MWawasan.Australia~ "Australia's support for Indonesian Independence had involved some uncomfortable decisions to break ranks with old friends. It was an early example of the successful crafting of an Australian foreign policy shaped around Australia's national interests."
Demikianlah sepenggal paragraf dari buku teranyar karya Allan Gyngell berjudul "Fear of Abandonment: Australia in the World Since 1942." Pada tanggal 26 April 2017, the Lowy Institute for International Policy telah menyelenggarakan acara bedah buku tersebut. Acara dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan di Australia.
Hadir pula dalam acara tersebut Perdana Menteri Australia ke-24 Paul Keating. Di usia yang memasuki 73 tahun, Paul Keating menyampaikan kupasan yang tajam dan mendalam tentang Asia, serta peran yang seharusnya Australia mainkan di dalamnya. Paul Keating juga berkali-kali menyampaikan arti penting Asia, Asia Tenggara dan Indonesia bagi Australia. Paul Keating menyatakan antara lain, "We need to pay more attention to Southeast Asia and ASEAN."
Konsul Jenderal Yayan GH Mulyana turut hadir di acara bedah buku tersebut. Konsul Jenderal telah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjaring opini terkait Indonesia dan Australia. Arti penting Indonesia sebagaimana digarisbawahi Paul Keating ternyata juga dirasakan oleh para peserta acara bedah buku tersebut.
Allan Gyngell saat ini mengajar di Australian National University, Canberra. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Dirjen ONA (the Australian government’s central intelligence assessment agency). Allan Gyngell juga merupakan penasihat politik luar negeri di masa pemerintahan Paul Keating.
#Gan/yyn/Humas KJRI
No comments:
Post a Comment