Oleh: Izwayani Isra
Penting untuk menjadikan pemilu dekat dengan rakyat atau masyarakat pemilih. Oleh karena itu tinggalkan kalimat-kalimat yang menyatakan pemilu untuk masa depan bangsa, untuk menentukan haluan negara, dan lain semisalnya.
Sekarang kita bawa pemilu menjadi dekat dengan masyarakat pemilih kita, bahkan kita pun ada di antara mereka. Nah gantinya, pemilu adalah untuk masa kita sekarang sampai lima tahun ke depan, saat digelar pemilu berikutnya tahun 2029 nanti. Pertanyaannya, mengapa kita harus berpartisipasi di pemilu dengan datang ke tps memberikan pilihan kita? Memangnya kalau gak datang bagaimana?
Sadar atau tidak kita, hampir semua hajat hidup orang banyak, termasuk hajat hidup kita, sangat ditentukan oleh pejabat publik yang terpilih melalui pemilu. Nah masihkah kita mau menyerahkan hajat hidup kita kepada pilihan orang lain saja? Dalam arti kita tidak ikut ke tps sehingga pejabat yang terpilih nanti bukan pilihan kita?
Jika demikian apa yang akan terjadi? Jangan heran bila pejabat publik hasil pemilu itu gak kenal dengan kebutuhan kita. Gak mendengar rintihan hidup kita. Bahkan teriakan kita pun tidak mengusik mereka. Mereka tenggelam dalam kemewahan hidup. Mengapa? Karena mereka bukan pilihan kita.
Dalam satu safari Ramadhan kemarin ini saya mendengarkan keluhan petani yang disampaikan langsung kepada tim Ramadhan yang datang. Keluhannya, bahwa pupuk subsidi yang mereka beli ternyata kualitasnya rendah dan tidak maksimal meningkatkan hasil pertanian. Itu pun sering langka dan susah didapat. Sedangkan pupuk non subsidi harganya tidak terjangkau.
Saudaraku, siapa yang dapat mengatasi kelangkaan pupuk? Bahkan meningkatkan kualitasnya? Tidak lain adalah pejabat yang terpilih melalui pemilu. Perwakilan rakyat sejatinya akan bekerja untuk mengatasi keluhan-keluhan rakyat semisal di atas. Hanya wakil rakyat yang boleh memaksa pemerintah melakukan suatu tindakan untuk kepentingan rakyat bila si pemerintah belum atau tidak melakukannya. Semua itu akan diwujudkan oleh perwakilan rakyat dengan tiga fungsi yang telah kita bahas sebelum ini; legislating, budgeting, dan controling.
Masihkah kita tidak akan datang ke tps dengan kata lain menyerahkan pilihan kepada orang lain saja? Lalu kita menderita lagi karena ulah pilihan orang lain itu?
Masihkah kita tidak akan menjatuhkan pilihan dengan hati-hati agar pilihan kita nanti bekerja benar-benar untuk memikirkan kesejahteraan kita, mencarikan solusi atas kesulitan hidup kita? Dalam arti kita ke tps hanya menunjukkan kehadiran, tapi asal saja dalam memilih?
Cukup, akhiri yang begini sampai di sini. 2024 nanti, kita datang semuanya ke tps. Kita tentukan pilihan kita dengan hati-hati, dengan pertimbangan yang benar. Bukan karena rayuan sesaat. Dengan demikian hasil pemilu 2024 kita akan berbeda dengan hasil pemilu-pemilu sebelumnya.
Percayalah, kesejahteraan apalagi kemakmuran kita nanti tergantung di tangan kita sendiri. Ia akan datang hanya apabila kita menjemputnya. Maka jangan tunggu lagi, mari songsong dan raih kesejahteraan dan kemakmuran kita. Melalui pilihan yang tepat dalam pemilu, semua kita wujudkan. (***)
No comments:
Post a Comment