MWawasan ~ Berbeda dengan Istana Bogor, berbagai patung di Bali maupun berbagai bentuk budaya lainnya, seperti tarian Pendet tidak disesuaikan meskipun Raja Salman bin Abdul Aziz dari Arab Saudi berada di Pulau Dewata.
Saat tiba pada tanggal 4 Maret, raja dari salah satu negara Islam paling berpengaruh di dunia ini tetap disuguhi tarian Pendet dengan kostum tradisional Bali yang dianggap melanggar aturan Islam.
Pemerintah Provinsi Bali memang sejak semula tidak berencana mengubah atau menutup-nutupi kebudayaannya, seperti dikatakan Dewa Mahendra, Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah, Provinsi Bali.
Saat tiba pada tanggal 4 Maret, raja dari salah satu negara Islam paling berpengaruh di dunia ini tetap disuguhi tarian Pendet dengan kostum tradisional Bali yang dianggap melanggar aturan Islam.
Pemerintah Provinsi Bali memang sejak semula tidak berencana mengubah atau menutup-nutupi kebudayaannya, seperti dikatakan Dewa Mahendra, Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah, Provinsi Bali.
"Di Bali itu kan mayoritas Hindu. Tidak ada yang ditutupi terkait dengan kedatangan beliau ini. Tidak ada yang bersifat itu, ini boleh, ini tidak. Waktu beliau datang kita melakukan penyambutan dengan menampilkan tari Pendet. Tidak ada hal yang bersifat ditutupi. Biasa saja. Delegasi beliau dengan rombongannya ada yang ingin mengunjungi tempat wisata, tidak ada yang ditutupi," kata Dewa Mahendra.
Tetapi tubuh tanpa busana memang suatu hal yang tidak biasa dilihat warga Arab Saudi di depan umum, kata Smith Al Hadar, pengamat Timur Tengah, dari ISMES, Indonesian Society for Middle East Studies.
"Hal-hal yang berhubungan dengan tubuh manusia dan diungkapkan secara telanjang, bagi orang Arab bukanlah suatu hal yang biasa. Karena memang dalam ajaran Islam juga, bahkan unutk sekedar menggambar tubuh manusia itu, tidak dibenarkan. Apalagi yang telanjang. Presiden Jokowi hanya ingin Sang Raja nyaman, tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang mungkin akan mengganggu dia," kata Smith.
Bogor berlebihan?
Tetapi apakah pihak Raja Salman memang meminta tuan rumah untuk menyesuaikan dengan nilai-nilai kesopanan budaya Arab Saudi, khususnya Islam?
Dewa Mahendra dari Sekretariat Daerah, Provinsi Bali mengatakan hal tersebut sampai saat ini tidak pernah muncul dalam lawatan tersebut.
"Nggak. Nggak ada. Hal-hal yang begitu nggak ada. Dalam rakor juga tidak dibicarakan. Rakor wilayah yang kita laksanakan, juga tidak ada penyampaian itu," tegas Dewa.
Tindakan pemerintahan Presiden Joko Widodo menutupi patung yang terlihat auratnya saat kunjungaan kenegaraan di Istana Bogor dipandang berlebihan sebagian pihak, seperti dikatakan pengamat Timur Tengah, Smith Al Hadar.
"Seharusnya tidak perlu menutupi patung di Bogor itu. Apa perlunya. Dan apalagi kalau berita ini kemudian terungkap keluar dan dibaca oleh Raja Salman bahwa Indonesia melakukan hal itu demi dia. Ini justru memberi informasi yang kurang bagus bagi Raja Salman, bahwa ternyata Indonesia mendua dalam soal ini," jelas Smith.
"Seharusnya tidak perlu menutupi patung di Bogor itu. Apa perlunya. Dan apalagi kalau berita ini kemudian terungkap keluar dan dibaca oleh Raja Salman bahwa Indonesia melakukan hal itu demi dia. Ini justru memberi informasi yang kurang bagus bagi Raja Salman, bahwa ternyata Indonesia mendua dalam soal ini," jelas Smith.
Indonesia lebih konservatif?
Dalam beberapa tahun ini semakin banyak Muslim Indonesia yang mengenakan pakaian yang menutupi aurat dan menggunakan kata-kata Arab dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan ke-Islam-annya.
Sementara di Arab Saudi sendiri, sebagian pihak memandang terjadi penurunan ke-konservatif-an masyarakat. Dan hal ini memang ditunjang oleh Raja Salman yang memang dikenal mendukung dialog antar agama.
Dalam beberapa tahun ini semakin banyak Muslim Indonesia yang mengenakan pakaian yang menutupi aurat dan menggunakan kata-kata Arab dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan ke-Islam-annya.
Sementara di Arab Saudi sendiri, sebagian pihak memandang terjadi penurunan ke-konservatif-an masyarakat. Dan hal ini memang ditunjang oleh Raja Salman yang memang dikenal mendukung dialog antar agama.
Jadi apa yang sebenarnya yang ingin dituju pemerintahan Jokowi lewat kejadian di Istan Bogor? Pengamat Timur Tengah, Smith Al Hadar, memandang kemungkinan Jakarta sedang berusaha meningkatkan kesan Indonesia ramah terhadap negara-negara Timur Tengah beragama Islam.
"Pak Jokowi ingin menunjukkan kepada dunia internasional, khususnya untuk Timur Tengah bahwa undangan untuk Raja Salman di Istana Bogor adalah tempat yang tepat untuk membicarakan hal-hal yang menyangkut kenegaraan kedua bangsa. Kesannya itu bahwa Indonesia dan Arab Saudi ini bersaudara secara Islam," kata Smith Al Hadar.
#bbc/reuter
No comments:
Post a Comment