MWawasan, Batang (JAWA TENGAH)~ Menjelang peringatan Hari Jadi Kabupaten Batang ke 53, ditandai dengan prosesi boyong pusaka Tombak Abirawa, dari pendopo Kantor Lurah Kauman menuju pendopo Kantor Bupati Batang yang berjarak sekitar dua kilometer (2 KM).
Prosesi boyong pusaka yang digelar pada Sabtu sore (30/3) tersebut, sempat menarik perhatian ribuan warga, yang ingin lihat langsung. Mereka sejak lepas dzuhur memenuhi tepi jalan untuk menyaksikan dari dekat wujud pusaka keramat Tombak Abirawa yang merupakan senjata kebesaran milik pendiri Kabupaten Batang pada masa lalu, yakni Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rachmat.
Menurut catatan, Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rachmat, adalah trah (keturunan) Sunan Sendang Duwur dan bermukim di Sendang-Lamongan, Jawa-Timur yang hidup pada abad ke 16, di zaman Kesultanan Demak.
Selain Tombak Pusaka Abirawa, juga ikut diboyong sejumlah pusaka lainnya, berupa tombak dan keris, untuk disimpan di tempat penyimpanan yang berada di salah satu ruangan pendopo Kantor Bupati Batang.
Bupati Batang Wihaji usai menerima pusaka Tombak Abirawa mengatakan, ritual boyongan pusaka merupakan lebih pada seni budaya Jawa, yang harus dihormati. Yakni asal-usul para leluhur dan para pejuang yang melahirkan Kabupaten Batang.
"Hari ini kita boyong salah satu piandel (senjata pusaka) Tombak Abirawa, yang dalam sejarahnya pusaka tersebut untuk mbabat (membuka) alas mulai dari Pasuruan, Lamongan dan Batang," kata Wihaji.
Pemkab, tutur Wihaji, sangat menghormati sejarah para pendahulu pendiri Kabupaten Batang, sebagai wujud syukur. “Bukan masalah tombaknya, tetapi merupakan simbol pada zamannya yang memiliki sejarah panjang. Sejarah dan budaya ini kita uri-uri (kita rawat) dan pusaka Tombak Abirawa kita tempatkan di tempat yang sangat layak," jelasnya.
Wihaji juga menyampaikan rasa terima kasih kepada ahli waris Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rachmat yang telah menyerahkan Tombak Pusaka Abirawa ke Pemkab Batang, secara suka rela dan ikhlas untuk ditempatkan di Pendopo Kabupaten Batang.
"Ini ritual boyongan dari keluarga ahli waris ke Pemkab Batang. Untuk selanjutnya setiap tanggal 8 April tetap kita kirabkan pusaka Tombak Abirawa yang asli. Karena selama ini yang kita kirab adalah pusaka duplikatnya,” sebut Bupati Wihaji.
Dalam acara tersebut, salah seorang ahli waris pemilik pusaka Tombak Abirawa, Saifullah, menambahkan, keturunan ahli waris yang berdomisili di Kelurahan Kauman Batang, merasa sudah selayaknya, jika tombak pusaka di tempatkan di Pendopo Kabupaten Batang.
“Pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan sudah melalui musyawarah, untuk memboyong pusaka dari tempat kediaman ahli waris ke pendopo Kabupaten Batang. Ada pun untuk perawatan pusaka, masih tetap dilakukan oleh pihak ahli waris. Jadi kita masih diberi akses penuh untuk merawat pusaka Tombak Abirawa,” ujar Saeful.
#Humas/Trisno
No comments:
Post a Comment