Breaking

Monday, December 4, 2023

Dharmasraya Pernah Menjadi Ibukota dan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu

Dharmasraya Pernah Menjadi Ibukota dan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu

Oleh: Gito Saputra

Sumatera Barat tidak hanya memiliki keindahan alam dan kuliner yang khas, tetapi juga mempunyai sejarah dan budaya yang kaya. Salah satunya di Kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, Kabupaten Dharmasraya. Wilayah ini memiliki kisah peradaban yang panjang. Kawasan ini dahulunya pernah menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu Dharmasraya.

Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya banyak situs-situs purbakala peninggalan Kerajaan Melayu Dharmasraya yang pernah berjaya pada abad ke-13 di wilayah sepanjang Sungai Batanghari.

1. Candi Padang Roco
Situs Candi Padang Roco berada di daerah aliran Sungai Batanghari, tepatnya di Jorong Sungai Langsat (Sei Langsek), Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya.

Dilansir dari website resmi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, lokasi candi ini terletak di sebuah pulau yang dipisahkan oleh Sungai Dareh. Hal ini membuat akses ke lokasi candi cukup sulit karena transportasi yang tersedia hanya mengandalkan rakit.

Wilayah Dharmasraya dahulu pernah menjadi pusat pemerintahan dan ibu kota Kerajaan Malayu pada tahun 1286 sampai dengan tahun 1347 M.

Keberadaan Candi Padang Roco merupakan salah satu bukti bahwa pada dahulunya wilayah ini pernah dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Candi Padang Roco merupakan candi yang bernafaskan agama Buddha.

Kompleks Candi Padang Roco terbuat dari susunan bata dan terdiri dari empat buah candi. Tiga di antara candi-candi tersebut telah selesai digali dan dipugar, yakni Candi Padangroco I yang merupakan candi induk, Candi Padangroco II dan Candi Padangroco III. Sedangkan, Candi Padangroco IV yang berada di sudut belakang Candi Padangroco II masih berupa reruntuhan bata.

Pada bagian barat daya candi terdapat sebuah kolam, yang diperkirakan dahulunya merupakan tempat mencuci kaki sebelum masuk ke candi. Selain itu, ditemukan juga parit di sekeliling Candi Padang Roco.

Menurut website resmi Kemdikbud, candi ini sudah masuk daftar Cagar Budaya dengan nomor inventaris 01/BCB-TB/A/18/2007. Sehingga, untuk detikers yang tertarik berkunjung ke Candi Padang Roco, tidak dipungut biaya masuk.

2. Candi Pulau Sawah
Kompleks Candi Pulau Sawah terletak di sisi utara daerah aliran Sungai Batanghari, tepatnya di Jorong Siguntur. Kawasan ini memiliki luas mencapai 15 ha dan dikelilingi oleh perkebunan karet rakyat.

Di situs percandian ini ditemukan 11 munggu (struktur bangunan) yang berupa sisa reruntuhan bangunan candi. Namun dari sebelas munggu tersebut baru tiga munggu yang telah diteliti. Dua di antara peninggalan sisa candi tersebut sudah dipugar, yaitu Candi Pulau Sawah I dan Candi Pulau sawah II.

Di area kompleks Candi Pulau Sawah ini ditemukan pula peninggalan arkeologi lainnya, di antaranya beberapa fragmen arca batu dan juga fragmen hiasan terakota.

Dikutip dari jurnal Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Candi Pulau Sawah sejauh ini telah dilakukan pelengkapan terhadap beberapa fasilitas wisata meliputi pengadaan gazebo, toilet pelebaran akses jalan masuk ke objek wisata Candi Pulau Sawah, pentas kesenian, pragola, broad walk dan kios cendra mata.

Bahkan di kawasan Candi Pulau Sawah sendiri pernah dilaksanakan event Pamalayu, Dan juga kegiatan memperingati hari jadi Kabupaten Dharmasraya.

Candi-candi merupakan saksi bisu dari kejayaan dan kebudayaan Kerajaan Melayu Dharmasraya yang menjadi bagian dalam sejarah Nusantara. (*)

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas