MWawasan.Samarinda~ Majelis Agama Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbumi) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Samarinda, Kalimantan Timur. Hadir dan memberikan papaparan tentang Strategi Pelaksanaan dan Pemantapam Program Tahun 2017, Direktur Urusan dan Pendidikan (Urpendik) agama Buddha Supriyadi mengajak Mapanbumi untuk mengintensifkan koordinasi dan sinergi dalam pemberdayaan umat.
Menurutnya, sebagaimana harapan Menteri Agama Lukman Hakim mengharapkan, Rakernas ini bisa menjadi wahana meningkatkan kordinasi dan konsolidasi pembinaan umat melalui program dan kegiatan yang langsung dapat dirasakan oleh umat Buddha. "Ditjen Bimas Buddha membuka diri terhadap program yang akan dilaksanakan kepada umat Buddha secara luas sehingga bisa bersinergi dalam pelaksanaannya," ujarnya di Samarinda, Jumat (02/06).
Surpiyadi mengatakan, negara memberikan kebebasan dalam berserikat. Namun demikian, Supriyadi mengingatkan tentang pentingnya mematuhi norma-norma yang berlaku. Untuk itu, Supriyadi juga mengajak Pengurus Mapanbumi daerah untuk berkoordinasi secara intensif dengan Pembimas Buddha setempat demi mengatasi permasalahan bangsa.
"Kita perlu mengatur dalam masyarakat, supaya bisa memberikan perlindungan juga," ucapnya.
Terkait paham radikal dan intoleran, Supriyadi mengatakan komitmen Bimas Buddha untuk ikut hadir dalam melakukan upaya penanggulangan, termasuk melalui pembinaan umat. "Dalam praktiknya, Ditjen Bimas Buddha melakukan pembinaan berupa kegiatan baik bela negara, maupun sosialisasi Paham Pancasila."
Ditjen Bimas Buddha juga terus melakukan pengembangan layanan berbasis online. Disinggung soal rohaniawan dari luar negeri, Supriyadi mengatakan pentingnya memahami regulasi yang terkait penggunaan visa orang asing. "Intinya, ada control terkait penggunaan orang asing," tandasnya.
Menurutnya, sebagaimana harapan Menteri Agama Lukman Hakim mengharapkan, Rakernas ini bisa menjadi wahana meningkatkan kordinasi dan konsolidasi pembinaan umat melalui program dan kegiatan yang langsung dapat dirasakan oleh umat Buddha. "Ditjen Bimas Buddha membuka diri terhadap program yang akan dilaksanakan kepada umat Buddha secara luas sehingga bisa bersinergi dalam pelaksanaannya," ujarnya di Samarinda, Jumat (02/06).
Surpiyadi mengatakan, negara memberikan kebebasan dalam berserikat. Namun demikian, Supriyadi mengingatkan tentang pentingnya mematuhi norma-norma yang berlaku. Untuk itu, Supriyadi juga mengajak Pengurus Mapanbumi daerah untuk berkoordinasi secara intensif dengan Pembimas Buddha setempat demi mengatasi permasalahan bangsa.
"Kita perlu mengatur dalam masyarakat, supaya bisa memberikan perlindungan juga," ucapnya.
Terkait paham radikal dan intoleran, Supriyadi mengatakan komitmen Bimas Buddha untuk ikut hadir dalam melakukan upaya penanggulangan, termasuk melalui pembinaan umat. "Dalam praktiknya, Ditjen Bimas Buddha melakukan pembinaan berupa kegiatan baik bela negara, maupun sosialisasi Paham Pancasila."
Ditjen Bimas Buddha juga terus melakukan pengembangan layanan berbasis online. Disinggung soal rohaniawan dari luar negeri, Supriyadi mengatakan pentingnya memahami regulasi yang terkait penggunaan visa orang asing. "Intinya, ada control terkait penggunaan orang asing," tandasnya.
#Gan/Humas Kemenag/dbb/mkd/mkd
No comments:
Post a Comment