Breaking

Wednesday, August 30, 2017

Kerusakan Satelit Telkom 1 Layanan Dipindahkan ke Satelit Lain Yang Berdekatan

Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin saat tampil dalam acara Lunch Talk Berita di Studio TV Berita Satu, Jakarta Selatan.
MWawasan.JAKARTA~ Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin tampil sebagai pembicara dalam Lunch Talk Berita Satu TV, Selasa (29/08), Pukul 13.00 WIB. Acara yang disiarkan live dari Studio Siaran Berita Satu Lantai 11, Jakarta Selatan ini mengusung tema terkait peristiwa kerusakan Satelit Telkom 1 yang berdampak buruk pada sebagian besar jaringan perbankan dan siaran televisi di Indonesia.

Beberapa hari terakhir, sebagian besar Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dari beberapa bank nasional mengalami offline. Sebagian stasiun televisi nasional juga mengalami gangguan siaran. Hal tersebut disebabkan gangguan pada Satelit Telkom 1. Di mana, satelit sebagai pengendali jaringan perbankan, broadcast, navigasi, dan jenis telekomunikasi lainnya dilansir mengalami gangguan.

Apa penyebabnya? Kepala LAPAN menjelaskan tentang data yang tidak bisa dipancarkan dan diterima oleh VSat di Bumi. “Satelit Telkom 1 posisinya masih di ketinggian 36.000 kilometer pada koordinat 108 BT, persis di atas Selat Karimata, dekat Pontianak. Jika memang mengalami pergeseran, tentu akan diperbaiki posisinya oleh Roket Kendali yang selalu dipantau operator,” imbuhnya.

Satu hal, Thomas menuturkan, umur satelit tersebut sudah melebihi masa penggunaannya. “Satelit Telkom 1 diluncurkan tahun 1999. Sementara umur satelit tersebut ketika dibangun diprediksi bisa bertahan sampai 15 tahun,” jelasnya.

Lalu apakah satelit tersebut bisa diperbaiki? Thomas kembali mengungkapkan, jika permasalahan terjadi pada sistemnya, bisa diperbaiki dengan menggunakan remote yang dikendalikan dari control room. Namun jika sistem ini tertutup, maka tidak bisa memancarkan sinyal ke stasiun penerima data. Alternatif lainnya dengan ditangkap oleh pesawat ulang alik yang kemudian diperbaiki. Namun cara ini membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Jika memang sudah tidak bisa diperbaiki, maka solusinya adalah memindahkan layanan tersebut ke satelit lain yang posisinya berdekatan. Contohnya, bisa dipindahkan ke Satelit Telkom 3s pada Koordinat 118 BT. “Artinya, VSat harus diubah arahnya,” tegasnya.

Menggunakan satelit keuntungannya memang lebih praktis. Namun karena hanya dikendalikan dengan satelit saja, maka jika satelit tersebut terjadi gangguan, akan berdampak secara keseluruhan.

Perbaikan terhadap Satelit Telkom 1 perlu pengambilan keputusan yang matang dari berbagai aspek. Jika tidak bisa diperbaiki lagi, maka satelit itu akan jadi sampah antariksa. Dengan demikian pihak operator harus siap. “Perlu diketahui juga, penempatan satelit di orbit geostasioner itu terbatas slotnya,” ujar Thomas, sambil mengimbuhkan, pemantauan frekuensi dan slot orbit dipegang oleh International Telecommunication Union (ITU).

Kepala LAPAN juga membuka wawasan kepada penonton, ketika satelit tersebut sudah tidak bisa dikendalikan, bahan bakar habis, sistem rusak, maka ia akan dibiarkan saja pada orbitnya. Sebab satelit pada ketinggian 36.000 kilometer tidak bisa jatuh ke bumi. Maka perlu diwaspadai bakal mengganggu satelit lainnya yang masih aktif.

Namun bagaimanapun juga, kehidupan manusia akan terus bergantung pada teknologi satelit. Jaman sudah semakin modern, semua bergantung pada kecanggihan teknologi tinggi yang dibuat.

Satelit Telkom 1 merupakan satelit telekomunikasi yang prioritas pemanfaatannya untuk komunikasi data. Dampak secara keseluruhan sangat besar bagi kehidupan manusia. Maka Kepala LAPAN menyarankan, untuk membangun
satelit tersebut perlu persiapan yang matang. Pihak pembuat harus memperhitungkan fungsi pembuatannya dan jadwal peluncuran, termasuk mempersiapkan cadangan. 


#Gan

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas