MWawasan.Dakar(SENEGAL)~ Wamenlu RI menekankan realisasi dan tindak lanjut Nota Kesepahaman antara Kadin RI dan Kadin Senegal yang ditandatangani hari ini. Penandatanganan ini menjadi catatan tersendiri dalam hubungan bilateral Indonesia – Senegal, karena untuk pertama kalinya kedua Kadin menandatangani nota kesepahaman.
Inti dari nota kesepahaman tersebut adalah peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, perbankan dan pariwisata yang meliputi saling tukar informasi, data dan statistik, serta memperkuat saling kunjung dan pameran.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Ketua Komite Tetap Kadin Afrika, Mintardjo Halim atas nama Ketua Kadin Rosan Roeslani dan Serigne Mboup, Ketua Kadin Senegal, dengan disaksikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, A.M. Fachir. Turut menyaksikan penandatanganan tersebut, Duta Besar RI di Dakar, Mansyur Pangeran, serta delegasi bisnis RI, antara lain Dirut PT PAL; Ketua Komite Tetap Kadin Afrika; Perwakilan dari PT Inka, Eximbank, Peruri, Garuda Maintenance Facility, PT Sasa Inti, serta Badan POM. Selain itu, Perwakilan Kadin dari berbagai Provinsi di Senegal, termasuk Provinsi Louga, Saint Louis, Kaolack, dan Thies hadir menyaksikan penandatangan.
Wamenlu RI menyampaikan, Nota Kesepahaman merupakan landmark kerjasama ekonomi kedua negara. Pemerintah hanyalah sebagai fasilitator, sementara sektor swasta yang berperan sebagai aktor perdagangan dan kerjasama ekonomi.
Penandatanganan ini merupakan puncak kegiatan Forum Bisnis Indonesia – Senegal yang dihadiri oleh sekitar 100 peserta bergerak di bidang pertanian, obat-obatan dan kosmetik, pesawat terbang, kereta api, tekstil, agro-industri, mainan anak, kelapa sawit, konstruksi, dan lainnya. Peserta tidak hanya berasal dari Senegal, Dakar tapi juga wakil-wakil Kadin negara-negara sekitar yaitu Pantai Gading, Mali, Gambia, Cabo Verde dan Sierra Leone.
Senegal merupakan salah satu mitra dagang Indonesia di Afrika Sub Sahara dengan nilai perdagangan bilateral mencapai USD 81,86 juta pada tahun 2016. Indonesia mengekspor CPO dan turunannya, produk elektronik, kimia, peralatan dan mesin, produk kertas, sabun, plastik, pakaian, dan furniture. Impor utama Indonesia dari Senegal adalah kapas, fosfat, besi dan baja. Beberapa produk Indonesia bahkan telah berhasil menembus pasar Senegal, seperti Extra Joss, sabun Dettol, deterjen So Klin, dan Mie Sedap.
Inti dari nota kesepahaman tersebut adalah peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, perbankan dan pariwisata yang meliputi saling tukar informasi, data dan statistik, serta memperkuat saling kunjung dan pameran.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Ketua Komite Tetap Kadin Afrika, Mintardjo Halim atas nama Ketua Kadin Rosan Roeslani dan Serigne Mboup, Ketua Kadin Senegal, dengan disaksikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, A.M. Fachir. Turut menyaksikan penandatanganan tersebut, Duta Besar RI di Dakar, Mansyur Pangeran, serta delegasi bisnis RI, antara lain Dirut PT PAL; Ketua Komite Tetap Kadin Afrika; Perwakilan dari PT Inka, Eximbank, Peruri, Garuda Maintenance Facility, PT Sasa Inti, serta Badan POM. Selain itu, Perwakilan Kadin dari berbagai Provinsi di Senegal, termasuk Provinsi Louga, Saint Louis, Kaolack, dan Thies hadir menyaksikan penandatangan.
Wamenlu RI menyampaikan, Nota Kesepahaman merupakan landmark kerjasama ekonomi kedua negara. Pemerintah hanyalah sebagai fasilitator, sementara sektor swasta yang berperan sebagai aktor perdagangan dan kerjasama ekonomi.
Penandatanganan ini merupakan puncak kegiatan Forum Bisnis Indonesia – Senegal yang dihadiri oleh sekitar 100 peserta bergerak di bidang pertanian, obat-obatan dan kosmetik, pesawat terbang, kereta api, tekstil, agro-industri, mainan anak, kelapa sawit, konstruksi, dan lainnya. Peserta tidak hanya berasal dari Senegal, Dakar tapi juga wakil-wakil Kadin negara-negara sekitar yaitu Pantai Gading, Mali, Gambia, Cabo Verde dan Sierra Leone.
Senegal merupakan salah satu mitra dagang Indonesia di Afrika Sub Sahara dengan nilai perdagangan bilateral mencapai USD 81,86 juta pada tahun 2016. Indonesia mengekspor CPO dan turunannya, produk elektronik, kimia, peralatan dan mesin, produk kertas, sabun, plastik, pakaian, dan furniture. Impor utama Indonesia dari Senegal adalah kapas, fosfat, besi dan baja. Beberapa produk Indonesia bahkan telah berhasil menembus pasar Senegal, seperti Extra Joss, sabun Dettol, deterjen So Klin, dan Mie Sedap.
#Gan/Puspen Kemenlu
No comments:
Post a Comment