MWawasan.BELGIA~ Misi investasi Pemerintah Daerah Sumatra Barat (Pemda Sumbar) yang dipimpin oleh Gubernur Sumatera Barat telah mengunjungi sektor-sektor usaha di Belgia dalam kunjungan kerja, 29-30 Mei 2017. Misi tersebut terdiri atas Bupati Solok Selatan, Bupati Agam dan Bupati Sijunjung serta unsur Pemda khususnya dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Sumatera Barat.
Dalam 2 hari kunjungannya di Belgia, Pemda Sumbar berdiskusi langsung dengan berbagai sektor industri untuk pengembangan kerjasama ke depan. Kunjungan dilakukan ke perusahaan produksi minyak sawit utama di Belgia "SIPEF", pelabuhan kota Antwerp yang merupakan pelabuhan kedua terbesar di Eropa, pabrik pengolahan kopi terbesar di Belgia "Molenbergnatie" dan juga perusahaan di bidang IT di wilayah Walonia VOX TENEO.
Selain kunjungan langsung ke pusat usaha, Pemda Sumbar juga telah melakukan presentasi sektor-sektor investasi utama dihadapan para pengusaha di Belgia pada forum bisnis yang diselenggarakan di KBRI Brussel (30/5). Acara dihadiri oleh para pengusaha yang bergerak di sektor energi, keuangan, pertanian serta asosiasi pengusaha Belgia.
Duta Besar RI di Brussel, Yuri O. Thamrin a menyampaikan bahwa Sumatra Barat memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional di masa depan. Saat ini, Laut Hindia menjadi sebuah potensi yang sedang dikembangkan negara-negara di kawasan sebagai jalur alternatif yang dinilai lebih efisien.
"Teluk Bayur yang merupakan pelabuhan internasional di Sumatera Barat memiliki posisi strategis ke depan karena terletak tepat di jalur perdagangan Laut Hindia dan ke depannya dapat menjadi salah satu pelabuhan penting internasional, alternative bagi pengembangan perdagangan Indonesia dengan negara-negara tujuan dagang non-tradisional," jelas Dubes Yuri.
Selain itu, Dubes Yuri juga menyampaikan bahwa KBRI terus bekerja untuk dapat memfasilitasi penguatan kerja sama RI – Belgia, khususnya di bidang Trade, Tourism, Investment and Education (TTIE). Dubes RI juga menginformasikan mengenai tren dagang dan investasi Indonesia-Belgia 2016 sebesar US$ 1,62 miliar, yang memiliki surplus di sisi Indonesia sebesar US$ 634,6 juta. Impor utama Indonesia dari Belgia antara lain produk kimia, makanan dan minuman, aerospace, alutista, produk militer lainnya.
Sementara, ekspor Indonesia ke Belgia antara lain palm oil, rubber, pnematic rubber tires, kopi, makanan, minuman, apparel, rempah-rempah, pesawat terbang serta elektronik. Di sisi investasi, terdapat 118 proyek investasi Belgia senilai US$ 169,7 juta (food crops and plantation, forestry, food industry, textile industry, wood industry, trade and repair, hotel and restaurant). Sebanyak 25 pengusaha Belgia sudah beroperasi di Indonesia, antara lain: Bekaert (besi baja); Nayati (kitchen equipments); Sipef (agri industry); Socfindo (agri industry); Tribu (furniture); Ameco (furniture); Barabas (home décor and furniture); Delhaize (ritel supermarket); BNP Paribas Fortis (perbankan). Diluar itu, juga terdapat peluang kerja sama sister city, sister province dan sister port yang sedang diupayakan antara lain antara Surabaya-Antwerp dan Bandung-Namur.
Dubes Yuri juga menyampaikan saat ini Indonesia tidak hanya undang investor tapi juga aktif invest di luar negeri (e.g. pabrik ban di Mesir, Indomie di Nigeria dan Serbia, PT Wijaya Karya, PT Pertamina, medicine, fashion industry, infrastruktur pelabuhan, dll). Kunjungan Pemda Sumbar diharapkan dapat dimanfaatkan untuk belajar peluang investasi di Belgia.
Pada presentasi, Gubernur Sumbar menyampaikan mengenai 3 sektor investasi yang kiranya dapat dimanfaatkan para pengusaha Belgia antara lain pariwisata, perikanan dan energi khususnya geothermal. Pada sektor energi, Pemda Sumbar menawarkan beberapa lokasi potensial pembangkit energi dengan geothermal yang diharapkan dapat menghasilkan kebutuhan energi hingga mencapai 10.000 MW. Di sektor perikanan, terdapat kebutuhan untuk pengembangan fasilitas cold-storage sementara di bidang pariwisata ditawarkan pengembangan kawasan Mandeh dan Pantai Padang sebagai destinasi wisata internasional.
Pada sesi diskusi, para pengusaha menyampaikan ketertarikan pada sektor energi dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai regulasi dan kebijakan yang lebih transparan, termasuk siapa saja investor utama di bidang energi. Di bidang perikanan, salah satu perusahaan utama di Belgia "Solvay" ingin mengetahui lebih lanjut mengenai regulasi pembudidayaan sektor perikanan di Indonesia. Selain itu, terdapat masukan mengenai komoditas rempah-rempah khususnya kayu manis yang merupakan sektor utama Sumbar namun belum dibahas lebih lanjut.
Ke depannya, hasil kunjungan ini dapat menjadi peluang yang sangat potensial untuk dikembangkan, khususnya untuk kerjasama pelabuhan dengan Pelabuhan Antwerp dan SIPEF dalam pengembangan perkebunan pisang, karet dan kelapa sawit.
Dalam 2 hari kunjungannya di Belgia, Pemda Sumbar berdiskusi langsung dengan berbagai sektor industri untuk pengembangan kerjasama ke depan. Kunjungan dilakukan ke perusahaan produksi minyak sawit utama di Belgia "SIPEF", pelabuhan kota Antwerp yang merupakan pelabuhan kedua terbesar di Eropa, pabrik pengolahan kopi terbesar di Belgia "Molenbergnatie" dan juga perusahaan di bidang IT di wilayah Walonia VOX TENEO.
Selain kunjungan langsung ke pusat usaha, Pemda Sumbar juga telah melakukan presentasi sektor-sektor investasi utama dihadapan para pengusaha di Belgia pada forum bisnis yang diselenggarakan di KBRI Brussel (30/5). Acara dihadiri oleh para pengusaha yang bergerak di sektor energi, keuangan, pertanian serta asosiasi pengusaha Belgia.
Duta Besar RI di Brussel, Yuri O. Thamrin a menyampaikan bahwa Sumatra Barat memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional di masa depan. Saat ini, Laut Hindia menjadi sebuah potensi yang sedang dikembangkan negara-negara di kawasan sebagai jalur alternatif yang dinilai lebih efisien.
"Teluk Bayur yang merupakan pelabuhan internasional di Sumatera Barat memiliki posisi strategis ke depan karena terletak tepat di jalur perdagangan Laut Hindia dan ke depannya dapat menjadi salah satu pelabuhan penting internasional, alternative bagi pengembangan perdagangan Indonesia dengan negara-negara tujuan dagang non-tradisional," jelas Dubes Yuri.
Selain itu, Dubes Yuri juga menyampaikan bahwa KBRI terus bekerja untuk dapat memfasilitasi penguatan kerja sama RI – Belgia, khususnya di bidang Trade, Tourism, Investment and Education (TTIE). Dubes RI juga menginformasikan mengenai tren dagang dan investasi Indonesia-Belgia 2016 sebesar US$ 1,62 miliar, yang memiliki surplus di sisi Indonesia sebesar US$ 634,6 juta. Impor utama Indonesia dari Belgia antara lain produk kimia, makanan dan minuman, aerospace, alutista, produk militer lainnya.
Sementara, ekspor Indonesia ke Belgia antara lain palm oil, rubber, pnematic rubber tires, kopi, makanan, minuman, apparel, rempah-rempah, pesawat terbang serta elektronik. Di sisi investasi, terdapat 118 proyek investasi Belgia senilai US$ 169,7 juta (food crops and plantation, forestry, food industry, textile industry, wood industry, trade and repair, hotel and restaurant). Sebanyak 25 pengusaha Belgia sudah beroperasi di Indonesia, antara lain: Bekaert (besi baja); Nayati (kitchen equipments); Sipef (agri industry); Socfindo (agri industry); Tribu (furniture); Ameco (furniture); Barabas (home décor and furniture); Delhaize (ritel supermarket); BNP Paribas Fortis (perbankan). Diluar itu, juga terdapat peluang kerja sama sister city, sister province dan sister port yang sedang diupayakan antara lain antara Surabaya-Antwerp dan Bandung-Namur.
Dubes Yuri juga menyampaikan saat ini Indonesia tidak hanya undang investor tapi juga aktif invest di luar negeri (e.g. pabrik ban di Mesir, Indomie di Nigeria dan Serbia, PT Wijaya Karya, PT Pertamina, medicine, fashion industry, infrastruktur pelabuhan, dll). Kunjungan Pemda Sumbar diharapkan dapat dimanfaatkan untuk belajar peluang investasi di Belgia.
Pada presentasi, Gubernur Sumbar menyampaikan mengenai 3 sektor investasi yang kiranya dapat dimanfaatkan para pengusaha Belgia antara lain pariwisata, perikanan dan energi khususnya geothermal. Pada sektor energi, Pemda Sumbar menawarkan beberapa lokasi potensial pembangkit energi dengan geothermal yang diharapkan dapat menghasilkan kebutuhan energi hingga mencapai 10.000 MW. Di sektor perikanan, terdapat kebutuhan untuk pengembangan fasilitas cold-storage sementara di bidang pariwisata ditawarkan pengembangan kawasan Mandeh dan Pantai Padang sebagai destinasi wisata internasional.
Pada sesi diskusi, para pengusaha menyampaikan ketertarikan pada sektor energi dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai regulasi dan kebijakan yang lebih transparan, termasuk siapa saja investor utama di bidang energi. Di bidang perikanan, salah satu perusahaan utama di Belgia "Solvay" ingin mengetahui lebih lanjut mengenai regulasi pembudidayaan sektor perikanan di Indonesia. Selain itu, terdapat masukan mengenai komoditas rempah-rempah khususnya kayu manis yang merupakan sektor utama Sumbar namun belum dibahas lebih lanjut.
Ke depannya, hasil kunjungan ini dapat menjadi peluang yang sangat potensial untuk dikembangkan, khususnya untuk kerjasama pelabuhan dengan Pelabuhan Antwerp dan SIPEF dalam pengembangan perkebunan pisang, karet dan kelapa sawit.
#Gan/kbribrussel/amn
No comments:
Post a Comment