MWawasan, Dumai (RIAU)~ Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Dumai Dr Syaiful, M,K,M kepada wartawan pada (3/06/2024) mengatakan. "Upaya memberantas penyebaran Demam berdarah (DBD) Aedes aegypti di Kota Dumai terus di lakukan oleh Dinkes seperti dilakukan pengasapan atau fogging di lingkungan warga, untuk itu di himbau kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, jangan sampai ada peningkatan kasus karena demam berdarah (DBD)".
Dalam hal ini diminta kepada warga masyarakat untuk menerapkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus yaitu menguras, menutup dan memanfaatkan.
"Menguras artinya membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampungan air lemari es dan lain lainnya", ujar Syaiful.
Mendengar kasus DBD acap kali terjangkit di berbagai kawasan di Dumai, yang di sebabkan nyamuk Aedes aegypti yaitu jenis nyamuk kosmopolitan yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning, Bancroft's filariasis, chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika, dari 100 kasus bisa 1 atau 2 orang bisa meninggal karena obat nya belum ada dan vaksinnya belum ada.
Untuk itu di harapkan kepada semua masyarakat agar waspada dan di himbau kepada masyarakat bagaimana harus tetap menjaga kebersihan lingkungan yaitu cara yang paling ampuh mencegah DBD adalah dengan terus aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk", terang Syaiful lagi.
Ia mencontohkan kepada negara negara maju seperti negara Malaysia dan Singapura, negara tersebut punya aturan, kalau ada genangan air ada jentik nyamuk di temukan oleh petugas, maka keluarga mereka kena denda, itu kalau di luar negeri, sedangkan kita di sini manalah orang cuek cuek saja kurang kepedulian menjaga kebersihan lingkungan,
"Artinya jangan ada sarang nyamuk atau perkembangan nyamuk Aedes aegyti, itu yang utama sekali", ujar Syaiful lagi.
Siapapun bisa kena terjangkit DBD tidak memandang usia, kalau udah kena jangkit bisa di transfusi darah, karena tidak ada obatnya, kalau ada kasus DBD di temukan, pihak Dinas Kesehatan hanya bisa berupaya melakukan pengasapan (fogging) yang bisa di lakukan Dinkes, karena itu juga tidak efektif, kami pun melakukan fogging tersebut bukan membasmi nyamuk itu sifatnya sementara, karena tidak bisa di selesaikan dengan penyemprotan asap, usai pengasapan (fogging) besok nya nyamuk datang lagi, yang lebih efektif itu masyarakat bersama RT harus rutin melakukan gotong royong membersihkan lingkungan sekitarnya, "himbau Syaiful.
Selain itu juga, untuk mengantisipasi perkembangan biakan jentik nyamuk DBD aedes aegypti, Dinas kesehatan melalui puskesmas sudah ada mempersiapkan Abate / obat air anti jentik nyamuk silahkan minta Abate ke Puskesmas terdekat", jelas Syaiful.
#Muhardi.F
No comments:
Post a Comment