Breaking

Tuesday, April 4, 2017

Diplomat Indonesia Mesti Membawa Diplomasi Ekonomi RI Naik Kelas

MWawasan.JAKARTA ~ Diplomat Indonesia saat ini harus mempelajari ilmu strategi pemasaran secara intensif. "Diplomasi ekonomi tidak sama dengan marketing," ucap marketing guru Indonesia Hermawan Kartajaya dalam paparannya kepada 28 peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan Ke-58 Kemlu RI pada hari Jumat lalu, 31 Maret 2017 di kantor Mark Plus, Inc., Kota Kasablanka, Jakarta. 

Para diplomat telah memahami dan memiliki keahlian mengenai diplomasi ekonomi, namun hal ini harus dilengkapi dengan penguasaan ilmu strategi pemasaran yang jitu. Sebelum ditugaskan di luar negeri, diplomat harus mengidentifikasi customer dan competitor di negara tersebut, yang tentunya akan berbeda pada setiap sektor investasi, perdagangan, pariwisata, dan jasa.

Salah satu trik yang diajarkan oleh Hermawan Kartajaya adalah mengubah perspektif analisa SWOT menjadi TOWS. Threat (ancaman) dan Opportunity (peluang) harus diidentifikasi lebih dulu. Setelahnya, barulah melihat Weakness (kelemahan) dan Strength (kekuatan) kita. "Hal ini lebih sesuai untuk diplomat yang perlu mengantisipasi perubahan tren dan melakukan pemasaran tidak hanya untuk saat ini, melainkan untuk jangka panjang," jelasnya. 

Pemahaman tentang Indonesia juga amat penting, terutama untuk membuat diferensiasi dari yang lain. "Make yourself different" adalah kunci pemasaran kedua yang diajarkan. "Menjadi berbeda tidak harus menjadi lebih sulit dan rumit. Terkadang, menjadi lebih sederhana adalah kunci perbedaannya."

Kunci pemasaran ketiga ialah memperkuat citra Indonesia melalui manajemen branding. Manajemen branding yang tepat akan memudahkan diplomasi ekonomi Indonesia di luar negeri. Untuk itu, Pemerintah Indonesia telah membentuk Tim National Branding yang dipimpin oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. 

Hermawan Kartajaya menutup sesinya dengan pesan agar diplomat Indonesia menjadi orang setempat (be local) dalam penempatannya di luar negeri. "Di dalam marketing, persepsi lebih penting daripada realitas. Oleh karena itu, diplomat harus tahu apa yang menjadi harapan dan kekhawatiran penduduk di wilayah penempatannya." Hal tersebut tidak didapat dari rapat dan jamuan resmi yang merupakan bagian dari tugas diplomat, namun dari membaca koran lokal hingga berteman dengan warga setempat di dunia nyata maupun media sosial. 

#Gan/Pusdiklat/UPT Sesdilu

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Selasa 29 Agustus 2023"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas