MWawasan.SYDNEY ~ “Melalui pagelaran Sydney Hijab Spark, masyarakat muslimah Indonesia dan Australia di Sydney dapat menyaksikan sendiri kreativitas yang tiada bertepi dari anak bangsa. Kita patut berbangga bahwa modest wear nuansa Batik danTenun buatan Indonesia tidak kalah dari produk sejenis karya Dolce and Gabbana buatan Italia, atau H&M buatan China”, dituturkan Ibu Irene Mulyana, sebagai Ketua Dharma Wanita Persatua KJRI Sydney pada pagelaran Sydney Hijab Spark tanggal 11 Maret 2017 yang bertepatan denganperingatan International Womens Day.
Konsul Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland dan South Australia, Dr Yayan GH Mulyana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia adalah gudang dari ide-ide kreatif. Ekonomi kreatif Indoensia, termasuk busana hijab atau modest wear buatan Indonesia, memiliki potensi jual yang sangat tinggi di Australia. Bahkan menurut Global Islamic Economic Report, masyarakat Muslim seluruh dunia membelanjakan uang sebesar USD230 milyar per tahun untuk busana.
Pagelaran menampilkan tujuh desainer hijab dari Indonesia yaitu Inez Kantahuri, Lia Soraya, Lia Afif, Yemi Sudibjo, Marijana Rohmah, Rida Kartini dan Tuty Adib. Riuh rendah tepuk tangan hadirin terdengar saat melihat para model melenggang ayu dalam berbagai busana yang modis dan modern namun tetap mengindahkah kaidah-kaidah Ukhuwah Islamiyah. Di samping itu, busana-busana karya perancang Indonesia juga menampilkan ciri khas keragaman tekstil tradisional Nusantara, seperti Batik dan Tenun dari Sabang sampai Merauke.
Dalam kesempatan tersebut, Tuty Adib,perancang hijab yang karyanya telah dikenakan figur-figur ternama termasuk Ibu Iriana Joko Widodo (Ibu Negara Republik Indonesia), menyampaikan bahwa sambutan hangat dari masyarakat Indonesia dan Australia melebihi harapannya. Seusai acara, tampak para Ibu anggota komunitas Muslim Nusantara dan Australia menyerbu booth para desainer untuk mendapatkan koleksi yang baru ditampilkan.
Para model yang ikut serta dalam pagelaran terdiri dari para putri anggota masyarakat Indonesia lintas agama dan suku bangsa serta beberapa warganegara Australia. Wisma Indonesia dipenuhi oleh sekitar 150 anggota komunitas Indonesia yang antusias mengikuti pagelaran dan talk show mengenai tata busana hijab, bahkan terdapat beberapa anggota masyarakat yang berdomisili di negara bagian lainnya yang secara khusus menyempatkan datang. Acara telah ditutup dengan ramah tamah dan santap siang yang menyajikan kuliner khas Nusantara seperti sop bakso, ikan goreng asam manis, ayam goreng dan oseng-oseng tahu.
Konsul Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland dan South Australia, Dr Yayan GH Mulyana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia adalah gudang dari ide-ide kreatif. Ekonomi kreatif Indoensia, termasuk busana hijab atau modest wear buatan Indonesia, memiliki potensi jual yang sangat tinggi di Australia. Bahkan menurut Global Islamic Economic Report, masyarakat Muslim seluruh dunia membelanjakan uang sebesar USD230 milyar per tahun untuk busana.
Pagelaran menampilkan tujuh desainer hijab dari Indonesia yaitu Inez Kantahuri, Lia Soraya, Lia Afif, Yemi Sudibjo, Marijana Rohmah, Rida Kartini dan Tuty Adib. Riuh rendah tepuk tangan hadirin terdengar saat melihat para model melenggang ayu dalam berbagai busana yang modis dan modern namun tetap mengindahkah kaidah-kaidah Ukhuwah Islamiyah. Di samping itu, busana-busana karya perancang Indonesia juga menampilkan ciri khas keragaman tekstil tradisional Nusantara, seperti Batik dan Tenun dari Sabang sampai Merauke.
Dalam kesempatan tersebut, Tuty Adib,perancang hijab yang karyanya telah dikenakan figur-figur ternama termasuk Ibu Iriana Joko Widodo (Ibu Negara Republik Indonesia), menyampaikan bahwa sambutan hangat dari masyarakat Indonesia dan Australia melebihi harapannya. Seusai acara, tampak para Ibu anggota komunitas Muslim Nusantara dan Australia menyerbu booth para desainer untuk mendapatkan koleksi yang baru ditampilkan.
Para model yang ikut serta dalam pagelaran terdiri dari para putri anggota masyarakat Indonesia lintas agama dan suku bangsa serta beberapa warganegara Australia. Wisma Indonesia dipenuhi oleh sekitar 150 anggota komunitas Indonesia yang antusias mengikuti pagelaran dan talk show mengenai tata busana hijab, bahkan terdapat beberapa anggota masyarakat yang berdomisili di negara bagian lainnya yang secara khusus menyempatkan datang. Acara telah ditutup dengan ramah tamah dan santap siang yang menyajikan kuliner khas Nusantara seperti sop bakso, ikan goreng asam manis, ayam goreng dan oseng-oseng tahu.
#Gan/yyn/Humas KJRI
No comments:
Post a Comment