Breaking

Monday, January 29, 2024

Penyuluh Agama KUA Kuranji Rutin Kaji Kitab Kuning


MWawasan, Padang (SUMBAR)~ Para penyuluh dan penghulu yang berasal dari KUA Kuranji selalu berkumpul untuk mengkaji/ mempelajari kitab- kitab standar berbahasa Arab.

Kitab- kitab standar itu biasa dikenal dengan " Kitab Kuning" dikarenakan warnanya kuning dari percetakannya, namun bisa jadi kuning karena lamanya usia buku tersebut sehingga warnanya jadi kuning.

Sebagian orang menyebutnya" Kitab Gundul" karena huruf- huruf Arabnya plontos atau botak, alias tak ada barisnya sama sekali.

Bila ingin pandai bagaimana cara membacanya dengan baik dan benar, maka haruslah belajar kepada kyai atau ustad yang sudah menguasai ilmu Nahwu dan Sharaf.

Tanpa menguasai dua ilmu tersebut jangan berharap bisa membaca " Kitab Gundul", ujar Ustad Al Adiyat yang selalu membimbing para penyuluh Agama Islam Kuranji kota Padang dalam membaca kitab Gundul tersebut. 

Tamatan MAN PK ( Madrasyah Aliyah Negeri  Program Khusus )  Padang Panjang ini yakin bahwa bila rajin mendalami kitab kuning maka wawasan keagamaannya makin luas, karena kelak dapat membaca berbagai kitab- kitab karya ulama besar yang ditulis dengan bahasa Arab. Baik kitab dari Timur Tengah maupun Ulama - ulama dari Nusantara.

Menurut Suherdi, salah seorang peserta kajian kitab kuning, mereka rutin belajar setiap Senin malam. Materi yang dipelajari terkadang ilmu Nahwu dan Sharaf itu sendiri.

 Tapi sejak beberapa kali pertemuan belakangan sudah mulai mengkaji ilmu Fiqh " Mu'inul Mubin "  dan nantinya tentu akan dipelajari kitab-kitab ( buku-buku ) standar berbahasa Arab lainnya.

Bagi siapapun yang ingin mendalami kitab- kitab standar itu,namun belum paham ilmunya maka boleh bergabung, kata Ustad yang sering tampil pada acara Rohani Islam  di TVRI Padang ini.

Tempat belajarnya memang sering berpindah- pindah, terkadang di Mesjid Wustha Lapau Manggis Kelurahan Gunung Sarik dan waktu berikutnya dirumah salah seorang peserta kajian kitab kuning, ujar Penyuluh KUA Kuranji ini 

Peserta lainnya,Jasrizal yang merupakan penghulu Nikah KUA Lubuk Begalung mengatakan, bahwa para ustad, guru- guru Agama Islam dan yang berkecimpung dalam penyiaran ajaran Islam, sebaiknya dapat kembali belajar kitab standar tersebut.

Jas, yang juga pengurus Mesjid ini mengatakan disamping belajar kitab pada pertemuan jtu juga sering membahas tentang langkah- langkah kedepan dalam pembinaan ummat.
 
Ustad Al Adiyat yang menjadi pembimbing membaca kitab kuning tersebut, baru- baru ini menjuarai lomba baca kitab kuning antar guru- guru PAI sebkota Padang dalam rangka HUT HAB ( Hari Amal Bakti ) ke 78 Kemenag.

Guru Agama Islam pada SMP.28 Kota Padang ini selalu bersemangat membimbing para peserta tanpa mengharap pamrih sedikitpun. Bahkan dia rela naik motor ke Bukittinggi untuk membeli kitab-kitab yang diperlukan peserta untuk belajar.

Sebagian orang mengira bahwa kitab Gundul sama dengan Arab Melayu. Kalau Arab Melayu memang tidak punya baris, namun kalau dibaca maka bahasanya Melayu dan huruf- hurufnya tak semua bahasa Arab, karena ada sebagian sisipan dari huruf Melayu, ujar Zulfahmi yang pernah belajar di Pesantren Syekh Jamil Jaho, Padang Panjang.

#*Hidjul Abdi/Buya

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas