MWawasan.DEMAK~ Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengingkan agar pementasan wayang kulit ini menjadi tradisi rutin yang diselenggarakan daerah. Pada Hari Lahir Pancasila 1 Juni mendatang, rencanannya Kota Solo akan menjadi tuan rumah selanjutnya.
“Pak Mendagri bilang, pada 1 Juni di Hari Lahir Pancasila, pegelaran wayang kulit akan berlangsung di Solo,” kata Dalang Ki Anom Dwijo Kangko saat menanyakan perihal peringatan tersebut, Sabtu (29/4) malam.
Tjahjo menambahkan, sosialisasi ini bisa dengan bermacam-macam sarana. Salah satunya dengan hiburan wayang kulit ini. Dengan mengangkat seni budaya, maka pesan yang disampaikan ke masyarakat maupun jajaran pemerintah daerah (Pemda) lebih mudah dicerna.
Seperti halnya lakon ‘Semar Mbangun Khayangan’ yang dibawakan saat pegelaran wayang kulit di Pendopo Kabupaten Demak ini. Menurut Tjahjo, cerita ini menyampaikan pesan kalau seorang pamong memiliki tugas mengarahkan dan membimbing pemimpinnya dengan baik.
“Saya menyimak intisari cerita ‘Semar Mbangun Khayangan’ ini bukan berarti membangun secara fisik, tapi juga membangun jiwa. Bangsa Indonesia ini perlu, dibangunkan jiwanya,” ujar dia.
Pegelaran wayang kulit di Demak ini, kata dia merupakan satu kesatuan rangkaian acara, dimana sebelumnya berlangsung di Tugu Proklamasi dan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta. Ia ingin hiburan tradisional masyarakat ini bisa efektif menyampaikan pesan moral.
“Pak Jokowi ini kan ingin membangun bangsa tidak secara fisik saja, tapi infrastruktur sosial dan ekonomi penting. Tapi revolusi mental harus diubah, dengan kita ingatkan bahwa membangun jiwa sangat penting,” tambah dia.
“Pak Mendagri bilang, pada 1 Juni di Hari Lahir Pancasila, pegelaran wayang kulit akan berlangsung di Solo,” kata Dalang Ki Anom Dwijo Kangko saat menanyakan perihal peringatan tersebut, Sabtu (29/4) malam.
Tjahjo menambahkan, sosialisasi ini bisa dengan bermacam-macam sarana. Salah satunya dengan hiburan wayang kulit ini. Dengan mengangkat seni budaya, maka pesan yang disampaikan ke masyarakat maupun jajaran pemerintah daerah (Pemda) lebih mudah dicerna.
Seperti halnya lakon ‘Semar Mbangun Khayangan’ yang dibawakan saat pegelaran wayang kulit di Pendopo Kabupaten Demak ini. Menurut Tjahjo, cerita ini menyampaikan pesan kalau seorang pamong memiliki tugas mengarahkan dan membimbing pemimpinnya dengan baik.
“Saya menyimak intisari cerita ‘Semar Mbangun Khayangan’ ini bukan berarti membangun secara fisik, tapi juga membangun jiwa. Bangsa Indonesia ini perlu, dibangunkan jiwanya,” ujar dia.
Pegelaran wayang kulit di Demak ini, kata dia merupakan satu kesatuan rangkaian acara, dimana sebelumnya berlangsung di Tugu Proklamasi dan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta. Ia ingin hiburan tradisional masyarakat ini bisa efektif menyampaikan pesan moral.
“Pak Jokowi ini kan ingin membangun bangsa tidak secara fisik saja, tapi infrastruktur sosial dan ekonomi penting. Tapi revolusi mental harus diubah, dengan kita ingatkan bahwa membangun jiwa sangat penting,” tambah dia.
#Gan/Humas Puspen Kemendagri
No comments:
Post a Comment