MWawasan.Bandung(JABAR)~ Peran humas di pemerintahan pusat maupun
daerah menjadi sangat penting di era digital saat ini. Perlu sebuah
kreativitas dan inovasi bagi para humas untuk bisa mengkomunikasikan
kebijakan kepada masyarakat dengan baik.
Hal tersebut terjawab dalam Focus Grup Discussion (FGD) Manajemen Komunikasi Pemerintah di Era Digital yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet (Setkab), Pramono Anung. Juru Bicara Presiden, Johan Budi dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. FGD ini dihadiri oleh para humas dari provinsi se Jawa Barat dan Banten.
Mendagri yang menjadi narasumber mengatakan pentingnya membangun komunikasi yang baik antara humas dengan masyarakat. Peran humas menjadi sangat penting.
"Mulai dari melakukan perencanaan kegiatan, memastikan anggaran itu dari mana, memastikan program itu terlaksana yang bisa dikomunikasikan ke masyarakat. Jika masyarakat tidak tahu apa yang dikerjakan oleh Pemda tidak ada artinya," kata Tjahjo di Hotel Phasion In, Bandung, Selasa (22/8).
Intinya kata Tjahjo membangun komunikasi yang baik melalui tangan-tangan media baik di pusat maupun daerah. "Media adalah bagian dari mitra pemerintah pusat dan daerah. Harus menjadi corong bagi kebaikan pemerintah," tegasnya.
Sementara, Setkab Pramono Anung mengatakan belum semuanya memahami era digital saat ini dengan baik. Karena dengan era digital saat ini, banyak sekali meninggalkan rekam jejak yang dilakukan sebelumnya.
"Era digital perlu kehati-hatian. Baik itu dalam menggunakan media sosial maupun penyebaran informasi. Era ini memang merubah pola landscpae politik kita. Sekecil apapun itu informasi akan cepat tersebar dan menjadi viral," kata Pramono
Ia mengatakan semua kementerian dan lembaga saat ini mempunyai media sosial, baik itu Facebook maupun Twitter namun bahasanya yang digunakan masih bahasa pemerintah. Ini yang perlu dirubah. "Generasi melenial menganggap bahasa itu bukan kekinian. Meski ada pakem atau norma yang harus disampaikan jangan kemudian terlalu kaku," ujarnya.
Era sudah berubah sehingga kata Pramono, tidak bisa lagi mengandalkan sisi kehumasan dengan pola seperti dulu. Saat ini katanya harus bisa melakukan inovasi dan kekinian. "Tidak interaktif dan kekinian, publik tidak lagi menyukainya sehingga kepala humas tidak harus ganteng, rapih yang terpenting dia punya hasil yang baru, punya framing yang disampaikan. Publik saat ini tidak suka apa yang disampaikan oleh pemerintah itu secara formal," paparnya.
Hal tersebut terjawab dalam Focus Grup Discussion (FGD) Manajemen Komunikasi Pemerintah di Era Digital yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet (Setkab), Pramono Anung. Juru Bicara Presiden, Johan Budi dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. FGD ini dihadiri oleh para humas dari provinsi se Jawa Barat dan Banten.
Mendagri yang menjadi narasumber mengatakan pentingnya membangun komunikasi yang baik antara humas dengan masyarakat. Peran humas menjadi sangat penting.
"Mulai dari melakukan perencanaan kegiatan, memastikan anggaran itu dari mana, memastikan program itu terlaksana yang bisa dikomunikasikan ke masyarakat. Jika masyarakat tidak tahu apa yang dikerjakan oleh Pemda tidak ada artinya," kata Tjahjo di Hotel Phasion In, Bandung, Selasa (22/8).
Intinya kata Tjahjo membangun komunikasi yang baik melalui tangan-tangan media baik di pusat maupun daerah. "Media adalah bagian dari mitra pemerintah pusat dan daerah. Harus menjadi corong bagi kebaikan pemerintah," tegasnya.
Sementara, Setkab Pramono Anung mengatakan belum semuanya memahami era digital saat ini dengan baik. Karena dengan era digital saat ini, banyak sekali meninggalkan rekam jejak yang dilakukan sebelumnya.
"Era digital perlu kehati-hatian. Baik itu dalam menggunakan media sosial maupun penyebaran informasi. Era ini memang merubah pola landscpae politik kita. Sekecil apapun itu informasi akan cepat tersebar dan menjadi viral," kata Pramono
Ia mengatakan semua kementerian dan lembaga saat ini mempunyai media sosial, baik itu Facebook maupun Twitter namun bahasanya yang digunakan masih bahasa pemerintah. Ini yang perlu dirubah. "Generasi melenial menganggap bahasa itu bukan kekinian. Meski ada pakem atau norma yang harus disampaikan jangan kemudian terlalu kaku," ujarnya.
Era sudah berubah sehingga kata Pramono, tidak bisa lagi mengandalkan sisi kehumasan dengan pola seperti dulu. Saat ini katanya harus bisa melakukan inovasi dan kekinian. "Tidak interaktif dan kekinian, publik tidak lagi menyukainya sehingga kepala humas tidak harus ganteng, rapih yang terpenting dia punya hasil yang baru, punya framing yang disampaikan. Publik saat ini tidak suka apa yang disampaikan oleh pemerintah itu secara formal," paparnya.
#Gan/Puspen Kemendagri
No comments:
Post a Comment