MWawasan, Pasaman (SUMBAR)~ "Selamat kepada Bpk Bupati Pasaman atas Naiak Gadang Sako Kari Ibrahim sebagai Penghulu Syarak Nagari Tanjung Beringin, Suluh Bendang Syarak Basa Sembilan Lubuk Sikaping." Ungkap Sabar AS Wakil Bupati Pasaman saat menghadiri Naiak Gadang Sako Kari Ibrahim Bapak H. Benny Utama, S.H.,MM Bupati Pasaman, Sabtu (22/7/2023).
Alhamdulillah prosesi Naiak Gala berjalan dengan lancar, dukungan segenap elemen juga terlihat dengan jelas. Semoga gelar sako yang diemban pak Bupati menjadi amal jariyah disisi Allah. Urai Sabar AS.
Saya "Angkat topi" kepada Bapak Benny Utama Bupati Pasaman yang telah bersedia menerima Sako Kari Ibrahim ini. Karena gala sako yang diemban adalah bentuk keikhlasannya mengabdikan diri kepada kaumnya. "Saya salut, gala Sako ini akan diemban seumur hidup. Artinya bang Benny telah dan akan mengabdikan diri sepanjang hidupnya untuk kaum kerabatnya," ungkap Sabar AS.
Sabar AS menjelaskan bahwa disamping suluh bendang syarak Tanjung Beringin beliau sudah membuktikan suluh bendang syarak di kabupaten Pasaman. Sudah sama-sama kita lihat kebijakan beliau sebagai Bupati Pasaman seperti Pasaman berimtaq serta Pasaman berbudaya danlainya. "Bagi saya suluh bendang syaraknya tidak Tanjung Beringin Saja, Melainkan Pasaman, tegas SabarAS.
Disisi lain, Sabar AS juga memberikan apresiasi atas proses dan pelaksanaan naiak Gadang Gala Kari Ibrahim ini. Saya membaca dari status facebook mamanda Edy Utama, luar biasa pembejaraan budaya dan adat istiadat yang diangkat dan dilestarikan.
Yang saya baca dari statusnya bung Edy Utama bahwa sebelum proses naiak gadang gala ada beberapa proses penyempurnaan Naik Gadang Gala Sako Kari Ibrahim ini, dari Kaum (suku) Mais, Kampuang Sumua, sejumlah niniak mamak dari Lubuak Sikaping, melakukan napak tilas ke kampung asal (leluhur) Desa Muara Mais, Koto Nopan, Mandailing. Di Desa Muara Mais (Muaro Maih), menemui keluarga Mangaraja Borayun yang menjadi asal-usul kaum Kari Ibrahim. Selain bercerita ttg sejarah asal-usul, utusan juga membaca ranji keturunan Mangaraja Borayun, termasuk yang diutus ke Lubuk Sikaping sebagai Panglima Tuanku Imam Bonjol. Utusan yang bernama Rajo Barayun inilah nenek moyang kaum (suku) Maih di Lubuk Sikaping.
Dari paparan Edy Utama di fbnya di Muara Mais, juga melakukan takziah ke Pandam Pakuburan Mangaraja Borayun, yang mirip dengan Pandam Pakuburan Kaum Kari Ibrahim di Nagari Tanjung Beringin. Di kedua tempat ini ada kuburan panjang (besar), yang kami yakini sebagai kuburan Rajo Barayun. Selain melihat kuburan panjang, di pandam pakuburan Mangaraja Borayun, kami juga melakukan ziarah kubur ke makam almarhum Hamdan Lubis bin Sutan Mulia, yang letaknya berdampingan dengan kuburan besar Mangaraja Borayun. Hamdan Lubis bin Sutan Mulia, adalah pemangku gelar Mangaraja Borayun yang terakhir.
Wafat tahun 2014, dan sekarang kaumnya sedang menunggu “kelahiran” Mangaraja Borayun berikutnya. Kondisi yang sama juga terdapat di pandam kuburan kaum Kari Ibrahim di Tanjung Beringin. Pandam kuburan yang bernama Jiraik Tinggi, juga ada sebuah kuburan panjang, dan tidak jauh dr situ, dimakamkan pula kakek kami, almarhum Haji Said yang bergelar Kari Ibrahim. Dari catatan sejarah yg kami warisi, Haji Said (unyang H. Benny Utama), naik gadang (diasami) pada tahun 1926, dengan menyembelih kerbau dan “baralek” selama tujuh hari tujuh malam. Insya Allah, tanggal 22 Juli 2023 mendatang, H. Benny Utama akan diasami (naik gadang) untuk mengukuhkan gelar sako Kari Ibrahim yang telah disandangnya, yang diterima H. Benny Utama dr ND. Kari Ibrahim pada saat “tanah tasirah” tahun 2013. Jadi sudah hampir 100 tahun (97 tahun) sudah tidak laksanakan. Naik Gadang Gala Sako Kari Ibraim atas nama H. Benny Utama.
#Abdi/Men
No comments:
Post a Comment