MWawasan.Roma(ITALIA)~ Maestro piano Indonesia, Dwiki Dharmawan, tampil dalam suatu kolaborasi apik dengan musisi dari berbagai negara, di Roma. Pada konser musik bertajuk "Jazz by the river: SOUNDS OF PEACE FROM INDONESIA" tersebut, permainan piano nan mengagumkan dari Dwiki diperkuat gitaris Kamal Musallam dari Jordania, drummer dari Meksiko, Israel Varela dan basis berkebangsaan Brasil, Alfredo Paixao.
Para musisi kelas dunia ini menyuguhkan berbagai nomor fusion jazz termasuk lagu-lagu daerah Indonesia seperti Paris Barantai, Bubuy Bulan, Lir-Ilir dan Janger, yang diaransemen khusus dalam irama jazz dengan sentuhan etnik, serta karya ciptaan maupun jazz standar hasil aransemen Dwiki sendiri. Kepiawaian bermusik mereka memukau para pengunjung yang memadati tempat pertunjukan.
Pada lagu Lir-Ilir, penyanyi Ita Purnamasari yang hadir mendampingi Dwiki dan diplomat dari KBRI Roma Charles Hutapea yang juga pemain saksofon, ikut tampil memeriahkan suasana.
Pertunjukan dilaksanakan di sebuah klub jazz ternama kota Roma, terletak di pinggir sungai Tiberina yang melintasi pusat kota Roma. Konsep open space lokasi pertunjukan menjadikan para wisatawan dan penduduk setempat yang tengah lalu lalang di salah satu pusat keramaian kota Roma tersebut ikut mampir dan menikmati suguhan musik jazz berkualitas dari Dwiki Dharmawan dan rekan-rekannya. Suasana senja musim panas semakin menambah hangat acara.
Konser yang diselenggarakan KBRI Roma dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini dilaksanakan sebagai upaya mempromosikan musik Indonesia sekaligus menjadi wahana dialog kebudayaan antarbangsa.
Duta Besar RI di Roma, Esti Andayani, turut hadir pada kesempatan tersebut. "Musik merupakan bahasa universal yang dapat dipahami siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Untuk itu, kami menghadirkan musik jazz yang kaya akan interpretasi sebagai wahana kolaborasi antarbangsa dalam menyuarakan perdamaian dan persahabatan", demikian tutur Dubes Esti dalam sambutan pembukaannya.
Gregory, pemilik klub jazz tempat pertunjukan, menyatakan kekagumannya atas kepiawaian Dwiki bermain musik. "Pada dasarnya saya sangat selektif memilih musisi yang akan ditampilkan di klub saya. Saya pribadi juga tidak terlalu menyukai jazz yang memiliki sentuhan fusion. Namun, KBRI Roma berhasil meyakinkan saya bahwa musisi Indonesia memang pantas diapresiasi dan kolaborasi para artis yang tampil malam ini mampu menyuguhkan improvisasi yang amat menarik", komentar Gregory pasca pertunjukan.
Sementara itu Damiano, salah satu penduduk kota Roma yang menonton pertunjukan, menyatakan, "Selama ini saya sudah mendengar tentang keragaman dan kekhasan musik tradisional Indonesia. Namun, pada malam ini saya menyaksikan bahwa Indonesia juga patut diperhitungkan di ranah musik internasional."
Dalam kesempatan terpisah, gitaris Kamal Musallam yang tampil menyampaikan bahwa Indonesia dapat menjadi contoh keharmonisan sosial budaya. "Negara saya berukuran sangat kecil dibandingkan Indonesia, dengan latar belakang sosial budaya yang cenderung homogen, namun sulit untuk harmonis dalam berbagai hal. Sementara itu saya sering berinteraksi dengan orang Indonesia, serta kerap berkunjung ke Indonesia untuk berwisata maupun bekerja, dan saya menyaksikan sendiri bahwa meskipun luas wilayahnya sangat besar dan penduduknya sangat beragam, Indonesia dapat menjadi contoh keharmonisan bermasyarakat. Konser dialog antarbudaya dan promosi perdamaian ini menjadi relevan maknanya karena diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia", tutur Kamal panjang lebar.
Dwiki Dharmawan sendiri menyatakan sangat puas atas pertunjukan hari Minggu malam, tanggal 16 Juli 2017 yang turut dihadiri Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan tersebut. "Sambutan positif baik dari pengunjung maupun para rekan musisi menjadikan penampilan ini sebagai penutup yang manis bagi rangkaian tur Eropa saya kali ini", ujar Dwiki.
Roma merupakan kota persinggahan terakhir Dwiki Dharmawan. Sebelumnya, Dwiki tampil di London, Wina, Zagreb, Munich dan Sofia dalam rangkaian tur musim panas 2017 yang dilaksanakan sejak tanggal 4 Juli 2017.
Para musisi kelas dunia ini menyuguhkan berbagai nomor fusion jazz termasuk lagu-lagu daerah Indonesia seperti Paris Barantai, Bubuy Bulan, Lir-Ilir dan Janger, yang diaransemen khusus dalam irama jazz dengan sentuhan etnik, serta karya ciptaan maupun jazz standar hasil aransemen Dwiki sendiri. Kepiawaian bermusik mereka memukau para pengunjung yang memadati tempat pertunjukan.
Pada lagu Lir-Ilir, penyanyi Ita Purnamasari yang hadir mendampingi Dwiki dan diplomat dari KBRI Roma Charles Hutapea yang juga pemain saksofon, ikut tampil memeriahkan suasana.
Pertunjukan dilaksanakan di sebuah klub jazz ternama kota Roma, terletak di pinggir sungai Tiberina yang melintasi pusat kota Roma. Konsep open space lokasi pertunjukan menjadikan para wisatawan dan penduduk setempat yang tengah lalu lalang di salah satu pusat keramaian kota Roma tersebut ikut mampir dan menikmati suguhan musik jazz berkualitas dari Dwiki Dharmawan dan rekan-rekannya. Suasana senja musim panas semakin menambah hangat acara.
Konser yang diselenggarakan KBRI Roma dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini dilaksanakan sebagai upaya mempromosikan musik Indonesia sekaligus menjadi wahana dialog kebudayaan antarbangsa.
Duta Besar RI di Roma, Esti Andayani, turut hadir pada kesempatan tersebut. "Musik merupakan bahasa universal yang dapat dipahami siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Untuk itu, kami menghadirkan musik jazz yang kaya akan interpretasi sebagai wahana kolaborasi antarbangsa dalam menyuarakan perdamaian dan persahabatan", demikian tutur Dubes Esti dalam sambutan pembukaannya.
Gregory, pemilik klub jazz tempat pertunjukan, menyatakan kekagumannya atas kepiawaian Dwiki bermain musik. "Pada dasarnya saya sangat selektif memilih musisi yang akan ditampilkan di klub saya. Saya pribadi juga tidak terlalu menyukai jazz yang memiliki sentuhan fusion. Namun, KBRI Roma berhasil meyakinkan saya bahwa musisi Indonesia memang pantas diapresiasi dan kolaborasi para artis yang tampil malam ini mampu menyuguhkan improvisasi yang amat menarik", komentar Gregory pasca pertunjukan.
Sementara itu Damiano, salah satu penduduk kota Roma yang menonton pertunjukan, menyatakan, "Selama ini saya sudah mendengar tentang keragaman dan kekhasan musik tradisional Indonesia. Namun, pada malam ini saya menyaksikan bahwa Indonesia juga patut diperhitungkan di ranah musik internasional."
Dalam kesempatan terpisah, gitaris Kamal Musallam yang tampil menyampaikan bahwa Indonesia dapat menjadi contoh keharmonisan sosial budaya. "Negara saya berukuran sangat kecil dibandingkan Indonesia, dengan latar belakang sosial budaya yang cenderung homogen, namun sulit untuk harmonis dalam berbagai hal. Sementara itu saya sering berinteraksi dengan orang Indonesia, serta kerap berkunjung ke Indonesia untuk berwisata maupun bekerja, dan saya menyaksikan sendiri bahwa meskipun luas wilayahnya sangat besar dan penduduknya sangat beragam, Indonesia dapat menjadi contoh keharmonisan bermasyarakat. Konser dialog antarbudaya dan promosi perdamaian ini menjadi relevan maknanya karena diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia", tutur Kamal panjang lebar.
Dwiki Dharmawan sendiri menyatakan sangat puas atas pertunjukan hari Minggu malam, tanggal 16 Juli 2017 yang turut dihadiri Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan tersebut. "Sambutan positif baik dari pengunjung maupun para rekan musisi menjadikan penampilan ini sebagai penutup yang manis bagi rangkaian tur Eropa saya kali ini", ujar Dwiki.
Roma merupakan kota persinggahan terakhir Dwiki Dharmawan. Sebelumnya, Dwiki tampil di London, Wina, Zagreb, Munich dan Sofia dalam rangkaian tur musim panas 2017 yang dilaksanakan sejak tanggal 4 Juli 2017.
#Gan/Fungsi Penerangan KBRI Roma
No comments:
Post a Comment