MWawasan.Dakar(SENEGAL)~ Duta Besar RI Dakar yang merangkap Republik
Guinea Bissau Mansyur Pangeran menyatakan Indonesia dan Guinea-Bissau
telah mencetak sejarah baru dengan adanya kesepakatan kerja sama di
bidang pertahanan. Babak baru tersebut ditandai dengan penandatanganan
naskah Letter of Intent (LoI) oleh Menteri Pertahanan RI, Ryamizard
Ryacudu, dengan Menteri Pertahanan Guinea-Bissau, Eduardo Costa Sanha.
Kunjungan Menhan RI ke Guinea Bissau tanggal 7 Agustus 2017 tersebut, sekaligus menjadi sejarah baru bagi hubungan kedua negara dimana untuk pertama kalinya pejabat tinggi Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Guinea-Bissau sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada 12 Desember 1996, demikian Dubes Mansyur Pangeran.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Guinea-Bissau, Jenderal Umaro Sissoko Embalo, Senin (7/8) di kantor Perdana Menteri Guinea-Bissau. Dengan penandatanganan naskah LoI ini diharapkan kedepannya kerja sama dapat ditingkatkan dengan kerjasama yang lebih konkrit melalui payung hukum semacam MoU.
Menhan RI mengatakan, guna menghadapi perkembangan geopolitik dan geostrategi baik global dan regional yang semakin kompleks, Indonesia menilai penting untuk memperkuat hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara sahabat seperti Guinea-Bissau.
Penandatanganan LoI akan segera ditindaklanjuti dengan pembentukan Joint Working Group untuk menilai dan memilah kegiatan-kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan secara konkrit dan bersifat mengikat kedua pihak.
Menhan RI juga akan menugaskan perwira tinggi Kemenhan untuk berkunjung ke Guinea-Bissau guna membahas teknis kerja sama.
Sementara itu, Perdana Menteri Guinea-Bissau mendukung sepenuhnya peningkatan kerja sama pertahanan ini untuk segera dapat diimplementasikan. Perdana Menteri Embalo juga terbuka untuk membangun kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, tidak hanya di bidang pertahanan.
Guinea-Bissau melalui Menhannya juga menyatakan akan berkunjung ke Jakarta guna membicarakan lebih jauh peluang-peluang kerja sama pertahanan yang menguntungkan bagi kedua negara.
Dubes Mansyur Pangeran, yang turut mendampingi Menhan RI di sela-sela penandatanganan LoI, berkesempatan menyampaikan pesan Menteri Luar Negeri RI kepada Perdana Menteri Embalo untuk meminta dukungan tertulis dari Pemerintah Guinea-Bissau terkait Pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK-PBB Periode 2019-2020. Terhadap permintaan tersebut, PM Embalo telah merespon positif untuk memberikan dukungan tertulisnya atas pencalonan RI dimaksud dan meminta langsung kepada Menteri Luar Negeri Jorge Malu untuk segera menindaklanjutinya.
Sementara itu, dalam pertemuan Business-to-Business yang dihadiri oleh delegasi bisnis RI telah dicatat permintaan Guinea-Bissau yang menginginkan bantuan teknis berupa pelatihan keterampilan di sektor pertanian, peternakan, perkebunan kacang mete dan industri pariwisata.
Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut, sejumlah pejabat Kemhan antara lain Direktur Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Dr. Sutrimo Sumarlan, Direktur Kerja Sama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan) Kemhan Brigjen Rizerius Eko. Selain itu, Menhan RI juga didampingi pimpinan Industri Pertahanan Dalam Negeri yakni Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh dan Direktur Utama PT. Pindad Abraham Mose.
Kunjungan Menhan RI ke Guinea Bissau tanggal 7 Agustus 2017 tersebut, sekaligus menjadi sejarah baru bagi hubungan kedua negara dimana untuk pertama kalinya pejabat tinggi Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Guinea-Bissau sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada 12 Desember 1996, demikian Dubes Mansyur Pangeran.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Guinea-Bissau, Jenderal Umaro Sissoko Embalo, Senin (7/8) di kantor Perdana Menteri Guinea-Bissau. Dengan penandatanganan naskah LoI ini diharapkan kedepannya kerja sama dapat ditingkatkan dengan kerjasama yang lebih konkrit melalui payung hukum semacam MoU.
Menhan RI mengatakan, guna menghadapi perkembangan geopolitik dan geostrategi baik global dan regional yang semakin kompleks, Indonesia menilai penting untuk memperkuat hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara sahabat seperti Guinea-Bissau.
Penandatanganan LoI akan segera ditindaklanjuti dengan pembentukan Joint Working Group untuk menilai dan memilah kegiatan-kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan secara konkrit dan bersifat mengikat kedua pihak.
Menhan RI juga akan menugaskan perwira tinggi Kemenhan untuk berkunjung ke Guinea-Bissau guna membahas teknis kerja sama.
Sementara itu, Perdana Menteri Guinea-Bissau mendukung sepenuhnya peningkatan kerja sama pertahanan ini untuk segera dapat diimplementasikan. Perdana Menteri Embalo juga terbuka untuk membangun kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, tidak hanya di bidang pertahanan.
Guinea-Bissau melalui Menhannya juga menyatakan akan berkunjung ke Jakarta guna membicarakan lebih jauh peluang-peluang kerja sama pertahanan yang menguntungkan bagi kedua negara.
Dubes Mansyur Pangeran, yang turut mendampingi Menhan RI di sela-sela penandatanganan LoI, berkesempatan menyampaikan pesan Menteri Luar Negeri RI kepada Perdana Menteri Embalo untuk meminta dukungan tertulis dari Pemerintah Guinea-Bissau terkait Pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK-PBB Periode 2019-2020. Terhadap permintaan tersebut, PM Embalo telah merespon positif untuk memberikan dukungan tertulisnya atas pencalonan RI dimaksud dan meminta langsung kepada Menteri Luar Negeri Jorge Malu untuk segera menindaklanjutinya.
Sementara itu, dalam pertemuan Business-to-Business yang dihadiri oleh delegasi bisnis RI telah dicatat permintaan Guinea-Bissau yang menginginkan bantuan teknis berupa pelatihan keterampilan di sektor pertanian, peternakan, perkebunan kacang mete dan industri pariwisata.
Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut, sejumlah pejabat Kemhan antara lain Direktur Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Dr. Sutrimo Sumarlan, Direktur Kerja Sama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan) Kemhan Brigjen Rizerius Eko. Selain itu, Menhan RI juga didampingi pimpinan Industri Pertahanan Dalam Negeri yakni Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh dan Direktur Utama PT. Pindad Abraham Mose.
#Gan
No comments:
Post a Comment