Berkeringat dan Berwisata di BOM Run 2025
Oleh: Miko Kamal
(Penikmat Lari dan Wakil Rektor III UISB)
Blue Ocean Minang Run 2025 (BOM Run 2025) segera digelar. Tanggal 20 April 2025. Banyak peserta yang mendaftar. Kabarnya, sekitar 2.200 orang akan berlari di sepanjang Pantai Padang yang indah.
Kegiatan lari terbesar di Sumatera Barat tahun 2025 ini menggelar 3 kategori untuk para peserta: 5K, 10K dan 21K plus 21K Master. Tidak hanya orang Padang yang ikut, peserta juga datang dari segenap penjuru daerah di Indonesia, diantaranya dari Makasar, Banjarmasin, Jakarta, Bandung, Surabaya dan beberapa daerah lainnya.
Menurut data yang dirilis panitia, lebih dari seperempat peserta datang dari luar Provinsi Sumatera Barat. Sisanya dari daerah luar kota Padang di dalam Provinsi Sumatera Barat dan tentu dari kota Padang sendiri.
Perkiraan saya, sekitar 1.500 orang luar kota Padang (dari dalam dan luar Porvinsi Sumatera Barat) akan memenuhi Kota. Mereka sudah ada di Padang sehari sebelum kegiatan (19/4/2025) dan pulang sehari setelahnya (21/4/2025). Lebih kurang mereka menghabiskan waktu 3 hari di Padang.
Kegiatan ini mesti didukung penuh semua piahk. Orang datang bukan sekadar mengeluarkan keringat buruk saja. Mereka juga meninggalkan uang. Dampak ekonominya akan besar.
Hitungan sederhanya begini: sehemat-hematnya, peserta yang 1.500 orang itu diperkirakan akan menghabiskah uang sebanyak Rp. 2.000.000 (2 juta rupaih) per-orang selama 3 hari untuk penginapan, transportasi, makan dan minum, sewa kendaraan dan keperluan-keperluan lainnya.
Dengan demikian, orang Padang akan mendapatkan tambahan uang beredar sebesar Rp. 3.000.000.000 (3 miliar) dalam 3 hari. Bisa jadi lebih. Agak berdarah jugalah nadi para pelaku bisnis di Kota Padang yang beberapa waktu terakhir terasa agak sendat alirannya.
Semua kita harus membantu menyukseskan kegiatan yang diinisiasi dan digelar oleh pengurus Ikatan Alumni SMA 3 (Ikasmantri) Padang. Terlebih Pemerintah Kota Padang dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Kebijakan-kebijakan cerdas mesti ditempuh oleh Pemerintah. Insentif untuk para tamu mesti diberikan. Misalnya, selama 3 hari (mulai hari Sabtu 19/4 sampai Senin 21/4/2025) bus Transpadang memberikan layanan gratis. Semua area parkir dibebaskan dari segala pungutan. Destinasi wisata berbayar yang dikelola Pemerintah juga bisa digratiskan. Banyak lagi ide-ide cerdas yang bisa diterapkan.
Soal kebersihan sudah pasti. Pemerintah harus menjamin kebersihan kota. Ini bisa jadi momentum kita untuk keluar dari julukan "mantan kota terbersih se-Indonesia".
Tentang keramah-tamahan juga begitu. Pemerintah mesti menyerukan semua warganya mempertontonkan praktik "lunak gigi dari pada lidah" dalam menyambut para tamu.
Satu lagi, soal harga makanan dan minuman. Pemerintah mesti menginstruksikan semua pemilik dan pengelola kedai kopi, rumah makanan dan restoran untuk mempraktikkan konsep transaksi syariah. Daftar menu beserta harganya harus dibuat dan disediakan. Jangan seperti yang sudah-sudah: wisatawan terpekik-pekik ketika membayar makanan dan minuman mereka.
Pihak swasta juga bisa berkreasi memeriahkan kegiatan besar ini. Para pemilik toko dapat membuat spanduk dan/atau banner ucapan selamat datang kepada para pelari dan rombongannya. Tidak hanya itu, potongan harga khusus setiap makanan dan minuman di kedai dan/atau restoran masing-masing bisa diberikan.
Ketua Umum Ikasmantri Padang Rahyussalim beserta segenap pengurus yang merencanakan dan mengadakan kegiatan ini mesti diapresiasi tinggi. Juga ketua Pelaksana Yuliandre Darwis dan krunya yang sudah bertungkus lumus mempersiapkan setiap detail kegiatan ini.
Acara Ikasmantri Padang yang satu ini bukan untuk kelompok mereka saja. Ikasmantri Padang dengan BOM Run 2025 hadir untuk mempromosikan pariwisata dan menggerakkan ekonomi Padang dan Sumatera Barat yang sedang lesu darah.
Selamat datang pelari BOM Run 2025. Berkeringat dan berwisatalah di Kota Padang. Insya Allah saya juga akan menyempil mengeluarkan keringat di antara sekitar 2.199 pelari lainnya.
#Miko Kamal
No comments:
Post a Comment