MWawasan.JAKARTA~ Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta masyarakat ikut serta aktif mengawasi mantan anggota ISIS yang dikabarkan kembali ke lingkungannya. Dengan begitu mereka ikut serta membantu kinerja kepolisian, TNI dan jajaran pemerintah daerah (pemda).
“Ya, dari masyarakat (pengawasan). Sama juga dari aparat intelejen kepolisian di tingkat polsek, TNI lewat kodimnya,” kata Tjahjo usai melangsungkan acara Jalan Sehat Bersama dari Lapangan Banteng sampai Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Rabu (16/8).
Dia juga meminta jajaran Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) bekerjasama dengan gubernur, bupati/walikota dan kepolisian/TNI ikut mengawasi mantan anggota ISIS dengan ikut menjemput mereka dan mengantarnya sampai ke alamat rumahnya supaya.
“Supaya semua elemen termasuk camat sampai kepala desa tahu. Siapa namanya, tinggal dimana hingga ke RT/RW sehingga bisa dimonitor,” ujar dia.
Sebanyak 17 orang Warga Negara Indonesia dikabarkan hendak pulang dari Suriah setalah diduga sempat menjadi simpatisan kelompok militan ISIS. Pemerintah meminta agar semua pihak bisa mewaspadai mereka dikhawatirkan munculnya paham radikalisme dari kelompok tersebut.
“Ya memang sebenarnya negara kalo mau ekstrim, bisa menolak mereka pulang. Tapi kan tidak begitu juga. Tapi ini harus diwaspadai,” kata dia.
Bukan hanya itu, ia juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlibat aktif dalam pemantauan aktivitas para WNI simpatisan ISIS tersebut. Harus ada peninjauan atas paham para WNI ini. Maka itu, peranan BNPT adalah untuk melakukan deradikalisasi terhadap mereka secara tepat.
“BNPT begitu pulang langsung didoktrin dulu. Mereka dulu pergi dicuci otak. Mereka pulang ya kita cuci otaknya lagi,” kata Tjahjo.
#Gan/Puspen Kemendagri
“Ya, dari masyarakat (pengawasan). Sama juga dari aparat intelejen kepolisian di tingkat polsek, TNI lewat kodimnya,” kata Tjahjo usai melangsungkan acara Jalan Sehat Bersama dari Lapangan Banteng sampai Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Rabu (16/8).
Dia juga meminta jajaran Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) bekerjasama dengan gubernur, bupati/walikota dan kepolisian/TNI ikut mengawasi mantan anggota ISIS dengan ikut menjemput mereka dan mengantarnya sampai ke alamat rumahnya supaya.
“Supaya semua elemen termasuk camat sampai kepala desa tahu. Siapa namanya, tinggal dimana hingga ke RT/RW sehingga bisa dimonitor,” ujar dia.
Sebanyak 17 orang Warga Negara Indonesia dikabarkan hendak pulang dari Suriah setalah diduga sempat menjadi simpatisan kelompok militan ISIS. Pemerintah meminta agar semua pihak bisa mewaspadai mereka dikhawatirkan munculnya paham radikalisme dari kelompok tersebut.
“Ya memang sebenarnya negara kalo mau ekstrim, bisa menolak mereka pulang. Tapi kan tidak begitu juga. Tapi ini harus diwaspadai,” kata dia.
Bukan hanya itu, ia juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlibat aktif dalam pemantauan aktivitas para WNI simpatisan ISIS tersebut. Harus ada peninjauan atas paham para WNI ini. Maka itu, peranan BNPT adalah untuk melakukan deradikalisasi terhadap mereka secara tepat.
“BNPT begitu pulang langsung didoktrin dulu. Mereka dulu pergi dicuci otak. Mereka pulang ya kita cuci otaknya lagi,” kata Tjahjo.
#Gan/Puspen Kemendagri
No comments:
Post a Comment