Breaking

Monday, March 13, 2017

Keunggulan Udang Vannamei Dan Pengembangannya

MWawasan ~ Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) adalah salah satu jenis udang introduksi yang berasal dari Pantai Pasifik Barat Amerika Latin yang kemudian meluas ke Asia dan diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2001. Udang yang dikenal sebagai udang putih ini kini telah menjelma sebagai komoditas yang potesial dihampir seluruh wilayah Inonesia.
Udang yang banyak dibilang punya protein tinggi dan rasa daging yang gurih ini sangat digemari oleh masyarakat dalam negeri dan luar negeri. Maka tak ayal ekspor Udang Vannamei selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Apa yang membuat bisnis Udang Vannamei ini begitu laris manis dan menguntungkan? Udang vanamei adalah udang yang berasal dari kawasan sub tropis. Akan tetapi, karena daya tahan udang ini yang cukup hebat, udang ini juga dapat dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia dengan teknik budidayayang tepat.

Baca:Zalbadri : Budidaya Udang Vaname Potensi Menjanjikan

Udang asal Panama ini memilki kelebihan pada tingkat adaptasi yang baik yang membuat kemungkinan udang mati menjadi kecil. Jika demikian karena kelengsungan hidup Udang Vannamei ini cukup tinggi maka peternak akan terhidar dari kerugian yang besar.

Selain itu, panen Udang Vannamei ini cukup cepat karena udang ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat pada bulan pertama dan Udang Vannamei memiliki  nafsu makan yang tinggi.

Bayangkan saja, hanya dalam tempo 15 hari, sejak tebar telur, Udang Vannamei sudah berukuran PL 6 atau post larva yang siap untuk dipanen dan dijual pada petani pembesaran udang vaname.

Itulah beberapa kelebihan udang vaname yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam menghadapai pasar diera ini.

Prospek Pasar Bisnis Udang Vannamei

Dari beberapa keunggulan udang vanamei tersebut, pasar pun kemudian meresponnya dengan baik. Karena dengan kualitas yang dimiliki serta harga yang terjangkau dan stabil membuat udang vaname selalu menjadi pilihan istimewa bagi penjual dan pembelinya. Tidak hanya pasar dalam negeri, udang vaname produksi Indonesia ini kini juga telah menjadi komoditas favorit untuk sajian restoran berkelas di luar negeri.

Pilihan Bisnis Udang Vannamei

Dalam bisnis Udang Vannamei dibagian hulu setidaknya ada tiga pilihan usaha yang bisa diambil yaitu usaha pembibitan udang, pembesaran udang dan menjalankan keduanya. Kedua bisnis ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.

Seperti usaha pembibitan yang memiliki kelebihan pada minimnya modal yang dikeluarkan, namun ada kekurangannya pada sulitnya mengurus anakan udang dan kecilnya keuntungan yang didapat.

Jika Anda punya modal yang besar, Anda bisa menjalankan usaha pembesaran bibit atau bisa juga menjalankan dua-duanya, yaitu pembibitan dan pembesaran udang. Dengan usaha pembesaran atau pebibitan dan pembesaran, Anda akan memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi.

“Satu keuntungan lagi yang bisa didapat dari usaha pembesaran Udang Vannamei adalah faktor pemasaran yang mudah karena saat panen para tengkulak besar, Anda tak perlu sudah-sudah mencari pembeli karena saat panen sudah akan ada tengkulak besar yang siap membeli udang Anda”
Sebelum Anda memulai bisnis ini ada baiknya mengenal Kehidupan Udang Vannamei yang menggiurkan buat bisnis.
Siklus Hidup Udang Vannamei

Menurut Sutrisno, et al. (2010), Penaeus vannamei atau Litopenaeus vannamei dilihat dari siklus hidupnya digolongkan dalam spesies Katadromus. Udang dewasa memijah di laut lepas, sedangkan udang muda (juvenile) bermigrasi ke daerah pantai. Di alam, udang dewasa kawin dan memijah pada
kolom perairan lepas pantai (kedalaman kurang lebih 70 m) bagian Selatan, Tengah dan Utara Amerika dengan suhu 26 –  280C dan salinitas +  35 ppt.

Setelah telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas mejadi bagian dari zooplankton. Saat stadium post larva mereka bergerak ke daerah dekat pantai dan perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal.Perairan dangkal ini memiliki kandungan nutrient, salinitas dan suhu yang sangat bervariatif dibandingkan dengan laut lepas.Setelah beberapa bulan hidup di daerah estuari, udang dewasa kembali ke lingkungan laut dalam dimana kematangan sel kelamin, perkawinan dan pemijahan terjadi.
Udang biasa kawin di daerah lepas pantai yang dangkal. Proses kawin udang meliputi pemindahan spermatophore dari udang jantan ke udang betina. Peneluran bertempat pada daerah lepas pantai yang lebih dalam.Telur-telur dikeluarkan dan difertilisasi secara eksternal di dalam air (Perry, 2008 dalam Erwinda, 2008).seperti gambar dibawah ini:

Menurut Lim, et al. (1989) dalam Lestari (2009), perkembangan larva Udang vaname terdiri dari beberapa stadia yaitu:

1.   Stadia naulpius
Nauplius bersifat planktonidan fototaksis positif.Udang yang masih dalam stadia ini belum memerlukan makanan dikarenakan masih memiliki kuning telur.Perkembangan stadia nauplius terdiri dari enam stadium.Nauplius memiliki tiga pasang organ tubuh yaitu antena pertama, antenna kedua dan mandibula.

2.   Stadia zoea
Perubahan bentuk dari nauplius menjadi zoea memerlukan waktu kira-kira 40 jam setelah penetasan. Pada stadia ini larva cepat bertambah besar.Tambahan makanan yang diberikan sangat berperan dan mereka aktif memakan fitoplankton.Stadia akhir zoea juga memakan zooplankton.Zoea sangat sensitif terhadap cahaya yang sangat kuat danada juga yang lemah diantara tingkat stadia zoea tersebut.

3.   Stadia mysis
Larva mencapai stadia mysis pada hari ke lima setelah penetasan. Larva pada stadia ini kelihatan lebih dewasa dari dua stadia sebelumnya.Stadia mysis memakan fitoplankton dan zooplankton, akan tetapi lebih menyukai zooplankton menjelang stadia mysis akhir.

4.   Stadia post larva
Perubahan bentuk dari mysis menadi post larva terjadi pada hari kesembilan. Stadia post larva mirip dengan udang dewasa, dimana lebih kuat dan lebih bertahan dalam pemangsaan. Post larva bersifat planktonik, dimana mulai mencari jasad hidup sebagai makanan. 

Teknologi Supra Intensif dan Tantangannya

Teknologi supra intensif yang kini populer digunakan peternak untuk mempercepat panen udang vaname mendapatkan tantangannya tersendiri. Meski sangat efektif, teknologi ini cukup sulit untuk dipraktekkan. Maka dari itu diperlukan sebuah pembelajaran khusus untuk bisa kemudian diterapkan pada bisnis udang vanamei.

Selain tantangan pada teknologi, yang juga harus diketahui peternak adalah bahwa budidaya udang vaname ini tergolong cukup rumit karena perlu ketelitian dalam mengembangbiakkannya, seperti pada pemberian makannya yang dibutuhkan waktu 1 X 21 jam.

Persiapan Tambak

Pertama dilakukan proses pengeringan tambak selama 7-10 hari sampai tanah terlihat pecah-pecah untuk memutus siklus hidup pathogen dan mengurai gas beracun H2S. Setelah itu, dilakukan proses pembalikan tanah agar fitoplankton dapat tumbuh sebagai pakan alami udang vaname. Perlu juga dilakukan pengukuran pH tanah. Apabila pH kurang dari 6,5, maka perlu dilakukan proses pengapuran.

Pemupukan dan Pengisian Air

Pemupukan dilakukan setelah proses pengeringan dan pengapuran.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea 150 kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha. Setelah itu, dilakukan pengisian air dengan kedalaman 1 m atau kurang di petak pembesaran. Biarkan air selama 2-3 minggu sampai siap untuk proses selanjutnya yaitu penebaran bibit udang vaname.

Pemilihan Benih

Benih yang digunakan dalam cara budidaya udang vanamei ini adalah benih jenis PL10-PL12 yang mendapatkan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free). Benih harus tampak bagus tanpa cacat, mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah berkembang, dan usus terlihat jelas.

Penebaran Benih

Sebelum ditebar, benih udang vanamei perlu melalui proses aklimitasi, karena, hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan.
Caranya, menyiram kantung tempat benih dengan air tambak dan diapungkan ditambak selama 15-20 menit. Setelah itu, dibuka dan dimiringkan pelan-pelan agar benih udang keluar. Tidak seperti cara beternak udang lainnya, benih udang vaname sebaiknya ditebar pada siang hari.

Pemberian Pakan

Pakan yang biasa dianjurkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia adalah pellet yang mengandung 30% protein. Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan pedoman ABW. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali sehari. Selain umur, banyaknya pakan dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak, kualitas air dan tingkat kesehatan udang.

Pemeliharaan

Langkah pemeliharaan pertama adalah kontrol tingkat salinitas. Salinitas air yang baik adalah 10-25 ppt. Selain itu pemeriksaan pH air dan tanah secara berkala. Bila kurang dari 7,5, maka perlu dilakukan proses pengapuran tambahan.Sebelum udang berumur 60 hari, perlu juga diperiksa tinggi air dan dilakukan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas bila air kurang karena proses penguapan.

Pengendalian Hama

Hama yang menyerang tambak udang vaname biasanya adalah hewan-hewan yang hidup disekitar tambak, seperti burung, ketam, ikan liar dan pengerek. Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak, kita bisa memasang pagar plastik untuk mencegah hewan ini masuk. Ikan liar bisa dibasmi dengan saponin. Dan burung, kita perlu mengontrol tambak sesering mungkin.

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan dan pemeliharaan. Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik, maka penyakit tidak akan menyerang udang kita. Selain itu, kita juga perlu melakukan pemeriksaan fisik udang dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilaboratorium.

Pemanenan

Proses pemanenan dilakukan setelah udang vaname berumur 120 hari dan mencapai berat, yaitu 50 ekor/kg. Bila udang sudah mencapai berat tersebut sebelum 120 hari, maka pemanenan bisa dilakukan. Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk mempertahankan kualitas udang. 2-4 hari sebelum pemanenan, tambak diberi kapur dolomite 80 kg/ha dan mempertahankan ketinggian air untuk mencegah proses molting. Bila kita melakukan teknik beternak udang vaname dengan benar, maka hasil yang kita dapatkan akan sangat memuaskan. (Gan/MW-01)



Sumber:
Erwinda, Y. E. 2008. Pembenihan Udang Putih (Penaeus vannamei) Secara Intensif. Program Studi Biologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung. Bandung. hlm 1-2.

Lestari, A. 2009. Manajemen Risiko dalam Usaha Pembenihan Udang vaname (Litopenaeus vannamei), Studi Kasus di PT. Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutrisno, E, W. T. Prabowo dan  S. Subyakto. 2010. Produksi Calon Induk Udang Vanamei Litopenaeus vannamei dengan Sistem Resirkulasi Tertutup pada Bak Raceway. Makalah Disampaikan pada Indoqua 2010 di Bandar Lampung, 4 - 6 Oktober 2010. BBAP Situbondo.hlm.4.
 


1 comment:

  1. Artikel yng bagus
    Ternyata kandungan formaldehid pada udang vename dapat meningkat seiring dengan terkenanya paparan langsung dari formaldehid tersebut.. Simak penjelasannya di artikel http://news.unair.ac.id/2020/04/22/peningkatan-konsentrasi-paparan-formaldehid-menyebabkan-peningkatan-kandungan-formaldehid-dalam-udang-vaname/

    ReplyDelete

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas