Oleh
Ildayu Candra
Ildayu Candra
Wartawan SKM Wawasan di Kota Solok
Sebagai Kota Kecil dengan iklim tropis Kota Solok memiliki cukup banyak potensi untuk menunjang pembangunan kota. Selain sebagai Kota Perdagangan dan Jasa kota ini memiliki areal pertanian yang cukup luas dan bisa berkembang menjadi salah satu daerah tujuan wisata dengan konsep pertanian.
Saat ini di Kota penghasil beras ternama itu pertumbuhan sektor ekonomi dalam bidang kepariwisataan kian menampakkan wujudnya. Pertumbuhan itu dapat dilihat dari banyaknya kemunculan objek wisata dengan basis pertanian, seperti Puncak Klasik yang memanfaatkan hamparan bukit di tengah kota dengan pemandangan yang indah sebagai latarnya, objek wisata sawah solok yang ditunjang dengan kegiatan basikakeh roda basi setiap tahunnya juga diyakini dapat mempengaruhi kemajuan daerah dibidang agrowisata. Selain itu ada juga objek wisata Pulau Belibis yang tiap hari makin dipercantik dengan berbagai inovasi, Kolam Renang Central Park yang menjadi tempat rekreasi keluarga serta Taman Syeh Kukut di tengah kota turut berkontribusi menyumbangkan kemajuan daerah dibidang pariwisata.
Baru-baru ini juga telah dilakukan launching Agrowisata Payo di Kota Solok dengan melibatkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Direktur Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian, Dr Suwandi, saat melaunching Agrowisata Payo, di Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Rabu (5/12) memuji potensi agrowisata yang dimiliki kota kecil ini dan berjanji akan menyuport kota solok di bidang kepariwisataan.
Selain Agrowisata Payo di Kota Solok terletak di atas ketinggian bukit barisan yang apabila seseorang berdiri diatasnya maka akan melihat keindahan kota dari atas bukit terdapat beraneka tanaman seperti bunga krisan atau seruni. Kemudian selain petani di kawasan Agrowisata Payo juga mengembangkan sederet tanaman lain sebut saja manggis yang sudah sejak lama banyak di Solok, jeruk, durian, pisang, salak bahkan kopi khas payo paduan langit biru dengan awan berarak ditambah hamparan persawahan dan tikungan serta bukit berkelok menjadi panorama yang tersaji selama perjalanan ke Kawasan Agrowisata Payo di Kota Solok.
Dr. Suwandi yang hadir pada acara Launching Agrowisata Payo, Kota Solok (5/12) lalu menyampaikan Kementan akan terus mendorong pembangunan agrowisata berbasis hortikultura di tanah air.
Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hortikultura, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani serta memotivasi masyarakat untuk bertani yang menguntungkan dan gemar mengonsumsi buah sayur unggulan lokal.
Dengan potensi itu Kota Solok jelas memiliki kawasan yang bisa dimanfaatkan dengan manfaat ganda yakni wisata agro, wisata dan edukasi bagi pengunjung serta promosi efektif bagi pangan lokal. Ditambah lagi dengan adanya iven Tour de Singkarak (TdS) setiap tahunnya.
Tumbuhnya dunia wisata berbasis pertanian di Kota Solok tentu perlu dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) dan terus di evaluasi agar mengikuti perkembangan zaman dan betul-betul memberi manfaat kepada daerah kota solok serta masyarakat dan wisatawan.
Apalagi upaya pengembangan kawasan Payo sebagai salah satu magnet agrowisata di Kota Solok didorong melalui percepatan pelaksanaan program Nagari Mandiri Pangan. Pengembangan wisata sesuai dengan keunggulan daerah dan kawasan Payo memang sangat cocok sebagai kawasan pengembangan pertanian.
Agrowisata sendiri dapat diartikan sebagai pengembangan industri wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam. Industri ini mengandalkan pada kemampuan budidaya baik pertanian, peternakan, perikanan atau pun kehutanan. Agrowisata tidak sekedar mencakup sektor pertanian, melainkan juga budidaya perairan baik darat maupun laut.
Sekali lagi, pengembangan wisata agro di kawasan Payo, membawa harapan besar untuk peningkatan perekonomian masyarakat dan diharapkan juga untuk menunjang kesiapan Kota berpenduduk 71.723 jiwa tersebut menjadi Kota Tujuan tahun 2020 mendatang.*
No comments:
Post a Comment