MWawasan.THAILAND~ Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya menegaskan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk menjadikan pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan nasional. Komitmen tersebut dibuktikan dengan upaya konkrit Indonesia antara lain dukungan penuh pimpinan tertinggi negara, pembenahan regulasi, pembangunan infrastruktur, kebijakan bebas visa, Go Digital, dan penetapan 10 destinasi utama pariwisata di luar Bali ("new Bali").
Penegasan tersebut disampaikan Menteri Arief Yahya baik ketika menjadi salah satu pembicara pada panel forum WTTC Global Summit 2017 maupun pada pertemuan bilateral dengan Menteri Pariwisata Thailand, Kobkarn Wattanavrangul, dan dengan Sekjen United Nations World Tourism Organisation (UNWTO), Thaleb Rivai (26/4). Menanggapi komitmen Indonesia tersebut, Menteri Pariwisata Thailand dan Sekjen UNWTO menyatakan dukungannya dan kesiapannya untuk bekerjasama dengan Indonesia di bidang pariwisata.
WTTC Global Summit yang diselenggarakan pada 26-27 April 2017 di Bangkok tersebut dihadiri oleh 800 orang delegasi dari 58 negara. Forum menghadirkan tokoh-tokoh penting pariwisata dunia sebagai pembicara antara lain David Cameron, mantan Perdana Menteri Inggris; Sekjen United Nations World Trade Organization (WTO), Talib Rifai; President & CEO WTTC, David Scowsill; para menteri pariwisata sejumlah negara; dan pemimpin perusahaan pariwisata dunia antara lain Tony Fernandes, CEO Air Asia; Rob Torres, Managing Director Goegle Tourism; dan Rob Rosenstein, CEO Agoda.
WTTC Global Summit 2017 yang bertema "Transforming Our World" dibuka oleh Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-o-cha. Dalam sambutannya, PM Prayuth menyatakan kebanggaan atas terpilihnya Thailand sebagai tuan rumah konferensi internasional paling bergengsi tersebut. Ditegaskannya pula bahwa Thailand siap menjadi hub pariwisata Asia dan dunia. PM Prayuth juga mengungkapkan adanya ancaman terorisme lintas negara yang dapat mengganggu sektor pariwisata dunia.
Sementara itu, dalam pidato kuncinya, David Cameron menegaskan bahwa sementara manfaat globalisasi dapat dilihat, arahnya harus dikoreksi agar dapat lebih membawa manfaat kepada lebih banyak orang dan mampu menjawab kekhawatiran masyarakat terkait budaya, pengawasan perbatasan dan imigrasi. Di bagian lain, David Cameron mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ancaman terorisme yang dapat mengganggu sektor pariwista. David Cameron juga memuji toleransi beragama di Indonesia. "Indonesia merupakan contoh baik toleransi beragama", tegasnya.
Dalam kerangka memajukan sektor wisata Indonesia, selama kunjugannya di Thailand, Menteri Arief yahya juga melakukan serangkaian kegiatan promosi pariwisata maritim Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain bersama Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari, Indroyono Soesilo dan KBRI Bangkok melakukan fasilitasi penandatanganan MoU on Marine Tourism Triangle Cooperation Langkawi-Phuket-Sabang antara Sabang Zone Autohority Agency (BPKS) dengan dua perusahaan wisata maritim Malaysia, Halim Mazmin Berhard dan SM Tachting SD.
Melalui penandatanganan MoU tersebut diharapkan terjadinya peningkatan kerjasama pengembangan sektor wisata maritim antara Sabang di Aceh, Phuket di Thailand, dan Langkawi di Malaysia. Hal ini, selain akan memajukan sektor wisata juga akan mendorong percepatan konektifitas sosial, budaya, serta kerjasama ekonomi dan perdagangan ketiga wilayah tersebut dalam kerangka IMTGT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle).
Selanjutnya, pada tanggal 27 April 2017, Menteri Pariwisata RI, Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari, bersama Konsulat RI Songkhla melakukan forum promosi wisata maritime Sabang dan even Sail Sabang yang akan diselenggarakan pada bulan November-Desember 2017. Acara yang dihadiri kurang lebih 45 wakil dari 35 industri maritim wilayah Phuket bertempat di Phuket Boat Lagoon. Acara promosi tersebut juga dihadiri Gubernur Phuket, Norraphat Plodthong.
#Gan/Humas KBRI Bangkok
No comments:
Post a Comment