Breaking

Thursday, July 20, 2017

Menlu Retno L.P. Marsudi Dijadwalkan Bertemu Menlu Selandia Baru


MWawasan.JAKARTA~ Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha C. Nasir didampingi Direktur Asia Tenggara, Denny Abdi memberikan briefing kepada awak media massa cetak, elektronik, dan dotcom di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri RI, (20/7).

Press Briefing terkait dengan beberapa pertemuan yang telah dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi dan agenda pertemuan ke depan.

Kunjungan Utusan Khusus Australia OKI

Menlu Retno Marsudi telah menerima Utusan Khusus Australia untuk OKI, Mr. Ahmed Fahour (19/7). Menurut Jubir hal ini menunjukkan perhatian tinggi Australia terhadap isu-isu mengenai kerja sama dunia Islam.

Dalam pertemuan tersebut Menlu Retno menyampaikan tentang perkembangan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan dunia Islam, khususnya mengenai hasil pertemuan para Menlu OKI ke-44 di Abidjan, Pantai Gading.

Menurut Jubir, Australia berharap Indonesia dapat terus memainkan peran leadership role dalam dunia Islam, mengingat Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Kunjungan  Deputy PM Viet Nam

Menlu Retno Marsudi juga telah mengadakan pertemuan dengan Deputy PM Viet Nam yang berkunjung ke Jakarta (19/7). Menurut Jubir hal ini menunjukkan kedekatan hubungan bilateral kedua negara. Viet Nam sebagai sesama anggota ASEAN telah memiliki hubungan Strategic Partnership dengan Indonesia.

Isu-isu yang dibahas dalam pertemuan menurut Jubir adalah untuk meningkatkan upaya kerja sama ekonomi dan investasi, dan rencana kunjungan Sekjen Partai Komunis Viet Nam pada Agustus 2017. "Ini merupakan kunjungan pertama," ungkap Jubir. Jabatan Sekjen Partai menurutnya memiliki struktur tinggi dalam Pemerintahan di Viet Nam. Hal lain yang juga dibahas dalam pertemuan adalah bidang kemaritiman.

Nilai perdagangan Indonesia-Viet Nam tercatat pada tahun 2016 lalu sebesar 6,2 miliar USD. Diharapkan pada 2020 akan terjadi peningkatan volume perdagangan bilateral menjadi 10 miliar USD.

Pertemuan JCBC RI – Laos

Joint Commission Bilateral Cooperation (JCBC) ke-5 antara RI-Laos menurut rencana akan diselenggarakan pada tanggal 27 Juli 2017 mendatang. Pertemuan JCBC merupakan forum bilateral yang membahas upaya untuk meningkatkan berbagai hubungan kerja sama secara komprehensif meliputi bidang politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya.

Kekuatan ASEAN adalah kuatnya hubungan bilateral antar anggota sehingga mampu menjaga stabilitas kawasan. "Kemajuan yang dicapai oleh ASEAN dapat dicapai oleh kuatnya hubungan bilateral antara negara-negara anggota ASEAN," papar Denny.

Hal-hal konkrit dari hubungan bilateral RI-Laos di bidang ekonomi yang tengah digarap untuk terus dikembangkan. Kerja sama konkrit di bidang ekonomi dilakukan melalui Pupuk Kujang dengan mengimpor bahan baku pupuk berupa Potasium dari Laos.

Sekitar 70.000 ton bahan baku Potasium setiap tahunnya diimpor dari Kanada dan Rusia. Dalam hal ini potensi deposit Potasium di Laos cukup besar yang akan menghemat biaya impor sekitar 30%. Kita sudah impor 500 ton dengan kualitas cukup memadai. "Harganya 30% lebih murah, karena faktor jarak," ujarnya.

Hubungan People to People dan antara Official kedua negara berlangsung baik. Untuk meningkatkan hubungan yang telah terjalin baik selama ini, Menlu Laos saat berkunjung ke Jakarta akan berkunjung untuk melihat fasilitas Diplomatic Training yang diadakan oleh Pusdiklat Kemlu, dimana Laos selalu mengirimkan diplomatnya menjadi peserta dalam Class International.

Tahun ini merupakan Anniversary 60 tahun hubungan RI-Laos. Akan ada serangkaian kegiatan untuk merayakannya.  "Tahun ini kita memasuki 60 tahun hubungan RI-Laos," ungkap Denny.

Kegiatan 60 tahun hubungan luar negeri kedua negara akan diwarnai dengan berbagai event menarik. "Beragam kegiatan akan digelar yang dimotori oleh Kedutaan kita di Laos maupun Kedubes Laos di Jakarta kerja sama dengan Kemlu," tuturnya.

Pertemuan di Manado

Jubir Kemlu  Arrmanatha C. Nasir yang akrab disapa Tata menyampaikan bahwa Menlu Retno Marsudi direncanakan akan bertemu dengan Menlu Selandia Baru yang belum lama dilantik pada Mei 2017 lalu,  Gerrry Brownlee. Pertemuan akan berlangsung pada 29 Juli mendatang di Manado.

Pertemuan digelar di Manado karena Menlu Selandia Baru akan hadir dalam pertemuan Sub Regional Cooperation Meeting On Fighting Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism.

Menko Polhukam akan menjadi vocal poin dalam pertemuan ini, yang akan dihadiri negara-negara Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia dan Selandia Baru.

Dalam pertemuan bilateral kedua Menlu akan membahas antara lain kerja sama antara lain di bidang ekonomi. "Dalam hal ini Indonesia akan fokus pada peningkatan akses pasar bagi produk pertanian seperti buah-buahan dan produk pertanian lainnya," kata Tata.

Selain itu, di bidang energi khususnya geothermal, dalam konteks  peningkatan di bidang energi khususnya geothermal yang mana Selandia Baru memiliki keunggulan dalam pemanfaatannya. "Selain itu isu yang jadi perhatian adalah upaya peningkatan kerja sama pendidikan dan pariwisata dengan Selandia Baru," tutur Tata.

Neraca perdagangan RI-Selandia Baru bernilai 1,2 miliar USD, sementara jumlah WNI yang tercatat tinggal di Selandia Baru sebanyak 4400 orang," pungkas Tata. 





#Gan/Dit.Infomed/qzn/

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas