MWawasan,LimaPuluh Kota (Sumbar) ~ Hidup adalah garis-garis nasib. Terkadang berjalan baik dan terkadang berjalan buruk. Nasib adalah peruntungan, terkadang berputar tidak seindah yang diharapkan.
Itulah yang dialami, Nabilla Syakila (12 tahun) anak sulung dari pasangan suami-istri Ridwan (38 tahun) dan Aida (36 tahun) warga Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, yang kini menetap di Kabupaten Siak, Riau, untuk mengobati Nabilla Syakila melalui pengobatan alternatif.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, ketika mendapat kabar dari masyarakat dan dibenarkan oleh Walinagari Sarilamak, Ollly Wijaya, bahwa ada seorang warga Nagari Sarilamak bernama Nabilla Syakila terbaring sakit akibat sakit tumor yang dideritanya, berusaha datang melihat kondisi gadis belia anak keluarga miskin itu ke kediamannya di Sarilamak.
Sayang, kedatangan Wabup Ferizal Ridwan yang ingin melihat kondisi Nabilla Syakila tak berhasil, karena menurut neneknya dan pamannya, gadis kecil yang terserang tumor dibagian lengan kanannya itu sedang dibawa ibunya Aida ke tempat ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan di Kabupaten Siak, Riau,untuk berobat alternatif.
Meski pun Wabup Ferizal Ridwan yang akrap disapa Buya Feri itu, tak sempat bertemu dan melihat kondisi Nabilla Syakila, namun sebagai Wakil Bupati sekaligus sebagai seorang ayah, Buya Feri dapat merasakan betapa menderitanya gadis belia itu terbaring tak berdaya karena sakit yang dideritanya.
Informasi tentang Nabilla Syakila yang diperoleh Wabup Ferizal dari nenek dan paman Nabilla Syakila, hanyalah sepotong kisah nestapa yang dialami Nabilla Syakila karena sakit yang dideritanya.
Menurut informasi dari nenek dan paman Nabilla Syakila, kedua orang tuanya kesulitan untuk mengobati anaknya ke rumah sakit karena tak ada biaya.
Maklum, pasangan suami-istri Ridwan dan Aida adalah keluarga kurang mampu. Sehari-hari pasangan suami istri ini mengandalkan ekonomi mereka sebagai kuli bangunan, sedangkan istrinya Aida ikut menopang ekonomi keluarga dengan menjadi penjahit.
“Karena tak ada biaya itulah, Nabilla Syakila, dibawa oleh ibunya Aida ke Kabupaten Siak ke tempat ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan untuk berobat alternatif,” ungkap nenek dan paman Nabilla Syakila, saat Wabup Ferizal Ridwan mengantarkan sedikit bantuan dan sembako.
Wabup Ferizal Ridwan mengaku prihatin sekaligus dapat merasakan betapa beratnya derita yang dialami Nabilla Syakila. Mestinya, anak seusia Nabilla Syakila, hidup bahagia menjalani hari-hari belianya.
“Namun, itulah garis-garis nasib manusia yang terkadang berjalan baik dan terkadang berjalan buruk. Nasib adalah peruntungan, terkadang berputar tidak seperti yang diharapkan,” ujar Buya Feri mengaku sangat prihatin dengan nasib yang dialami Nabilla Syakila.
Menurut Wabup Ferizal Ridwan, akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Propinsi Riau dan Sumatera Barat, kini Nabilla Syakila, masih berada di Kabupaten Siak bersama ayah dan ibunya.
“Kita berharap, usai wabah virus corona atau Covid-19 ini lenyap dari bumi republik tercinta ini, Nabilla Syakila, dapat ditangani secara medis untuk menjalani operasi akibat tomor ganas yang telah menyerang lengan kanannya, “ harap Wabup Ferizal Ridwan.
#MEP/ DS/*
No comments:
Post a Comment