antara pandawa melawan kurawa yaitu perang Bratayuda. para pandawa mau menururi semua perintah gurunya tersebut. Hal ini di manfaatkan oleh Begawan Jati sampurna untuk membunuh Semar sebagai tumbal Negara Astina.
Para pandawa yang jiwanya telah di kotori angkara murka berangkat ke kediamam Semar akan membunuh Kyai Semar atas hasutan Pendita yang sekongkol dengan kurawa.
Dengan keikhlasan dan kesabaran seda Iindungan Tuhan Yang Maha Esa Kyai Semar akhirnya dapat menaklukan dan membersihkan jiwa para pandawa.
Semar tau kaiau para pandawa jiwanya sedang di kotori angkara murka. Dengan demikian Semar berhasil Membangun Kahyangan atau jiwanya para peinimpin Ngamarta. Begawan Jati Sampurno juga dapat di taklukan semar.
Dengan demikian para pandawa yang jiwanya telah bersih dapat menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana sehingga Negara Amarta bisa menjadi negara yang aman tentram dan damal.
#Gan/Humas Puspen Kemendagri
Direktur Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya, Bahrum Alamsyah Siregar sebagai Ketua Panitia Wayangan mengatakan, pertunjukan ini salah satu bentuk pelestarian pengembangan seni budaya Indonesia. Di tengah permasalahan bangsa ini, perlu adanya perbaikan moral.
"Pertunjukan wayang ini sebagai momentum kita bersama untuk untuk melanjutkan kepribadian bangsa, "ujar dia.
Pagelaran wayang ini juga sebagai wujud agenda nawacita Presiden RI Joko Widodo, dimana Kemendagri terus berupaya untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan wayangan. Acara kebudayaan semacam ini tentu memberikan pesan moral ke masyarakat.
Tampak hadir dalam acara ini Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Jenderal Kemendagri Yuswandi A.Temenggung, Sekretaris BNPP Hadi Prabowo, dan segenap para eselon I, II, III, IV, beserta staf dan pegawai Kemendagri. Berikut sinopsis dari wayangan tersebut,
Kyai Semar sebagai abdi (Pamong) yang tidak gila harta dan kedudukang,tokoh yang sederhana tapi mempunyai tugas berat memberi petuah dan bimbingan kepada para pemimpin negara. Dia punya ke inginan membangun khayangan. Tetapi bukan membangun tempat yang megah dan indah. melainkan yang akan di bangun adalah jiwa dari para pemimpin Negara Amarta. Dengan harapan bisa menjadi pimpinan yang adil dan bijaksana sehingga bisa tercipta situasi negara yang aman.tentram dan damai.
Niat yang baik pasti ada halangan dan rintangan.
Di Negara Astina para kurawa dan pandawa sudah 7 (tujuh) hari berguru kepada Brahmana yang bernama Begawan Jati Sampurna. Para pandawa dan kurawa bersedia rukun dengan kurawa atas permintaan gurunya itu. Dengan alasan supaya bisa membatalkan perang saudara antara pandawa melawan kurawa yaitu perang Bratayuda. para pandawa mau menururi semua perintah gurunya tersebut. Hal ini di manfaatkan oleh Begawan Jati sampurna untuk membunuh Semar sebagai tumbal Negara Astina.
Para pandawa yang jiwanya telah di kotori angkara murka berangkat ke kediamam Semar akan membunuh Kyai Semar atas hasutan Pendita yang sekongkol dengan kurawa.
Dengan keikhlasan dan kesabaran seda Iindungan Tuhan Yang Maha Esa Kyai Semar akhirnya dapat menaklukan dan membersihkan jiwa para pandawa.
Semar tau kaiau para pandawa jiwanya sedang di kotori angkara murka. Dengan demikian Semar berhasil Membangun Kahyangan atau jiwanya para peinimpin Ngamarta. Begawan Jati Sampurno juga dapat di taklukan semar.
Dengan demikian para pandawa yang jiwanya telah bersih dapat menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana sehingga Negara Amarta bisa menjadi negara yang aman tentram dan damal.
#Gan/Humas Puspen Kemendagri
No comments:
Post a Comment