MWawasan.JAKARTA ~ ASEAN kini telah bertransformasi, sangat jauh berbeda dengan 50 tahun lalu. Hal ini diungkapkan Dr. Gilbert W. S. Simajuntak, Wakil Rektor I Bidang AKademik, Ristek dan Seni Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada acara Bedah Buku dan Lokakarya bertajuk "Dinamika Regioalisasi Inklusif di Asia Tenggara: Refleksi 50 Tahun ASEAN" (3/4).
Sejak didirikan pada tahun 1967, ASEAN dihadapkan pada dinamika internal dan eksternal. Democratic deficit dan konflik komunal menjadi segelintir tantangan yang tumbuh dari dalam ASEAN. Sementara itu, konflik territorial, trust deficit dan geopolitical shifts menempatkan ASEAN pada dilema tarik-menarik kepentingan.
Memasuki usianya yang ke-50 tepat di tahun 2017 ini, ASEAN semakin dinamis dan inklusif. Berbagai isu dan kerja sama tidak lagi dapat ditempatkan pada ruang hampa melainkan kesemuanya saling beririsan dan terkoneksi. Hal itu menunjukkan inklusifitas ASEAN di usianya yang ke-50 ini.
Isu lingkungan dan bencana hidup serta buruh migran menjadi pokok pembahasan rangkaian acara tersebut. ASEAN kini terus berupaya untuk menjawab peluang dan tantangan di kedua sektor tersebut.
Kerja sama antara Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, rangkaian bedah buku dan lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian Perayaan 50 Tahun ASEAN yang jatuh tepat pada 8 Agustus 2017. Dengan mengundang pembicara dari kalangan pemerintah dan civil society, rangkaian kegiatan tersebut tidak hanya menjadi tempat diskursus dialektika para akademisi dan pengambil keputusan melainkan juga ajang untuk semakin mendekatkan dan menggaungkan ASEAN ke kalangan pelajar/pemuda yang merupakan salah satu pemangku kepentingan utama dalam kerangka kerja sama ASEAN.
Sejak didirikan pada tahun 1967, ASEAN dihadapkan pada dinamika internal dan eksternal. Democratic deficit dan konflik komunal menjadi segelintir tantangan yang tumbuh dari dalam ASEAN. Sementara itu, konflik territorial, trust deficit dan geopolitical shifts menempatkan ASEAN pada dilema tarik-menarik kepentingan.
Memasuki usianya yang ke-50 tepat di tahun 2017 ini, ASEAN semakin dinamis dan inklusif. Berbagai isu dan kerja sama tidak lagi dapat ditempatkan pada ruang hampa melainkan kesemuanya saling beririsan dan terkoneksi. Hal itu menunjukkan inklusifitas ASEAN di usianya yang ke-50 ini.
Isu lingkungan dan bencana hidup serta buruh migran menjadi pokok pembahasan rangkaian acara tersebut. ASEAN kini terus berupaya untuk menjawab peluang dan tantangan di kedua sektor tersebut.
Kerja sama antara Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, rangkaian bedah buku dan lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian Perayaan 50 Tahun ASEAN yang jatuh tepat pada 8 Agustus 2017. Dengan mengundang pembicara dari kalangan pemerintah dan civil society, rangkaian kegiatan tersebut tidak hanya menjadi tempat diskursus dialektika para akademisi dan pengambil keputusan melainkan juga ajang untuk semakin mendekatkan dan menggaungkan ASEAN ke kalangan pelajar/pemuda yang merupakan salah satu pemangku kepentingan utama dalam kerangka kerja sama ASEAN.
#Gan/Humas Dit. KSBA
No comments:
Post a Comment