Breaking

Thursday, July 13, 2017

Menlu Sebut OKI Punya Kewajiban Kenalkan Nilai Perdamaian, Dialog ke Generasi Muda Islam

​Menlu Retno Marsudi dalam KTM ke-44 OKI bertema “Youth, Peace and Development in a World of Solidarity”,  di Abidjan, Pantai Gading (10/7). (foto: BDSP)

MWawasan.Abidjan(PANTAI GADING)~ Anggota OKI memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan generasi muda Islam mengerti pentingnya perdamaian, stabilitas dan peran dialog dalam menyelesaikan perbedaan. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-44 Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang bertemakan “Youth, Peace and Development in a World of Solidarity”,  di Abidjan, Pantai Gading (10/7).

Dalam pertemuan, Menlu menyampaikan bahwa generasi muda, yang merupakan mayoritas di negara-negara Islam, memainkan peran penting dalam membangun dunia Islam yang lebih baik. Dalam kaitan ini, OKI memiliki tanggung jawab untuk tidak saja menanamkan moral, etika serta nilai-nilai  toleransi dan budaya damai, namun juga menciptakan kondisi kondusif bagi generasi muda Islam untuk berkembang.

“Dengan moral, etika, dan nilai-nilai yang tinggi generasi muda Islam tidak saja dapat memajukan peradaban Islam, tapi juga peradaban dunia,” tuturnya.

Lebih lanjut Menlu mendorong agar generasi muda Islam di seluruh dunia bersatu dengan selalu mengedepankan semangat Ukhkuwah Islamiyah. Menlu RI menyampaikan kesedihan melihat berbagai konflik diantara negara Islam saat ini. Konflik diantara negara OKI hanya menguntungan pihak pihak yang tidak ingin melihat dunia Islam bersatu dan maju. Oleh karena itu, Menlu mengajak negara-negara OKI untuk meningkatkan rasa persaudaraan, menyatukan energi guna meningkatkan kerja sama, khususnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Menlu Retno juga menekankan pentingnya untuk negara-negara OKI membangun dan perkuat kebiasaan dialog dalam menyelesaikan perbedaan dan konflik.  “Indonesia telah dan akan terus membangun kondisi yang kondusif agar terciptanya dialog untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di dunia, khususnya di negara-negara Islam,” jelasnya.

Lebih lanjut Menlu RI menekankan bahwa banyak generasi muda Islam yang terjerat dan  menjadi korban ideologi terorisme, radikalisme dan ekstremisme. Kejadian di Marawi, Filipina harus menjadi wake up call bagi negara-negara OKI, bahwa telah terjadi regionalisasi terorisme, yang banyak melibatkan generasi muda termasuk perempuan yang terlibat menjadi teroris dan Foreign Terorist Fighters (FTF).

Menlu mengajak negara OKI meningkatkan upaya kolektif dalam penanggulangan terorisme, utamanya dengan mengatasi akar masalah dan melakukan kontra narasi terhadap ideologi radikal. “Memperkuat kerja sama antara negara OKI menjadi mandatory dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme, khususnya dalam mencegah terjerumusnya pemuda Islam,” sebut Menlu Retno.

Mengakhiri sambutannya, Menlu Retno menegaskan pentingnya pendidikan yang baik bagi generasi muda dan untuk menempatkan kaum muda sebagai bagian utama dari pembangunan. Negara-negara anggota OKI perlu merancang pendidikan yang menanamkan nilai toleransi, menghormati satu sama lain, dan perdamaian semenjak dini.

“Kita memiliki tanggung jawab untuk generasi penerus kita, marilah kita menuntun dengan memberikan teladan dan membesarkan mereka dengan nilai Islam yang damai” ujar Menlu Retno menutup pernyataannya pada KTM ke-44 OKI.

KTM OKI adalah pertemuan puncak tahunan tingkat Menteri Luar Negeri negara-negara anggota OKI yang dilaksanakan untuk mengkaji perkembangan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (Kepala Negara/Pemerintahan). 




#Gan/ BDSP

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas