MWawasan.JAKARTA~ Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menerima kunjungan Indonesia Asia Institut dan Rektor Perbanas, dalam kunjungan ini dibicarakan soal perkembangan metodelogi pendidikan dengan memperhatikan kemajuan teknologi informasi. Dia juga menyampaikan, para tenaga pendidik baik guru atau dosen harus bisa menjawab tantangan zaman ini dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
Saat dialog disampaikan juga, sudah saatnya memikirkan revisi terhadap Undang-undang Sisdiknas, karena sudah terlalu lama dari 2005. Padahal di sisi lain, kemajuan teknologi berkembang dengan cepat, ini juga merupakan salah satu masukan yang penting.
"Masukanya harus menyesuaikan, karena siswa sekarang beda dengan dulu, kalau dulu siswa menunggu guru diajarkan, semacam transfer knowledge dari guru ke siswa. Kalau sekarang siswa bisa belajar sendiri, dengan begitu banyaknya sumber informasi, tinggal bagaimana memanajemeni," papar Fadli di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Ia menjelaskan bahwa kemajuan teknologi menjadi tantangan bagi guru dan dosen menghadapi kemajuan zaman, peran tenaga pendidik mulai bergeser. Hampir semua orang punya gadged, lewat media handphone bisa jadi sumber informasi, sumber ilmu dan pengetahuan yang efektif. Ada pergeseran yang harus diadaptasi oleh guru dan dosen dalam rangka teknik mengajar, teknik berkomunikasi dengan siswa.
"Termasuk itu tadi kita perlu memikirkan revisi terhadap undang-undang guru dan dosen. Karena peran guru dan dosen mulai bergeser, dengan meningkatnya teknologi informasi," ungkap Fadli.
Namun keteladanan dan pembentukan karakter sulit didapatkan dari kemajuan teknologi informasi. Oleh sebab itu guru berperan penting dalam pembentukan karakter yang dimulai dari level yang paling dasar. Menurut Fadli, di level sekolah dasar pembentukan karakter menjadi sangat penting. "Jadi SD, TK, menjadi masa-masa penting dalam pembentukan karakter siswa," ujarnya.
Sedangkan untuk mempertahankan identitas dan jati diri bangsa, Fadli menyarankan, lembaga pendidikan perlu memberikan pelajaran tentang sejarah dan budaya bangsa. Dia menegaskan pengetahuan siswa tentang sejarah dan budaya akan membetuk karakter dan jati diri generasi bangsa.
"Karena ini yang tidak mungkin bisa didapatkan dari tempat-tempat lain. Itu sangat local specific, ini sangat penting dikedepankan di masa-masa pembentukan awal siswa, terutama di sekolah dasar," jelas Fadli.
Saat dialog disampaikan juga, sudah saatnya memikirkan revisi terhadap Undang-undang Sisdiknas, karena sudah terlalu lama dari 2005. Padahal di sisi lain, kemajuan teknologi berkembang dengan cepat, ini juga merupakan salah satu masukan yang penting.
"Masukanya harus menyesuaikan, karena siswa sekarang beda dengan dulu, kalau dulu siswa menunggu guru diajarkan, semacam transfer knowledge dari guru ke siswa. Kalau sekarang siswa bisa belajar sendiri, dengan begitu banyaknya sumber informasi, tinggal bagaimana memanajemeni," papar Fadli di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Ia menjelaskan bahwa kemajuan teknologi menjadi tantangan bagi guru dan dosen menghadapi kemajuan zaman, peran tenaga pendidik mulai bergeser. Hampir semua orang punya gadged, lewat media handphone bisa jadi sumber informasi, sumber ilmu dan pengetahuan yang efektif. Ada pergeseran yang harus diadaptasi oleh guru dan dosen dalam rangka teknik mengajar, teknik berkomunikasi dengan siswa.
"Termasuk itu tadi kita perlu memikirkan revisi terhadap undang-undang guru dan dosen. Karena peran guru dan dosen mulai bergeser, dengan meningkatnya teknologi informasi," ungkap Fadli.
Namun keteladanan dan pembentukan karakter sulit didapatkan dari kemajuan teknologi informasi. Oleh sebab itu guru berperan penting dalam pembentukan karakter yang dimulai dari level yang paling dasar. Menurut Fadli, di level sekolah dasar pembentukan karakter menjadi sangat penting. "Jadi SD, TK, menjadi masa-masa penting dalam pembentukan karakter siswa," ujarnya.
Sedangkan untuk mempertahankan identitas dan jati diri bangsa, Fadli menyarankan, lembaga pendidikan perlu memberikan pelajaran tentang sejarah dan budaya bangsa. Dia menegaskan pengetahuan siswa tentang sejarah dan budaya akan membetuk karakter dan jati diri generasi bangsa.
"Karena ini yang tidak mungkin bisa didapatkan dari tempat-tempat lain. Itu sangat local specific, ini sangat penting dikedepankan di masa-masa pembentukan awal siswa, terutama di sekolah dasar," jelas Fadli.
#dpr go id/eko/sc)/foto:azka/iw
No comments:
Post a Comment